A. Pengertian Musnad dan Musnad
Ilaih
Pada pembahasan sebelumnya disebutkan bahwa susunan kalimat
berbahasa Arab dibagi menjadi dua, yaitu Khabar dan Insya’. Masing-masing dari kedua susunan kalimat ini terbentuk dari jumlah ismiyyah
(terdiri dari mubtada’ dan khabar) dan jumlah fi’liyyah (terdiri dari fi‘il dan fa‘il). Dalam Ilmu
Balagah kedua unsur pembentuk susunan kalimat tersebut dinamakan Musnad (المسند) dan
Musnad Ilaih.
|
Musnad dan Musnad Ilaih |
Contoh:
مُحَمَّدٌ قَائِمٌ
قَامَ مُحَمَّدٌ
Dalam kedua kalimat di atas, kata (مُحَمَّدٌ) merupakan tempat disandarkannya perbuatan
berdiri atau disebut musnad ilaih. Sedangkan kata (قَائِمٌ) dan (قَامَ) merupakan perbuatan yang disandarkan kepada
Muhammad atau disebut Musnad. Jadi dalam jumlah ismiyyah, mubtada’ merupakan
musnad ilaih dan khabar merupakan musnad. Adapun dalam jumlah fi’liyyah, fi’il
merupakan musnad dan fa’il merupakan musnad ilaih.
Musnad dalam ilmu balaghah dinamakan juga mahkūm bih
atau mukhbar bih. musnad ilaih dinamakan juga mahkūm 'alaih atau mukhbar 'anhu.
B. Bentuk Musnad dan Musnad
Ilaih
Bentuk Musnad
Musnad terletak di tempat-tempat berikut:
1. Fi’il
قَامَ مُحَمَّدٌ
2. Khabar mubtada’
أَحْمَدُ طَالِبٌ
3. Isim fi’il
آمِيْن
4. Khabar kana
كَانَ أَحْمَدُ طَالِبًا
5. Khabar inna
إِنَّ أَحْمَدَ طَالِبٌ
6. Mashdar pengganti fi’il amar
وَبِاْلوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
Bentuk Musnad Ilaih
Musnad ilaih terletak di tempat-tempat berikut:
1. Fa’il
قَامَ مُحَمَّدٌ
2. Naibul fa’il
خُلِقَ الْإِنْسَانُ ضَعِيْفًا
3. Mubtada’
أَحْمَدُ طَالِبٌ
4. Isim kana
كَانَ أَحْمَدُ طَالِبًا
5. Isim inna
إِنَّ أَحْمَدَ طَالِبٌ
C. Ketentuan Posisi Musnad dan Musnad Ilaih
Dalam kaidah bahasa Arab penyebutan dan penulisan musnad
ilaih terletak di awal (di depan) kalimat karena ia berkedudukan sebagai subyek
atau pokok kalimat yang membutuhkan penjelasan kata-kata yang terletak
setelahnya. Tetapi itu tidak bersifat wajib (harus)
karena pada hal-hal tertentu musnad ilaih boleh diakhirkan penyebutannya.
Ada beberapa tempat bahwa musnad ilaih wajib disebutkan di awal, di
antaranya:
1. Bersegera menyampaikan
perasaan gembira.
Contohnya:
العَفْوُ صَدَرَ بِهِ
اْلأَمْرُ
Pemberian maaf adalah hasil dari perkara itu.
Contoh lain:
نَجَاُحُكَ فِي اْلاِمْتِحَانِ
فِيْ أَوَّلِ قَائِمَةِ النَّاجِحِيْنَ
Kelulusanmu dalam ujian berada pada daftar pertama orang-orang yang
lulus.
Musnad ilaih pada kalimat ini adalah (العَفْوُ) dan (نَجَاُحُكَ) harus didahulukan penyebutannya (letaknya) agar perasaan suka cita yang
disampaikan pembicara cepat sampai kepada audien.
2. Bersegera menyampaikan
perasaan duka cita.
Contoh:
اَلسِّجْنُ حَكَمَ بِهِ
القَاضِي
Penjara adalah hukuman yang diputuskan oleh hakim.
Musnad Ilaih pada kalimat ini adalah (اَلسِّجْنُ) wajib didahulukan agar perasaan duka
cita yang disampaikan pembicara cepat sampai kepada audien.
3. Meminta keberkahan
Contoh:
اِسْمُ اللهِ
اِسْتَعَنْتُ بِهِ
Dengan menyebut nama Allah, saya memohon pertolongan.
4. At-Takhshīsh
(pengkhususan)
Contoh:
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإيَّاكَ
نَسْتَعِيْنُ
”Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan Hanya kepada Engkaulah kami
meminta pertolongan.” (QS. al-Fātihah: 5)
Contoh lain:
مَا أَنَا قُلْتُ
Saya tidak pernah mengatakan.
5. Nash (teks) yang berfungsi:
• Untuk menyebut keumuman penafian (peniadaan).
Yang pertama mendahulukan huruf yang berfungsi menyebut keumuman
yaitu (كُلُّ) baru kemudian
huruf nafy (meniadakan) yaitu (لَمْ). contohnya:
كُلُّ ذلِكَ لَمْ يَكُنْ
maksudnya sama dengan
لَمْ يَقَعْ هَذَا وَلَا
ذَاكَ
Semua itu tidak pernah terjadi
• Untuk menyebut penafian (peniadaan) keumuman.
Mendahulukan huruf nafy (peniadaan) baru kemudian huruf yang berfungsi
untuk menyebut keumuman. Contohnya:
لَمْ يَكُنْ كُلُّ ذَلِكَ
maksudnya sama dengan
لَمْ يَقَعِ الْمَجْمُوْعُ
Tidak semuanya pernah terjadi.
======
Maaf,
ReplyDeleteGambar grafik-nya bahwa, musnad (mubtada' dan fa'il) dan musnad ilaih (khabar dan fi'il) itu apa tdk keliru?
Enggeh mohon penjelasan grafik ma penjelasan bertolak belakang 🤲🤲🤲🙏🙏🙏
ReplyDeleteini yang mana yang bener.....
ReplyDeleteGrafiknya yang salah,, secara sederhana bila dalam jumlah fi'liyah musnad ilaih adalah subjek (tempat bersandarnya musnad),, sedangkan musnad adalah pekerjaannya (yang disandarkan pada subjek)
ReplyDeleteGrafiknya yang salah secara sederhana bila dalam jumlah fi'liyah pengertian musnad ilaih adalah failnya atau subjeknya (tempat bersandarnya musnad) sedangkan pengertian musnad adalah fiiknya atau pekerjaannya (yang disandarkan pada musnad)
ReplyDeleteMengapa musnad ilaih termasuk alamat isim yang paling penting? Mohon penjelasannya...
ReplyDeleteloh loh loh.... grafik sama penjelesan anda tentang musnad dan musnad ilaih berbeda
ReplyDeletegrafiknya keliru
ReplyDelete