Fi’il mudhari’ asalnya beri’rab
rafa’ dan bisa menjadi manshub dan majzum apabila ada amil sebelumnya. Amil
yang masuk ke fi’il mudhari’ ada dua, yaitu amil nawashib dan amil jawazim.
Pada artikel ini akan dibahas tentang amil nawashib lengkap dengan contohnya.
Amil nawashib adalah amil yang
masuk ke fi’il mudhari' dan menjadikannya manshub. Amil nawashib ada 10.
1. أنْ
Huruf (أنْ) disebut dengan mashdariyah dan berfungsi
untuk mengtakwil mashdar. Contoh:
وَأَنْ تَصُوْمُوْا خَيْرٌ لَّكُمْ – أُرِيْدُ أَنْ أَرْجِعَ إِلَى الْبَيْتِ
Artinya: Berpuasa itu lebih baik
bagimu. Aku ingin pulang ke rumah.
Bisa ditakwil jadi:
وَصَوْمُكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ – أُرِيْدُ رُجُوْعًا إِلَى الْبَيْتِ
2. لَنْ
Artinya: tidak akan dan berfungsi
untuk menafikan makna mustaqbal. Contoh:
لَنْ يَنْجَحَ الْكَسْلاَنُ
Artinya: Tidak akan sukses orang
yang malas.
3. إِذَنْ
(diletakkan pada sesuatu yang
sebelumnya ada pernyataan atau jawaban atas suatu pertanyaan).
Contoh:
أُرِيْدُ أَنْ أَزُوْرَكَ إِذَنْ أكْرِمَكَ
Artinya: aku ingin mengunjungimu
dengan demikian aku akan memulyakanmu.
4. كَيْ
Artinya supaya atau agar yang
berfungsi untuk menunjukkan tujuan dan maksud dari kalimat sebelumnya. Contoh:
أَجْتَهِدُ فِي التَّعَلُّمِ كَيْ أَنْجَحَ
Artinya: aku sungguh-sungguh dalam
belajar supaya sukses.
5. لامْ كَيْ
Artinya sama dengan (كَيْ)
yaitu supaya atau agar. Contoh:
اِجْتَهِدْ فِي التَّعَلُّمِ لِتَنْجَحَ
Artinya: bersungguh-sungguhlah
dalam belajar supaya kamu sukses.
6. لامْ جُهُوْد
Lam yang terletak
setelah (كَانَ) atau (يَكُوْنُ) yang sebelumnya ada huruf nafi. Contoh:
وَمَا كَانَ اللهُ لِيُعَذ ِّبَهُمْ وَأنتَ فِيْهِمْ
لمْ يَكُنِ اللهُ لِيَغفِرَ لهُمْ
Artinya: dan Allah sekali-kali
tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada diantara mereka. (Al-Anfal: 33).
Maka sekali-kali Allah tidak akan memberi ampunan kepada mereka. (An-Nisa’:
137)
7. حَتـَّى
Artinya sehingga atau sampai.
Contoh:
لاَ تَتَكَلَّمُوْا حَتَّى تَنْتَهِيَ الْخُطْبَةُ
Artinya:
janganlah mengobrol hingga beres khutbah.
8. jawab dengan fa’ (ف)
Syarat fa’ menashabkan fi’il
mudhari’ ada dua:
a. Fa’ sababiyah yakni kalimat
setelah fa’ jadi akibat kaimat sebelumnya.
b. Fa’nya jadi jawab dari nafi’
atau thalab.
Contoh:
لَا تَكُوْنُ كَسْلَانَ فَتَنْجَحَ
Artinya: Kamu tidak malas maka kamu
akan sukses.
رَبِّ وَفِّقْنِيْ فأعْمَلَ صَالِحًا
Artinya: Ya Tuhanku berikanlah aku
taufik maka aku akan beramal shalih.
9. jawab dengan wawu (و)
Syaratnya sama dengan jawab dengan
fa’ serta harus bermakna (مَعَ).
Contoh:
لَا تَأْكُلْ وَتَقُوْمَ
Artinya: Janganlah maka sembari
berdiri.
10. jawab dengan (أَوْ)
Syaratnya harus bermakna (إِلَى)
atau (إِلَّا). Contoh:
لَأَسْتَسْهِلَنَّ الصَّعْبَ أَوْ أُدْرِكَ الْمُنَى * فمَا انْقَادَتِ الْعَمَلُ
إلاَّ لِصَابِرٍ
Artinya: sungguh aku akan
mengganggap mudah yang susah sampai aku menemukan tujuan. Tidak akan hasil
maksud kecuali karena sabar.
لَأَقْتُلَنَّ الكَافِرَ أوْ يُسْلِمَ
Artinya: Sungguh aku
akan membunuh orang kafir kecuali dia menyerah.
Pusing tau,gimn sihh kk? pake kotak"geh nyusunnya biar rapih dah enak nulisnya gak acak"kan
ReplyDeleteDi laptop bukanya
DeleteLumayan lah dibantu!
ReplyDeleteSaaangat membantu
ReplyDeleteTerimakasih banyak
Maakasih kaka, alhamdulillah baca sekali lngsng faham;)
ReplyDeleteCara mengetahui kalau lafad او itu bermakna الاّ dan الى bagaimana?
ReplyDeleteIzin membantu...
Deleteاو makna الا atay الى jika masuk ke fi'il mudhore dan amalnya menasabkan
🙏🏻🙏🏻