Bacaan Isymam dan Penyebabnya.
Salah satu bacaan gharib atau musykilat dalam Al-Qur'an adalah isymam. Dalam postingan kali ini saya akan memaparkan isymam mulai dari pengertian, contoh, penyebab dan juga isymam dari berbagi qiraat selain qiraah Imam 'Ashim.
Isymam secara bahasa
artinya menggabungkan, memadukan atau mencampurkan. Adapun menurut istilah
adalah:
ضَمُّ الشَّفَتَيْنِ بُعَيْدَ الْإِسْكَانِ إِشَارَةً بِالضَّمِّ
بِغَيْرِ صَوْتٍ وَبِغَيْرِ تَنَفُّسٍ
Artinya: menghimpun
dua bibir untuk mengiringi huruf yang sukun sebagai isyarat dhammah dengan
tanpa suara dan nafas.
Dalam qira’ah
riwayat Hafsh, Isymam hanya terdapat pada kata (لَا تَأْمَنَّا) pada surat
Yusuf ayat 11:
قَالُوا يَا أَبَانَا مَا لَكَ لَا تَأْمَنَّا عَلَى يُوْسُفَ
وَإِنَّا لَهُ لَنَاصِحُوْنَ
Apabila kita membaca
ayat ini dan sampai pada kata (لَا تَأْمَنَّا), maka di
tengah-tengah dengung nun bertasydid bibir kita dihimpun/dimoncongkan
seakan-akan melafalkan dhammah.
Penyebab
diberlakukan isymam karena kata (لَا تَأْمَنَّا) berasal dari
(لَا
تَأْمَنُنَا) dengan dua nun. Dalam rasm utsmani ternyata kata ini hanya
ditulis dengan satu nun yang bertasydid. Untuk itu, cara membaca kata ini
dengan memadukan keduanya, yakni bunyinya seperti di tulisan rasm utsmani tapi
bibirnya seperti melafalkan (لَا تَأْمَنُنَا).
Alasan lainnya
adalah agar tidak ada kesalahfahaman. Ditakutkan ada anggapan bahwa (لَا) pada ayat tersebut adalah
“nahi” yang fungsinya untuk melarang dan artinya “jangan”. apabila dianggap
sebagai nahi maka nun yang pertama harus disukunkan dan menjadi (لَا تَأْمَنْنَا) dan
diidghamkan menjadi (لَا تَأْمَنَّا). Kata pada ayat tersebut berfungsi sebagai “nafi” yang
fungsinya untuk memberikan arti “tidak”. Sehingga terjemah surat Yusuf ayat 11
adalah:
“Mereka berkata:
“Wahai ayah Kami, apa sebabnya kamu tidak mempercayai Kami terhadap Yusuf,
Padahal Sesungguhnya Kami adalah orang-orang yang mengingini kebaikan baginya”.
Adapun dalam qira’ah
Imam Ibnu Amir riwayat As-Susy, kata (لَا تَأْمَنَّا) diberlakukan
idgham kabir, yaitu bertemunya dua huruf yang sama dan sama-sama hidup lalu
melebur menjadi satu huruf yang bertasydid.
Menurut pendapat
lain, isymam adalah membaca harakat dhammah kata yang diwaqaf tanpa ada suara
dengan menghimpun dua bibir setelah disukunkan, seperti (نَسْتَعِيْنُ).
Dalam bacaan Imam Ibn Amir riwayat Hisyam juga mengisymamkan kata seperti (قِيْلَ)
karena asalnya (قُوِلَ)
dengan mencampur dhammah dan kasrah dalam satu huruf, demikian juga Imam Hamzah
membaca isymam kata (الصِّرَاطَ)
dengan memadukan bunyi antara (ص)
dan (ز).
Itulah sedikit
penjelasan tentang isymam dalam Al-Quran. Semoga menambah khazanah ilmu kita.
Pengunjung yang baik
meninggalkan jejak di kolom komentar. hehehe
Syukran ya...
ReplyDeleteTerima kasih
ReplyDeleteMantap!!
ReplyDeleteTerima kasih
Alhmdulillah banyak mnfaat
ReplyDeleteAlhmdulillah banyak mnfaat
ReplyDeleteTerima kasih. Betulkah hukum muncungkan mulut utk huruf nun dan mim yg bertanda dommah atau dommatain yg diwaqafkan adalah sunat?
ReplyDeleteitu namanya waqaf roum.
DeleteSemua juga sunnah.
assalamualaikum Ustaz..terima kasih..mohon izin copy nota2nya untuk bahan pembelajaran saya semoga Allah memberikan keberkahan pada ilmunya dan memjadi pemberat timbanagn pahala buat ustaz aamiin3 ya Rabb
DeleteSyukron. Apakah hukum membacanya wajib atau sunnah?
ReplyDeleteTrimakasih ustadz
ReplyDeleteMaasyaa Alloh, syukron Ustadz
ReplyDeleteLafadz latak mannaa itu isim apa fi'il?
ReplyDeleteJazakallaahukhoir ilmunya
ReplyDeleteJazakallah
ReplyDeleteBagus. Terimakasih
ReplyDeleteSyukron
ReplyDelete