Home · Tajwid · Sharaf · Nahwu · Balaghah · Do'a · Daftar Isi

Khutbah Jum'at tentang Maulid Nabi Muhammad SAW

Contoh khutbah jum'at tentang begitu besarnya cinta Nabi Muhammad SAW kepada ummatnya. Khutbah ini bisa digunakan dalam suasana maulid Nabi Muhammad atau tentang sirah nabawiyyah. Semoga bermanfaat!

Kaligrafi Muhammad

Assalamu ‘Alaykum

الْحَمْدَ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا . أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلٰهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه . اَللّٰهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمّدٍ وَعَلَى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن. فَيَا عِبَادَاللهُ اُوصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَاالله . اِتَّقُواللهَ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْن . أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ . يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا

Hadirin jamaah jum’at rahikumullah!

Kalau ditanya siapakah orang yang paling mencintai kita? Maka jawaban yang tepat bukanlah orang tua, anak, istri, keluarga, teman, atau pun tetangga. Orang yang paling mencitai kita adalah Nabi Muhammad saw. Begitu besar cinta dan pengorbanan Rasulullah untuk ummatnya. Mari kita renungkan bagaimana Rasulullah begitu cinta kepada kita semua!

Di penghujung usia beliau, Beliau jatuh sakit sampai tidak bisa mengimami shalat jamaah di masjid. Hingga pada suatu hari datanglah malaikat maut bertamu ke rumah beliau untuk mengambil ruh Rasulullah yang mulia. Kedatangan tamu itu sebenarnya ditolak putri tercinta Sayyidah Fatimah Az-Zahra radhiyallahu ‘anha, tetapi setelah Rasulullah Saw menjelaskan bahwa yang datang adalah malaikat maut, akhirnya Fatimah merasakan gelisah dan hatinya sangat sedih. Kemudian dia mempersilakan masuk.

Malaikat maut datang menghampiri, Rasulullah menanyakan kenapa Malaikat Jibril tidak ikut serta. Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. Ketika Jibril datang ke hadapan Rasulullah , beliau berkata: “Ya Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?” tanya Rasululllah dengan suara yang lemah.

“Pintu-pintu langit telah terbuka, para Malaikat telah menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu,” kata Jibril. Tapi itu ternyata jawaban itu tidak membuatkan Rasulullah lega, mata beliau masih penuh kecemasan.

“Apakah Engkau tidak senang mendengar kabar ini?” tanya Jibril lagi.

“Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?” ucap Rasulullah .

“Jangan khawatir wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: ‘Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya,” kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya malaikat maut menjalankan tugasnya. Perlahan ruh Rasulullah Saw ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah Saw bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. “Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini.” ucap beliau.

Perlahan Rasulullah Saw mengaduh, putri tercinta Fatimah pun hanya bisa terpejam, sementara Sayyidina Ali radhiallahu ‘anhu yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan wajahnya. “Jijikkah engkau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?” ujar Rasulullah pada malaikat pengantar wahyu itu.

“Siapakah yang sanggup melihat kekasih Allah direnggut ajal,” kata Jibril . Sesaat kemudian terdengar Rasulullah mengaduh karena sakit yang tidak tertahankan lagi.

“Ya Rabb, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku,” ucap Nabi.

“Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibir beliau bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali mendekatkan telinganya. “Ushikum bissholaati, wamaa malakat aimaanukum (peliharalah salat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu),” ucap Nabi dengan suara yang amat lirih.

Di luar, pintu tangis mulai terdengar bersahutan, para sahabat saling berpelukan. Sayyidah Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah, “Ummatii, ummatii, ummatiii!”.

Itulah sepenggal kisah ketika sakaratul maut yang dialami oleh Rasulullah SAW.

Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk membalas cintanya Rasulullah SAW?

Mencintai Nabi Muhammad : Melakukan sunah-sunah Rasul

Umat muslim sudah seharusnya melakukan sunah-sunah yang diajarkan Rasulullah sebagai bukti cinta kepadanya. Itu pula yang harus dilakukan jika umat muslim percaya bahwa Rasulullah merupakan nabi akhir zaman. Adapun sunah-sunah Rasul yang bisa dilakukan secara rutin adalah salat sunah rawatib, sedekah, berzikir, berpuasa, salat malam, membaca Alquran dan lainya.

Allah SWT berfirman di surat Al-Hasyr ayat 7:

وَمَا ءَاتَىٰكُمُ ٱلرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَىٰكُمْ عَنْهُ فَٱنتَهُوا

"Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah."

Mencintai Nabi Muhammad : Perbanyak shalawat

Selanjutnya perbanyak shalawat untuk Baginda Nabi Muhammad secara rutin. Pasalnya, kelak di akhirat nanti, shalawat tersebut akan mendatangkan manfaat.

“Apabila salah satu di antara kamu (manusia) membaca sholawat, sebaiknya diawali dengan mengagungkan nama Allah ta’ala dan memujinya, setelah itu barulah membaca sholawat kepada nabi, setelah itu barulah dapat berdoa sesuai doa yang dinginkan.” (HR.Ahmad, Abu dawud dan tirmidzi)

Rasulullah SAW juga berkata:

مَنْ صَلَّى عَلَىَّ وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرًا

“Barangsiapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.” [HR. Muslim].

Mencintai Nabi Muhammad : Menjadikan Rasulullah sebagai teladan

Rasulullah diutus oleh Allah sebagai suri tauladan yang paling baik dalam berbagai aspek, baik mengenai akhlaknya, ibadahnya atau pun amalan lainnya. Rasulullah menjadi contoh bagi ummat manusia baik sebagai seorang pemuda, seorang suami, seorang ayah, seorang pemimpin, seorang panglima perang, seorang sahabat, dll. Karena itu umat islam wajib meneladani Rasulullah supaya dapat meraih cintanya.

Mencintai Nabi Muhammad : Mencintai keluarga, sahabat, dan umat muslim

Sebagai seorang pemimpin besar, Rasulullah sangat mencintai keluarga, sahabat, dan tentunya umatnya. Maka sebagai pengikut, setiap muslim pun harus meniru cara Rasullullah memperlakukan orang-orang yang dicintainya. Selain keluarga dan saudara muslim, umat muslim pun dianjurkan untuk mencintai para Ahlul Bait. Mereka adalah keturunan suci Rasulullah yang memiliki ikatan nasab, keturunan Fathimah sampai hari kiamat.

Mencintai Nabi Muhammad : Mempelajari shirah nabawiyah

Umat muslim harus mengetahui sejarah, latar belakang Rasulullah hingga perjuangannya di dalam mempertahankan Islam. Hal-hal seperti ini bisa dipelajari dengan membaca shirah nabawiyah. Shirah Nabawiyah sendiri merupakan rekaman atau rincian seluruh kehidupan Nabi Muhammad , dari masa kecil, tentang keluarga, perjuangan pada zaman jahiliah, hingga pengorbanan untuk umatnya. Dengan mempelajari ini, maka akan lebih mudah mengenal dan menerapkan semua hal baik yang pernah Rasulullah lakukan.

Sekian untuk khubah yang pertama.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ

KHUTBAH KEDUA

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَسْتًهْدِيْهِ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. َأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ؛

فَيَا مَعَاشِرَ الُمسْلِمِيْنَ، أُوْصِيْكُمْ وِإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمِيْن

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ.

رَبّنَا لاَتُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلََى اّلذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبّنَا وَلاَ تًحَمّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.

رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ.

وَالْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ. أَقِمُوا الصَّلاَةِ....

Artikel keren lainnya:

Materi PAI SMP: Shalat Gerhana, Shalat Istisqa, dan Shalat Jenazah

Ringkasan materi PAI SMP Bab "Ibadah dengan Disiplin dan Penuh Harap Kepada Allah Swt serta Peduli terhadap Sesama Melalui Salat Gerhana, Istisqa, dan Jenazah". Materi yang disajikan beradasarkan kurikulum terbaru. Semoga bermanfaat.

A. Shalat Gerhana

Shalat gerhana matahari dinamakan shalat kusuf dan shalat gerhana bulan dinamakan shalat khusuf. Kedua shalat ini hukumnya sunah muakkad. Waktu melaksanakan shalat gerhana dimulai saat timbul gerhana sampai matahari dan bulan ke bentuk semula.

Shalat Berjamaah

Shalat gerhana dilakukan sebanyak 2 rakaat dan dilanjutkan khutbah dua kali. Di setiap rakaat membaca Al-Fatihah 2 kali dan ruku’ 2 kali.

1. Niat

Niat shalat gerhana matahari:

اُصَلِّى سُنَّةً لِكُسُوْفِ الشَّمْسِ رَكْعَتَيْنِ (اِمَامًا|مَأْمُوْمًا) للهِ تَعَالَى

Niat shalat gerhana bulan:

اُصَلِّى سُنَّةً لِخُسُوْفِ الْقَمَرِ رَكْعَتَيْنِ (اِمَامًا|مَأْمُوْمًا) للهِ تَعَالَى

2. Takbiratul ihram

3. Membaca surat al-Fatihah

4. Membaca ayat atau surat al-Qur’an

5. Ruku’

6. Berdiri dari rukuk dilanjutkan membaca surah al-Fatihah, dilanjutkan membaca ayat/surah dalam al-Qur’an

7. Rukuk kedua

8. I’tidal

9. Sujud dua kali

10. Berdiri untuk rakaat kedua dengan tatacara yang sama pada rakaat pertama.

11. Diakhiri dengan salam

12. Setelah salat selesai, disunnahkan adanya seorang khatib yang membaca khutbah terkait gerhana.

 

B. Shalat Istisqa

Shalat istisqa adalah shalat yang dikerjakan untuk meminta hujan. Waktu pelaksanaan shalat istisqa pada saat adanya kekeringan dan kekurangan air pada musim kemarau yang panjang. Empat hari sebelum mengerjakan shalat istisqa, hendaklah masyarakat berpuasa sunah 4 hari. Pada hari ke 4 (masih berpuasa), masyarkat kumpul di tanah lapang dan melaksanakan shalat istisqa.

Krisis Air

1. Niat

اُصَلِّى سُنَّةً الْاِسْتِسْقَاءِ رَكْعَتَيْنِ (اِمَامًا|مَأْمُوْمًا) للهِ تَعَالَى

2. Shalat istisqa sama seperti shalat ‘id, yakni sebelum Al-Fatihah melakukan takbir 7 kali di rakaat pertama dan takbir 5 kali di rakaat kedua. Di antara takbir membaca tasbih:

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

3. Sisanya sama seperti shalat biasa.

4. Setelah shalat istisqa dilanjutkan dengan khutbah dua kali.

Khutbah salat Istiska di sunahkan dimulai dengan bacaan istighfar, yakni sembilan kali pada khutbah pertama dan tujuh kali pada khutbah kedua. Khutbah dilanjutkan dengan puji-pujian kepada Allah, syahadat, sholawat, nasehat khususnya ajakan agar bertaubat, kemudian berdoa meminta hujan diturunkan.

 

C. Shalat Jenazah

Menshalati adalah salah satu kewajiban kifayah. Shalat jenazah merupakan rangkaian kewajiban muslim terhadap jenazah muslim selain memandikan jenazah, mengafani, dan menguburnya. Shalat jenazah dilakukan sebanyak 4 kali takbir dan tanpa ruku’, i’tidal, sujud, dan tasyahud seperti pada shalat umumnya.

Shalat Jenazah

1. Niat

a. Niat shalat jenazah laki-laki:

اُصَلِّى عَلَى هَذِا الْمَيِّتِ اَرْبَعَ تَكْبِرَاتٍ فَرْضَ الْكِفَايَةِ (اِمَامًا|مَأْمُوْمًا) للهِ تَعَالَى

“Saya niat salat atas jenazah ini empat kali takbir fardu kifayah, sebagai (imam/makmum) karena Allah Ta’ala.”

b. Niat shalat jenazah perempuan:

 اُصَلِّى عَلَى هَذِهِ الْمَيِّتَةِ اَرْبَعَ تَكْبِرَاتٍ فَرْضَ الْكِفَايَةِ (اِمَامًا|مَأْمُوْمًا) للهِ تَعَالَى

“Saya niat shalat atas jenazah ini empat kali takbir fardu kifayah, sebagai (imam/makmum) karena Allah Ta’ala.”

2. Takbiratul Ihram

3. Membaca surat Al-Fatihah

4. Takbir kedua

5. Membaca shalawat

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.

6. Takbir ketiga

7. Membaca do’a untuk jenazah

Untuk jenazah laki-laki:

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ

Untuk jenazah perempuan:

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهَا وَارْحَمْهَا وَعَافِهَا وَاعْفُ عَنْهَا

8. Takbir keempat

9. Membaca do’a

Untuk jenazah laki-laki:

اللهُمّ لَا تَحرِمْنَا أَجْرَهُ ولاتَفْتِنَا بَعدَهُ وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ

Untuk jenazah perempuan:

اللهُمّ لَا تَحرِمْنَا أَجْرَهَا ولاتَفْتِنَا بَعدَهَا وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهَا

10. Salam

Salam sambil menengok ke sebelah kanan dan kiri.

D. Hikmah Adanya Shalat Gerhana, Shalat Istisqa, dan Shalat Jenazah

1. Shalat Gerhana

▪ Meyakini kemahakuasaan Allah SWT.

▪ Meyakini bahwa setiap fenomena alam yang terjadi adalah karena kehendak Allah SWT.

▪ Mengakui bahwa manusia adalah makhluk yang lemah.

2. Shalat Istisqa

▪ Memohon dan meminta hanya kepada Allah SWT.

▪ Merupakan realisasi pembuktian iman kepada Allah SWT melalui do’a.

▪ Memperbanyak zikir dan istighfar atas segala dosa.

▪ Bersabar dan tidak mudah berputus asa.

3. Shalat Jenazah

▪ Menumbuhkan kepedulian terhadap sesama.

▪ Mengingatkan bahwa semua makhluk akan menemui ajal.

▪ Memperbanyak amal kebaikan sebagai bekal di akhirat.

Artikel keren lainnya:

Kumpulan Do'a Agar Terhindar Dari Rasa Malas

Kemalasan adalah kurangnya motivasi untuk melakukan aktivitas atau pengerahan tenaga meskipun memiliki kemampuan untuk bertindak atau mengerahkan diri. Sifat malas haruslah kita hindari karena sifat ini merupakan sifat buruk yang dapat menghambat seseorang dalam menggapai cita-citanya.

Doa Anti Malas

Tentunya kita tidak mau menjadi pemalas, apalagi malas dalam beribadah. Dalam Islam, kita diajarkan agar banyak berdo'a agar dijauhkan dari sifat malas karena sejatinya kemalasan merupakan salah satu godaan Setan.

Do’a terhindar dari rasa malas #1

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الهَمِّ وَالْحَزَنِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الْدَيْنِ وَقَهْرِ الْرِّجَالِ .

Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari lilitan utang dan kesewenang-wenangan manusia."

Do’a terhindar dari kemalasan #2

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَرَمِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْبُخْل

Artinya: “Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari rasa malas, dan aku berlindung kepada-Mu dari sikap pengecut, dan aku aku berlindung kepada-Mu dari pikun, dan aku berlindung kepada-Mu dari sifat pelit.”

Do’a mohon diajuhkan dari rasa malas #3

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْهَرَمِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ

Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, rasa malas, rasa takut, kejelekan di waktu tua, dan sifat kikir. Dan aku juga berlindung kepada-Mu dari siksa kubur serta bencana kehidupan dan kematian).”

Do’a mohon diajuhkan dari rasa malas #4

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الكَسَلِ وَالهَرَمِ، وَالْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْقَبْرِ، وَعَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ النَّارِ وَعَذَابِ النَّارِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْغِنَى، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْفَقْرِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ

Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari kemalasan dan usia jompo, perbuatan dosa dan hutang, fitnah kubur dan azab kubur, fitnah neraka dan azab neraka, keburukan fitnah kekayaan, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kemiskinan dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah Masih Dajjal.”

Do’a menghilangkan rasa malas #5

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الهَمِّ وَالْحَزَنِ، وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَالْبُخْلِ وَالْجُبْنِ، وضَلَعِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ

Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung, sedih, kelemahan, kemalasan, kikir, pengecut, lilitan utang, dan kesewenang-wenangan manusia."

Do’a menghilangkan dari rasa malas #6

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَالْهَرَمِ وَسُوْءِ الْكِبَرِ وَفِتْنَةِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الْقَبْرِ

Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari rasa malas, pikun, keburukan masa tua, fitnah dunia, dan siksa kubur.

Do’a terhindar dari rasa malas #7

Membaca surat Al-Falaq dan surat An-Nas

Artikel keren lainnya:

An-Nabr dalam Tajwid

Pengertian An-Nabr

An-Nabr secara bahasa adalah al-hamzu artinya dorongan, atau ash-shiyah artinya jeritan. sedangkan menurut istilah An-Nabr adalah menekan huruf tertentu dari sebuah kata, yakni meninggikan suara sedikit ketika mengucapkan sebuah huruf al-Quran.

Nabr

Dalam al-Quran Nabr berlaku pada 5 tempat:

1. Waqaf pada huruf bertasydid

Ketika pada kata yang huruf terakhirnya bertasydid, maka ada nabr di ujung kata yang diwaqafkan.

الْحَيُّ – مُسْتَقَرٌّ – الْمَسِّ - فَطَلٌّ

Ketentuan poin 1 dikecualikan pada:

a. Mim dan nun bertasydid

Mim dan nun bertasydid yang berada di akhir kata dan dibaca waqaf tetap dihukumi ghunnah.

جَانٌّ - فِى الْيَمِّ - مِنْهُنَّ

b. Huruf Qalqalah

Huruf qalqalah bertasydid yang dibaca waqaf tetap dibaca qalqalah.

وَتَبَّ - الْحَقُّ  - وَالْحَجِّ

Pengecualian dari huruf qalqalah bertasydid apabila sebelumnya huruf mad.

يُشَاقِّ - مَنْ حَادَّ

Pada kedua contoh di atas tetap dibaca dengan nabr.

2. Waqaf pada hamzah yang didahului huruf mad atau lin

Ketentuannya adalah hamzah yang diwaqafkan tidak berharakat fathatain.

الْسَمَاءُ – سُوْءُ - شَيْءٍ

3. Wawu dan Ya’ bertasydid

الْقُوَّةَ – تَوَّابًا – ِإِيَّاكَ - حُيِّيْتُمْ

4. Pindah dari huruf mad ke huruf awal yang bertasydid

Ini berlaku ketika membaca kata yang ada hukum mad lazim mutsaqal kilmi. Mad ini dibaca 6 harakat dan selanjutnya ditekan suara ketika akan menyambung dengan huruf yang bertasydid.

الصَّاخَّةُ - الْحَاقَّةُ - وَلَا الضَّالِّيْنَ

5. Alif tatsniyah bertemu lam ta’rif

Ketika alif tatsniyyah bertemu lam ta’rif maka gugurlah madnya. Untuk memberikan kesan bahwa ada huruf mad yang telah gugur, maka di sana dibaca dengan nabr.

Hanya ada 3 dalam al-Quran:

a. Surat Al-A’raf: 22

ذَاقَا الشَّجَرَةَ

b. Surat Yusuf: 25

وَاسْتَبَقَا البَابَ

c. Surat An-Naml: 15

وَقَالَا الْحَمْدُ لِلَّهِ

Adapun pada surat al-A’raf: 189

دَعَوَا اللهَ رَبّهُمَا

karena dibelakangnya ada kalimat (رَبَّهُمَا) dengan dhamir yang menunjukkan bahwa pelaku yang berdoa adalah dua orang, jadi tidak perlu melakukan An-Nabr.

**********

Diambil dari:

- Hilyatu al-Tilawah (Rihab Muhammad Mufid Syaqiqi)

- Tajwid al-Mushawwar (Aiman Rusydi Suwaid)

- https://www.mazameer.com/vb/threads/166342/

 

Artikel keren lainnya:

Do'a Simpel yang Bisa Dibaca Setelah Tasyahud dan Sebelum Salam

Berikut berbagai redaksi do’a yang diajarkan oleh Rasulullah SAW yang bisa dibaca setelah tasyahud dan sebelum salam. Do’a-do’a yang dipilih adalah do’a yang pendek sehingga mudah untuk dihafal dan diamalkan.

Kaligrafi Tasyahud

Ingat bahwa do’a sebelum salam di bawah ini sifatnya tambahan dan bukan merupakan rukun shalat. Artinya dibaca atau tidak tidaklah memengaruhi kesahan shalat.

Do’a Sesudah Tasyahud Sebelum Salam kesatu

اللهُمَّ حَاسِبْنِي حِسَابًا يَسِيرًا

Latin: “Allahumma hasibni hisabay yasira.”

Artinya: “Ya Allah, hisablah (lakukan perhitungan) pada diriku dengan perhitungan (hisab) yang mudah”. (HR. Ibnu Khuzaimah dalam shohihnya no 849, dan Ibnu Hibban dalam shohihnya no. 7372, berkata Al-A’zhomy sanadnya hasan)

Do’a Sesudah Tasyahud Sebelum Salam Kedua

 

اَللَّهُمَّ أَعِنِّيْ عَلَى ذِكْرِكَ، وَشُكْرِكَ، وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

Latin: ”Allaahumma a’innii ‘alaa dzikrika, wa syukrika, wa husni ‘ibaadatik.”

Artinya: “Ya Allah, tolonglah aku untuk berzikir kepada-Mu, bersyukur kepada-Mu, serta beribadah dengan baik kepada-Mu.” (HR. Abu Dawud 2/86 dan An-Nasai 3/53. Al-Albani menshahihkannya dalam Shahih Abi Dawud, 1/284).

Do’a Sesudah Tasyahud Sebelum Salam Ketiga

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا عَمِلْتُ، وَمِنْ شَرِّ مَا لَمْ أَعْمَلْ بَعْدُ

Latin: “Allahumma inni a’udzu bika min syarri ma amiltu wa min syarri ma lam a’mal ba’du.”

Artinya: “Ya Allah sesungguhnya aku mohon perlindungan kepada-Mu dari kejahatan yang pernah aku perbuat dan dari kejahatan yang belum aku perbuat”. (HR. Al-Nasa’i No. 1301, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)

Do’a Sesudah Tasyahud Sebelum Salam Keempat

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَما أَخَّرْتُ، وَما أَسْرَرْتُ وَما أَعْلَنْتُ، وَما أَسْرَفْتُ، وَما أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي، أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ

Latin: “Allamughfirli ma qaddamtu wa ma akh-khart, wa ma asrartu wa ma a’lantu, wa ma asraftu, wa ma anta a’lamu bihi minni, antal muqaddimu wa antal muakhkhiru, la ilaha illa anta.”

Artinya: “Ya Allah, ampunilah aku akan (dosaku) yang aku lewatkan dan yang aku akhirkan, apa yang aku rahasiakan dan yang kutampakkan, yang aku lakukan secara berlebihan, serta apa yang Engkau lebih mengetahui dari pada aku, Engkau yang mendahulukan dan mengakhirkan, tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Engkau. (HR. Muslim 1/534)

Do’a Sesudah Tasyahud Sebelum Salam Kelima

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ

Latin: “Allahumma inni audzubika min adzabil-qabri, wa min adzabi jahannama,  wa min fitnatil mahya wal-mamati, wa min syarri fitnatil masiihid Dajali.”

Artinya: “Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, siksa neraka Jahanam, fitnah kehidupan dan setelah mati, serta dari kejahatan fitnah Almasih Dajjal.” (HR. Al-Bukhori dan Muslim)

Do’a Sesudah Tasyahud Sebelum Salam Keenam

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ ظَلَمْتُ نَفْسِيْ ظُلْمًا كَثِيْرًا، وَلاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ، فَاغْفِرْ لِيْ مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ، وَارْحَمْنِيْ، إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Latin: “Allaahumma innii zholamtu nafsii zhulman katsiiron, wa laa yaghfirudz-dzunuuba illaa anta, faghfir lii maghfirotan min ‘indika, warhamnii, innaka antal ghofuurur-rohiim.”

Artinya: “Ya Allah, sungguh aku telah menzalimi diriku dengan kezaliman yang banyak, dan tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau. Maka ampunilah aku dengan suatu pengampunan dari sisi-Mu, dan rahmatilah aku. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

*********

Do’a lainnya

Do’a setelah tasyahud dan sebelum salam bag 1

Do’a setelah tasyahud dan sebelum salam bag 2

Do’a setelah tasyahud dan sebelum salam bag 3

Artikel keren lainnya: