Salah satu
waktu yang mustajab do’a adalah di penghujung shalat. Berikut berbagai redaksi
do’a yang diajarkan oleh Rasulullah SAW yang bisa dibaca setelah tasyahud dan
sebelum salam. Do’a-do’a di bawah ini sifatnya tambahan dan bukan merupakan rukun
shalat. Artinya dibaca atau tidak tidaklah memengaruhi kesahan shalat.
|
Kaligrafi Tahiyat |
Do’a
Setelah Tasyahud Akhir Sebelum Salam #1
اَللَّهُمَّ
إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ
فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ
Latin: “Allahumma inni audzubika min adzabil-qabri, wa min adzabi
jahannama, wa min fitnatil mahya
wal-mamati, wa min syarri fitnatil masiihid Dajali.”
Artinya: “Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa
kubur, siksa neraka Jahanam, fitnah kehidupan dan setelah mati, serta dari
kejahatan fitnah Almasih Dajjal.” (HR. Al-Bukhari 2/102 dan Muslim 1/412.
Lafazh hadis ini dalam riwayat Muslim).
Do’a
Setelah Tasyahud Akhir Sebelum Salam #2
أَللَّهُمَّ
إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ، وَمِنْ
فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ
Latin: “Allaahumma inni a uudzubika min adzaabil qabri wa min
adzaabinnaari jahannama wa min fitnatil mahyaa wal mamati wa min fitnatil
masiihid dajjaal.”
Artinya: "Ya Allah aku berlindung hanya kepada-Mu dari siksaan
neraka Jahannam, dari adzab kubur, dari bencana kehidupan dan kematian, dan
dari keburukan fitnah Dajjal." (HR. Al Bukhari).
Do’a
Setelah Tasyahud Akhir Sebelum Salam #3
اَللَّهُمَّ
إِنِّيْ ظَلَمْتُ نَفْسِيْ ظُلْمًا كَثِيْرًا، وَلاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ
أَنْتَ، فَاغْفِرْ لِيْ مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ، وَارْحَمْنِيْ، إِنَّكَ أَنْتَ
الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Latin: “Allaahumma innii zholamtu nafsii zhulman katsiiron, wa laa
yaghfirudz-dzunuuba illaa anta, faghfir lii maghfirotan min ‘indika, warhamnii,
innaka antal ghofuurur-rohiim.”
Artinya: “Ya Allah, sungguh aku telah menzalimi diriku dengan kezaliman
yang banyak, dan tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau. Maka
ampunilah aku dengan suatu pengampunan dari sisi-Mu, dan rahmatilah aku.
Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (HR. Al-Bukhari)
Do’a
Setelah Tasyahud Akhir Sebelum Salam #4
اللَّهُمَّ
إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَنَّ لَكَ الْحَمْدُ، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ الْمَنَّانُ،
بَدِيعُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ، يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ، يَا حَيُّ
يَا قَيُّومُ
Latin: “Allahumma! Inni as'aluka bianna lakal-hamd. La ilaha illa
Antal mannan, badi’us samawati wal ardh, ya dzal jalali wal ikram, ya hayyu ya
qayyum.”
Artinya: “Ya
Allah, aku meminta pada-Mu karena segala puji hanya untuk-Mu, tidak ada
sesembahan yang berhak disembah kecuali Engkau, Yang Banyak Memberi Karunia,
Yang Menciptakan langit dan bumi, Wahai Allah yang Maha Mulia dan Penuh
Kemuliaan, Yang Maha Hidup dan Tidak Bergantung pada Makhluk-Nya”. (Sunan
Abu Dawud No. 1495, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dan Al-Arnauth)
Do’a
Setelah Tasyahud Akhir Sebelum Salam #5
اَللَّهُمَّ
بِعِلْمِكَ الْغَيْبَ وَقُدْرَتِكَ عَلَى الْخَلْقِ أَحْيِنِيْ مَا عَلِمْتَ
الْحَيَاةَ خَيْرًا لِيْ، وَتَوَفَّنِيْ إِذَا عَلِمْتَ الْوَفَاةَ خَيْرًا لِيْ،
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ خَشْيَتَكَ فِي الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ،
وَأَسْأَلُكَ كَلِمَةَ الْحَقِّ فِي الرِّضَا وَالْغَضَبِ، وَأَسْأَلُكَ الْقَصْدَ
فِي الْغِنَى وَالْفَقْرِ، وَأَسْأَلُكَ نَعِيْمًا لاَ يَنْفَدُ، وَأَسْأَلُكَ
قُرَّةَ عَيْنٍ لاَ يَنْقَطِعُ، وَأَسْأَلُكَ الرِّضَا بَعْدَ الْقَضَاءِ،
وَأَسْأَلُكَ بَرْدَ الْعَيْشِ بَعْدَ الْمَوْتِ، وَأَسْأَلُكَ لَذَّةَ النَّظَرِ
إِلَى وَجْهِكَ وَالشَّوْقَ إِلَى لِقَائِكَ فِيْ غَيْرِ ضَرَّاءَ مُضِرَّةٍ وَلاَ
فِتْنَةٍ مُضِلَّةٍ، اَللَّهُمَّ زَيِّنَّا بِزِيْنَةِ اْلإِيْمَانِ وَاجْعَلْنَا
هُدَاةً مُهْتَدِيْنَ
Latin: “Allaahumma bi’ilmikal ghoiba wa qudrotika ‘alal kholqi
ahyinii maa ‘alimtal hayaata khoiron lii, wa tawaffanii idzaa ‘alimtal wafaata
khoiron lii, allaahumma innii as-aluka khosy-yataka fil ghoibi wasy-syahaadati,
wa as-aluka kalimatal haqqi fir-ridhoo wal ghodhobi, wa as-alukal qoshda fil
ghinaa wal faqri, wa as-aluka na’iimaan laa yanfadu, wa as-aluka qurrota ‘ainin
laa yanqothi’, wa as-alukar-ridhoo ba’dal qodhoo-i, wa as-aluka bardal ‘aisy
ba’dal mauti, wa as-aluka ladz-dzatan-nazhori ilaa wajhika wasy-syauqo ilaa
liqoo-ika fii ghoiri dhorroo-a mudhirratin wa laa fitnatin mudhillatin,
allaahumma zayyannaa biziinatil iimaani waj’alnaa hudaatan muhtadiin.”
Artinya: “Ya Allah, dengan ilmu-Mu atas yang gaib dan dengan kemahakuasaan-Mu
atas seluruh makhluk, perpanjanglah hidupku, bila Engkau mengetahui bahwa
kehidupan selanjutnya lebih baik bagiku. Dan matikan aku dengan segera, bila
Engkau mengetahui, bahwa kematian lebih baik bagiku. Ya Allah, sesungguhnya aku
mohon kepada-Mu agar aku takut kepada-Mu dalam keadaan sembunyi (sepi) atau
ramai. Aku mohon kepada-Mu, agar dapat berpegang dengan kalimat hak di waktu
rela atau marah. Aku minta kepada-Mu, agar aku bisa melaksanakan kesederhanaan
dalam keadaan kaya atau fakir, aku mohon kepada-Mu agar diberi nikmat yang
tidak habis, dan aku minta kepada-Mu, agar diberi penyejuk mata yang tak putus.
Aku mohon kepada-Mu agar aku dapat rela setelah qadha-Mu (turun pada
kehidupanku). Aku mohon kepada-Mu kehidupan yang menyenangkan setelah aku
meninggal dunia. Aku mohon kepada-Mu kenikmatan memandang wajah-Mu (di Surga),
rindu bertemu dengan-Mu tanpa penderitaan yang membahayakan dan fitnah yang
menyesatkan. Ya Allah, hiasilah kami dengan keimanan, dan jadikanlah kami
sebagai penunjuk jalan (lurus) yang memeroleh bimbingan dari-Mu.” (HR. An-Nasai
3/54-55 dan Ahmad 4/364. Dinyatakan oleh Al-Albani shahih dalam Shahih An-Nasai
1/281).
Do’a
Setelah Tasyahud Akhir Sebelum Salam #6
اللَّهُمَّ
بِعِلْمِكَ الْغَيْبَ، وَقُدْرَتِكَ عَلَى الْخَلْقِ، أَحْيِنِي مَا عَلِمْتَ
الْحَيَاةَ خَيْرًا لِي، وَتَوَفَّنِي إِذَا عَلِمْتَ الْوَفَاةَ خَيْرًا لِي،
اللَّهُمَّ وَأَسْأَلُكَ خَشْيَتَكَ فِي الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ، وَأَسْأَلُكَ
كَلِمَةَ الْحَقِّ فِي الرِّضَا وَالْغَضَبِ، وَأَسْأَلُكَ الْقَصْدَ فِي الْفَقْرِ
وَالْغِنَى، وَأَسْأَلُكَ نَعِيمًا لَا يَنْفَدُ , وَأَسْأَلُكَ قُرَّةَ عَيْنٍ
لَا تَنْقَطِعُ، وَأَسْأَلُكَ الرِّضَاءَ بَعْدَ الْقَضَاءِ، وَبَرْدَ الْعَيْشِ
بَعْدَ الْمَوْتِ، وَأَسْأَلُكَ لَذَّةَ النَّظَرِ إِلَى وَجْهِكَ، وَالشَّوْقَ
إِلَى لِقَائِكَ، فِي غَيْرِ ضَرَّاءَ مُضِرَّةٍ، وَلَا فِتْنَةٍ مُضِلَّةٍ،
اللَّهُمَّ زَيِّنَّا بِزِينَةِ الْإِيمَانِ، وَاجْعَلْنَا هُدَاةً مُهْتَدِينَ
Latin: “Allaahumma
bi’ilmikal ghoiba wa qudrotika ‘alal kholqi ahyinii maa ‘alimtal hayaata
khoiron lii, wa tawaffanii idzaa ‘alimtal wafaata khoiron lii, allaahumma innii
as-aluka khosy-yataka fil ghoibi wasy-syahaadati, wa as-aluka kalimatal haqqi
fir-ridhoo wal ghodhobi, wa as-alukal qoshda fil ghinaa wal faqri, wa as-aluka
na’iimaan laa yanfadu, wa as-aluka qurrota ‘ainin laa yanqothi’, wa
as-alukar-ridhoo ba’dal qodhoo-i, wa as-aluka bardal ‘aisy ba’dal mauti, wa
as-aluka ladz-dzatan-nazhori ilaa wajhika wasy-syauqo ilaa liqoo-ika fii ghoiri
dhorroo-a mudhirratin wa laa fitnatin mudhillatin, allaahumma zayyannaa
biziinatil iimaani waj’alnaa hudaatan muhtadiin.”
Artinya: “Ya
Allah, dengan ilmu-Mu atas yang gaib dan dengan kemahakuasaan-Mu atas seluruh
makhluk, perpanjanglah hidupku, bila Engkau mengetahui bahwa kehidupan
selanjutnya lebih baik bagiku. Dan matikan aku dengan segera, bila Engkau
mengetahui bahwa kematian lebih baik bagiku. Ya Allah, sesungguhnya aku mohon
kepada-Mu agar aku takut kepada-Mu dalam keadaan tersembunyi maupun
terang-terangan. Aku mohon kepada-Mu, agar dapat berpegang dengan kalimat yang
haq di waktu ridha atau marah. Aku minta kepada-Mu, agar aku bisa sederhana
dalam keadaan kaya atau fakir, aku mohon kepada-Mu agar diberi nikmat yang
tidak akan habis dan aku minta kepada-Mu agar diberi penyejuk mata yang tak
terputus. Aku mohon kepada-Mu, agar aku dapat ridha setelah qadha-Mu. Aku mohon
kepada-Mu, kehidupan yang menyenangkan setelah aku meninggal dunia. Aku mohon
kepada-Mu kenikmatan memandang wajah-Mu, rindu bertemu dengan-Mu tanpa
penderitaan yang membahayakan dan fitnah yang menyesatkan. Ya Allah, hiasilah
kami dengan keimanan dan jadikanlah kami sebagai penunjuk jalan yang memperoleh
bimbingan dari-Mu”. (HR. An-Nasai 3/54-55 dan Ahmad 4/364. Dinyatakan
oleh Al-bani shahih dalam Shahih An-Nasai 1/281.)
*********
Do’a lainnya
Do’a setelah tasyahud dan sebelum salam bag 1
Do’a setelah tasyahud dan sebelum salam bag 2
Do’a setelah tasyahud dan sebelum salam bag 3
Belum ada tanggapan untuk "Do'a-do'a Setelah Tasyahud dan Sebelum Salam"
Post a Comment