Cermah singkat
Kultum
Wahai saudara/iku yang mudah-mudahan senantiasa dilindungi dan dirahmati Allah di mana pun Anda berada.
|
Semangat! |
Allah Ta'ala berfirman,
قَالَتْ
يَٰلَيْتَنِى مِتُّ قَبْلَ هَٰذَا وَكُنتُ نَسْيًا مَّنسِيًّا
Maryam berkata, "Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti lagi dilupakan." (Maryam: 23).
Mari kita bayangkan; betapa berat kondisi Ibunda Maryam, wanita suci yang sangat menjaga kehormatannya itu diuji tentang iffahnya. Ia diuji dengan mengandung-melahirkan seorang anak padahal ia belum bersuami dan tak pernah disentuh oleh seorang pria.
Ujian ini membuat ia sedih. Bahkan kesedihan ini berlipat ganda, sedih karena sendirian tanpa kerabat, sedih karena kelaparan-kehausan dan sedih karena apa yang nanti akan dikatakan oleh orang-orang tentang dirinya.
Karena ujian inilah, wanita suci itu berandai jika ia mati saja sebelum ia diuji dengan ujian berat ini. Ia berangan-angan jika ia menjadi sesuatu yang tidak berarti lagi dilupakan.
Ikhwani/ti fillah Rahimakumullah
Kita mungkin saja pernah mengalami ujian tersulit dalam hidup kita, apapun bentuk ujiannya, bisnis yang gagal, panen yang porak poranda, rekan bisnis yang berkhianat, dan lain-lain.
Pada titik tertentu, kita mungkin memiliki pemikiran sebagaimana Ibunda Maryam. Andai mati saja sebelum diuji dengan ujian yang membuat kita putus asa itu.
Tapi, tahukah kita bahwa dibalik kesulitan pasti ada kemudahan, dan dibalik ujian pasti ada jalan keluar dan kabar gembira. Tetaplah berbaik sangka kepada Allah yang telah mengatur semua skenario dalam hidup kita.
Jangan pula bersedih meratapi musibah yang menimpa kita. Karena kita tidak tahu kebaikan apa yang tersembunyi dibalik musibah itu. Karena bisa jadi justru ia adalah karunia. Sebagaimana ibunda Maryam yang berduka lantaran ia tidak tahu bahwa ternyata anak yang dikandung-dilahirkannya kelak menjadi seorang Nabi dan Rasul.
Maka, kisah ini memberikan pelajaran berharga, yaitu "Ujian yang membuatmu putus asa hingga kamu berandai agar mati saja itu justru bisa menjadi sebab bagi kebahagiaan hidupmu yang sesungguhnya, dan menjadi momentum bagi keberhasilan hidupmu di masa yang akan datang."
Senantiasalah berbaik sangka kepada Allah, dan optimislah. Kita memiliki Allah yang menguasai perbendaharaan langit dan bumi.
Jangan merasa lemah dan janga pula bersedih. Kalianlah orang yang paling tinggi derajatnya jika kalian beriman.
Wallahu A'lam bush Shawwab.
Belum ada tanggapan untuk "Hikmah: Jangan Bersedih Jangan Pula Berputus Asa!"
Post a Comment