Home · Tajwid · Sharaf · Nahwu · Balaghah · Do'a · Daftar Isi

Kumpulan Gambar Motivasi Untuk Berdakwah

Dalam Islam, berdakwah menjadi tugas semua orang yang mengaku muslim. Ada sebuah hadis yang berbunyi sampaikanlah dariku satu ayat. Tujuan dari dakwah adalah untuk menyebarluaskan nilai-nilai agama Islam kepada seluruh makhluk. 
Berikut ini ada beberapa gambar yang mudah-mudahan dapat memotivasi kita untuk senantiasa berdakwah.

# dakwah bukan hanya ceramah
Dakwah juga bisa dilakukan dengan memperlihatkan diri kita berakhlak mulia baik di hadapan sesama muslim maupun non muslim.
#dakwah sama dengan investasi pahala
Apabila kita mendapati orang kita dakwahi melakukan kebaikan, maka kita juga mendapatkan pahalanya sebesar orang tersebut.
#dakwah itu menyeru kepada kebaikan
#dakwah di dunia maya
Anak muda sekarang lebih banyak berinteraksi di dunia maya. Jadikanlah akun sosmed kita menjadi sarana untuk berdakwah dan menyebarkan nilai-nilai Islam.
#dakwah memang banyak rintangannya
#hidup untuk dakwah
Salah satu tujuan hidup kita adalah berdakwah
#jangan tinggalkan dakwah
#dakwah itu bukti cinta
#berdakwah dan belajar
#tetaplah berdakwah
Itulah gambar-gambar tentang berdakwah. Semoga menjadi inspirasi dan motivasi kita untuk senantiasa berdakwah.

Artikel keren lainnya:

Pengertian Muqabalah dan Contohnya

Pengertian Muqabalah Dalam Balaghah | Contoh Uslub Muqabalah
Muqabalah (المقابلة) adalah mengungkapkan dua lafaz atau lebih lalu diiringi dua lafaz lain yang merupakan antonim (lawan kata) dari dua lafaz pertama dan disebutkan secara beriringan.
Dalam bahasa arab didefinisikan dengan:
أَنْ يُؤْتَى بِمَعْنَيَيْنِ أَوْ أَكْثَرَ، ثُمَّ يُؤْتَى بِمَا يُقَابَلُ ذَلِكَ عَلَى التَّرتِيْبِ
Perbedaan muqabalah dengan thibaq adalah apabila thibaq itu ada dua kata yang berantonim dalam satu kalimat, sedangkan muqabalah itu antonim antar kelompok kata yang biasanya terdiri dari dua kata atau lebih.
Muqabalah
>>> Baca selengkapnya: Thibaq
Contoh Muqabalah
Disebutkan dalam sya'ir Al-Buhturi:
فَإِذَا حَارَبُوْا أَذَلُّوْا عَزِيْزًا • وَإِذَا سَالَمُوْا أَعَزُّوْا ذَلِيْلاً
Artinya:
Jika berperang, mereka membuat orang-orang yang dulunya mulia menjadi hina dina. Jika berdamai mereka membuat orang-orang yang dulunya hina dina menjadi mulia.
Kata (حَارَبُوْا), (أَذَلُّوْا) dan (عَزِيْزًا) berlawanan maknanya dengan kata (سَالَمُوْا), (أَعَزُّوْا) dan (ذَلِيْلاً).
Contoh lain dalam ungkapan:
إِنَّكَ تَكْرَهُ الجِدَّ وَتُحِبُّ اللَّهْوَ
Artinya:
Engkau membenci kesungguhan dan mencintai senda gurau.
Kata (تَكْرَهُ) dan (الجِدَّ) berantonim dengan (تُحِبُّ) dan (اللَّهْو).
فَلْيَسْهَرُوْا كَثِيْرًا وَلْيَنَامُوْا قَلِيْلاً
artinya:
Hendaklah mereka sering terbangun (malam hari) dan sedikit tidur!”
Kata (يَسْهَرُوْا) dan (كَثِيْرًا) berantonim dengan (يَنَامُوْا) dan (قليلا).
Contoh Muqabalah Dalam Al-Qur’an:
يَأْمُرُهُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَاهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ
Artinya:
“(Allah) memerintahkan mereka agar berbuat baik dan melarang mereka untuk menjauhi kemungkaran, dan Allah menghalalkan kepada mereka (makan-makanan) yang baik dan mengharamkan kepada mereka (makan-makanan) yang buruk”. (QS. Al-A’raf: 157).
Dari ayat di atas, ada beberapa kata yang berlainan maknanya:
يَأْمُرُ يَنْهَى
الْمَعْرُوفِ – الْمُنْكَرِ
يُحِلُّ – يُحَرِّمُ
الطَّيِّبَاتِ - الْخَبَائِثَ
 إِنَّ الْأَبْرَارَ لَفِي نَعِيمٍ وَإِنَّ الْفُجَّارَ لَفِي جَحِيمٍ
Artinya:
Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam syurga yang penuh kenikmatan, dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka.” (QS. Al-Infithar: 13-14)
Kata (الْأَبْرَارَ) dan (نَعِيمٍ) makna nya bertentangan dengan (الْفُجَّارَ) dan (جَحِيمٍ).
يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ
“… Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu….” (QS. Al-Baqarah: 185)
Dari ayat di atas, ada beberapa kata yang berantonim, yaitu:
يُرِيدُ لَا يُرِيدُ
الْيُسْرَ – الْعُسْرَ
Sekian dan demikian penjelasan saya tentang uslub muqabalah dalam ilmu balaghah. Semoga bermanfaat!

Artikel keren lainnya:

Do’a Masuk dan Keluar Kamar Mandi (Toilet/WC)

Do’a Masuk Kamar Mandi | Do'a Keluar Dari Toilet
Kamar kakus merupakan salah satu sarang jin. Hal ini disampaikan dalam sebuah hadits:
"Ya Allah, Adam dan keturunannya Engkau beri tempat tinggal di bumi, maka berilah pula aku tempat tinggal," kata iblis. Allah SWT berfirman; "Tempat tinggalmu adalah WC” (HR. Bukhari).
Maka apabila kita hendak masuk ke kamar mandi kita harus berdo’a memohon perlindungan dari godaan jin.
Tanda Toilet
Apabila kita hendak buang hajat baik itu BAB ataupun BAK, kita memperhatikan adab-adabnya:
Masuk ke WC mendahulukan kaki kiri
• Tidak membawa ayat Al-Qur’an atau dzikir ke WC
• Tidak bernyanyi atau mengobrol di WC
• BAK dan BAB tidak berdiri
• Tidak berlama-lama di WC
• Istinja/cebok setelah buang hajat
• Keluar ke WC mendahulukan kaki kanan
Berikut do’a masuk ke WC
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ
Latin:
“Allahumma inni audzubika minal khubutsi wal khabaitsi”
Artinya:
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon perlindungan kepadamu dari syetan laki-laki dan syetan perempuan”
Berikut do’a keluar kamar mandi
غُفْرَانَكَ
Latin:
“Ghufranak”
Artinya:
“(Aku memohon) ampunanmu”
Atau bisa membaca do’a:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَذْهَبَ عَنِّي الْأَذَى وَعَافِنِيْ
Latin:
“Alhamdu lillahi ladzi adzhaba anni adza waafani”
Artinya:
“Segala puji milik Allah yang telah menghilangkan penyakit dariku dan menyehatkanku”
Dari do’a keluar WC, ada beberapa pelajaran yang dapat kita ambil. Hendaknya kita memohon ampunan Allah apabila kita keluar dari WC karena ditakutkan ada kesalahan dan kemaksiatan yang dilakukan di dalam WC. Selain itu, kita juga harus bersyukur atas nikmat kelancaran dalam hal membuang hajat. Kita meyakini bahwa Allahlah yang menghilangkan penyakit dan menyehatkan kita.
=============
Sumber do’a:
HR. Bukhari No. 142
HR. Muslim No. 375
HR. Ibnu Majah No. 300-301

Artikel keren lainnya:

Pengertian Mad Wajib Muttashil dan Contohnya

Mad wajib muttashil adalah huruf mad dan hamzah berada pada satu kata. Disebut mad wajib karena para ulama sepakat membaca panjang lebih dari dua harakat namun berbeda-beda ukurannya. Disebut muttashil yang artinya bersambung karena mad bertemu hamzah dalam satu kata. Ukuran panjangnya 4-5 harakat.
Yang dimaksud dengan huruf mad adalah apabila fathah diikuti alif, kasrah diikuti ya' sukun, dan dhammah diikuti wau sukun. Selain itu ada juga mad yang secara huruf tidak ada mad namun dalam pelafalannya ada mad dan biasanya ditandai dengan fathah berdiri, kasrah berdiri, dan dhammah terbalik.
Contoh mad wajib muttashil:

Contoh Mad Wajib
Salah satu dari aturan ketika membaca Al-Qur'an adalah adanya bacaan yang dibaca pendek dan panjang. Bacaan yang pendek yaitu bacaan yang cukup dengan satu ketukan. Sedangkan bacaan panjang harus dibaca minimal dua ketukan. Bacaan penjang disebut dengan mad dan salah satunya adalah mad wajib muttashil yang termasuk mad far’i.
Perlu pembaca ketahui bahwa mad wajib muttashil yang saya jelaskan pada artikel ini adalah berdasarkan qiraat riwayat hafsh dari thariqah asy-syathibiyah.
Dalam ilmu tajwid mad wajib muttashil didefinisikan:
أَنْ يَكُوْنَ الْمَدُّ وَالْهَمْزَةُ فِي كَلِمَةٍ وَاحِدَةٍ
Mad wajib muttashil adalah apabila mad dan hamzah berada pada satu kata.
Contoh mad wajib muttashil:
اَلْمَلَائِكَةُ - سُوْءُ - شَآءَ - يُرَاءُوْنَ - وَجِيْءَ
Apabila diperhatikan pada contoh-contoh di atas, hamzah yang terdapat pada mad wajib muttashil disebut hamzah.
Perlu diketahui bahwa tanda alis atau coret panjang bukanlah merupakan bagian dari tanda mad wajib muttashil. Jadi walaupun tidak ada tanda alis maka jika ada mad bertemu hamzah haruslah dibaca panjang. Terus untuk apa tanda alis tersebut? Tanda tersebut untuk memudahkan para pembaca khususnya yang belum menguasai teori ilmu tajwid.
Ukuran panjangnya 4-5 harakat baik ketika washal maupun waqaf namun yang lebih diutamakan 4 harakat. Boleh juga dibaca sampai 6 harakat jika terdapat mad wajib muttashil diujung kata dan dibaca waqaf. Contoh:
حُنَفَآءَ - السَّمَآءِ
Contoh ayat yang terdapat mad wajib muttashil:
• Al-Baqarah 5
أُولَئِكَ عَلَى هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
• Al-Baqarah 6
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنْذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ
• Al-Baqarah 22
الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً
• An-Naba’ 1
عَمَّ يَتَسَاءَلُونَ
• An-Naba’ 14
وَأَنْزَلْنَا مِنَ الْمُعْصِرَاتِ مَاءً ثَجَّاجًا
• An-Naba’ 19
وَفُتِحَتِ السَّمَاءُ فَكَانَتْ أَبْوَابًا
• An-Naziat 27
أَأَنْتُمْ أَشَدُّ خَلْقًا أَمِ السَّمَاءُ بَنَاهَا
• Al-Bayyinah 8
جَزَاؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ...
• Al-Ma’un 6
الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ
• An-Nashr 1

إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ
Catatan!
Pernah pembaca mendengar bahwa tanda mad wajib adalah hamzahnya tidak berbetuk alif, sedangkan apabila hamzahnya berbentuk alif dinamakan mad jaiz munfashil? Kesimpulan itu tidak salah namun kurang tepat. Karena ada mad wajib muttashil yang hamzahnya berbentuk alif seperti kata (أَنْ تَبُوْاَ) pada Al-Maidah ayat 29, lebih lengkapnya:
إِنِّي أُرِيدُ أَنْ تَبُوْاَ بِإِثْمِي وَإِثْمِكَ فَتَكُونَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ وَذَلِكَ جَزَاؤُ الظَّالِمِينَ
Kalau tidak percaya ya silakan buka Al-Qur’anya masing-masing!
Intinya adalah apabila ada mad bertemu hamzah dalam bentuk apapun pada satu kata maka disebut mad wajib muttashil.
Sekian pemaparan tentang mad wajib muttashil mulai dari pengertian dan juga contohnya. Semoga bermanfaat! Amin.

Artikel keren lainnya: