Macam-Macam Tasybih
akan dibahas pada macam-macam tasybih selanjutnya adalah tasybih
tamtsil, tasybih dhimni, dan tasybih maqlub. Secara sederhananya dapat
dijelaskan bahwa tasybih tamtsil adalah tasybih yang wajah syabahnya berupa
rangkaian keadaan. Sedangkan tasybih dhimni adalah tasybih yang tersirat dan
tasybih maqlub adalah tasybih yang terbalik.
-------------------------
-------------------------
1.
Tasybih Tamtsil
Pengertian Tasybih Tamtsil:
هُوَ
مَا كَانَ وَجْهُ الشَّبْهِ فيهِ صورةً مُنْتَزَعَةً مِنْ مُتَعَدِدٍ
Tasybih tamtsil adalah tasybih yang keadaan wajah syabahnya terdiri dari
gambaran yang dirangkai dari keadaan beberapa hal. Untuk lebih memahaminya,
silahkan perhatikan beberapa contoh berikut disertai penjelasannya.
اَلْعِلْمُ
بِلَا عَمَلٍ كَالشَّجَرِ بِلَا ثَمَرٍ
Artinya: “Ilmu tanpa amal
bagaikan pohon tanpa buah.”
Kalau ada suatu pohon namun tidak
ada buahnya maka akan terasa kurang afdol begitu pula ilmu yang tidak
diamalkan.
وَالْمَاءُ
يفصلُ بينَ زهـرِ الرَّوْضِ ، في الشَّطَّيْنِ، فَصْلًا
كَبِسَاطِ
وَشْيٍ، جَرَّدَتْ أيْدِي القُيُونِ عَلَيْهِ نَصْلاً
Artinya: “Sungai yang memisahkan taman bunga itu pada kedua pinggirnya,
bagaikan baju sulaman yang dihamparkan, sedangkan di atasnya tergeletak sebilah
pedang yang telah terhunus dari sarungnya.”
Contoh di atas merupakan tasybih tamtsil karena menyerupakan keadaan air
sungai yang berada di tengah taman yang dihiasi oleh bunga-bunga warna-warni
dengan pedang berkilau yang dihunus dan diletakkan di atas kain sutera yang
bersulamkan aneka warna.
Penyerupaan kedua contoh di atas bukan hanya satu perkara saja, melainkan
serangkaian keadaan atau peristiwa. Karena itu, kedua contoh di atas termasuk
tasybih tamtsil.
Contoh tasybih tamtsil dalam Al-Qur’an:
وَالَّذِينَ
كَفَرُوا أَعْمَالُهُمْ كَسَرَابٍ بِقِيعَةٍ يَحْسَبُهُ الظَّمْآَنُ مَاءً حَتَّى
إِذَا جَاءَهُ لَمْ يَجِدْهُ شَيْئًا وَوَجَدَ اللَّهَ عِنْدَهُ فَوَفَّاهُ
حِسَابَهُ وَاللَّهُ سَرِيعُ الْحِسَابِ (٣٩) أَوْ كَظُلُمَاتٍ
فِي بَحْرٍ لُجِّيٍّ يَغْشَاهُ مَوْجٌ مِنْ فَوْقِهِ مَوْجٌ مِنْ فَوْقِهِ سَحَابٌ
ظُلُمَاتٌ بَعْضُهَا فَوْقَ بَعْضٍ إِذَا أَخْرَجَ يَدَهُ لَمْ يَكَدْ يَرَاهَا
وَمَنْ لَمْ يَجْعَلِ اللَّهُ لَهُ نُورًا فَمَا لَهُ مِنْ نُورٍ (٤٠)
Artinya: “Dan orang-orang yang kafir, amal-amal mereka laksana fatamorgana
di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga tetapi bila
didatanginya air itu dia tidak mendapati sesuatu apapun. Dan didapatinya
(ketetapan) Allah di sisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan
amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya. Atau
seperti gelap gulita di lautan yang dalam yang diliputi oleh ombak yang di
atasnya ombak pula di atasnya lagi awan; gelap gulita yang tindih-bertindih
apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya.“ (QS. an-Nur
[24]: 39-40)
Contoh lain dalam al-Qur’an disebutkan:
مَثَلُهُمْ
كَمَثَلِ الَّذِي اسْتَوْقَدَ نَارًا فَلَمَّا أَضَاءَتْ مَا حَوْلَهُ ذَهَبَ
اللَّهُ بِنُورِهِمْ وَتَرَكَهُمْ فِي ظُلُمَاتٍ لَا يُبْصِرُونَ (١٧)
Artinya: “Perumpamaan mereka (orang-orang munafik) adalah seperti orang
yang menyalakan api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah
hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka dan membiarkan mereka dalam kegelapan,
tidak dapat melihat.“ (QS. al-Baqarah [2]: 17-19)
2.
Tasybih Dhimni
Pengertian Tasybih Dhimni:
Tasybih dhimni adalah tasybih yang musyabbah dan musyabbah bihnya tidak disebutkan
secara gamblang tapi dapat difahami dari konteks kalimat.
Biasanya dalam tasybih dhimni ada dua kalimat yang berdiri sendiri dan
tidak ada kaitan makna secara langsung. Biasanya kalimat yang kedua menjadi
hujjah atau argumen untuk rasionalisasi kalimat yang pertama. Contoh:
تَرْجُو النَّجَاةَ وَلَمْ تَسْلُكْ مَسَالِكَهَا # إِنَّ
السَّفِيْنَةَ لَا تَجْرِيْ عَلَى اليَبَسِ
Artinya: "Engkau mengharap kesuksesan tetapi engkau tidak jalani jalan
menuju keberhasilan itu. Sesungguhnya kapal laut tidak mungkin berjalan di atas
tanah kering."
فَإِنْ تَفُقِ الْأَنَامُ وَأَنْتَ مِنْهُمْ # فَإِنَّ
الْمِسْكَ بَعْضُ دَمِ الْغَزَالِ
Artinya: "Jika engkau berhasil mengungguli manusia lain dan engkau
adalah bagian dari mereka. Sesungguhnya minyak misk (minyak kasturi) dibuat
dari campuran darah kijang."
وَإِذَا أَرَادَ اللهُ نَشْرَ فَضِيْلَةٍ # طُوِيَتْ
أَتَاحَ لَهَا لِسَانَ حَسُوْدٍ
لَوْلَا اشْتِعَالُ النَّارِ فِيْمَا جَاوَرَتْ # مَا كَانَ
يُعْرَفُ طِيْبُ عَرْفِ العُوْدِ
Artinya: "Jika Allah hendak menebarkan anugrah-Nya, Dia biarkan lidah
orang-orang yang dengki untuk berkata-kata. Jika api itu tidak membakar yang di
dekatnya, niscaya tidak akan dikenal harumnya kasturi."
إِذَا وَتَرْتَ امْرَأً فَاحْذَرْ عَدَاوَتَه # مَنْ
يَزْرَعْ الشَّوْكَ لَا يَحْصُدْ بِهِ عِنَبًا
Artinya: "Jika engkau salah memperlakukan seseorang, hati-hati
terhadap permusuhannya,Barangsiapa yang menanam duri niscaya dia tidak mungkin
akan menuai/memanen anggur."
Dari semua contoh di atas, tidak ada hubungan makna secara langsung antara
kalimat yang pertama dengan yang kedua, namun apabila diperhatikan lebih jauh
bahwa kalimat pertama dianalogikan kepada kalimat kedua. Kalimat yang kedua
berupa pernyataan yang lebih mudah difahami maknanya dan dijadikan dalil untuk
kalimat yang pertama.
3.
Tasybih Maqlub
Pengertian Tasybih Maqlub
التشبيهُ
المقلوبُ هُوَ جَعْلُ المشبَّهِ مشبَّهاً بِهِ بِادِّعَاءِ أَنَّ وَجْهَ الشبه فِيْهِ
أَقوَى وأَظهرُ
Tasybih maqlub adalah menjadikan posisi musyabbah sebagai musyabbah
bih dengan anggapan wajah syabah pada musyabbah lebih kuat.
Maqlub artinya terbalik, jadi posisi musyabbah menduduki musyabbah bih dan
sebaliknya. Sekarang coba perhatikan contoh yang sederhana
كَأَنَّ النَّسِيْمَ
فِي الرِّقَّةِ أَخْلَاقُهُ
Artinya: Bagaikan angin
sepoi-sepoi (semilir) akhlaknya pada kehalusannya.
Sebelum dijadikan tasybih maqlub,
susunan kalimatnya berbunyi:
أَخْلَاقُهُ كَالنَّسِيْمِ
فِي الرِّقَّةِ
Artinya: Akhlaknya bagaikan angin
sepoi-sepoi pada kehalusannya.
Contoh selanjutnya:
وَكَأَنَّ الْمَاءَ
فِي الصَّفَاءِ طِبَاعُهُ
Artinya: Bagaikan air tabiatnya
pada kejernihannya.
Sebelumnya berbunyi:
طَبَاعُهُ كُالْمَاءِ
فِي الصَّفَاءِ
Artinya: Tabiatnya bagaikan air
pada kejernihannya.
Contoh tasybih maqlub dalam syair:
وَبَدَا الصَّبَاحُ
كَأَنَّ غُرَّتَهُ # وَجْهُ الْخَلِيْفَةِ حِيْنَ يُمْتَدَحُ
Artinya: "Sudah muncul sinar
waktu subuh, bagaikan permulaan kemunculannya. Muka khalifah ketika
dipuji/disebut kebaikannya.”
كَأَنَّهَا حِيْنَ
لَجَّتْ فِي تَدَفُّقِهَا # يَدُ الْخَلِيْفَةِ لَمَّا سَالَ وادِيْهَا
Artinya: "Bagaikan kolam
ketika mengalir airnya dengan deras. Tangan Khalifah manakala mengalir
pemberiannya."
******
Itulah penjelasan tentang tasybih
tamtsi, dhimni dan maqlub. Semoga bermanfaat!
Sangat membantu.
ReplyDeleteAmiiin!
Deleteبارك الله فيك و زاد الله علما نافعا و رزقا طيبا
ReplyDeleteSangat berguna
ReplyDeleteشكرا كثيرا
ReplyDeleteبارك الله في علمك
Amiiin!
Deleteجزاكم الله خيرا كثيرا و بارك الله فيكم
ReplyDelete]azakumullah khairan wafiyan
ReplyDeleteAmiiin!
Deleteجزاكم الله خيرا كثيرا
ReplyDeleteSyukran jazakallah
ReplyDeleteجزا كم الله خيرا
ReplyDeleteSangat bermanfaat
ReplyDelete
ReplyDeleteSyukron..jazakallah kheirr
I really love this! Saya boleh faham. Terima kasih. Moga pahala mengalir untuk awak sebab berkongsi ilmu ini.
ReplyDeleteبارك الله فيك يا أستاذ الكريم
ReplyDeleteterimakasih banyak
ReplyDeleteMasyaAllah
ReplyDeletesyukron, sangat membantu sekali.
ReplyDelete