A. PENGERTIAN IJAZ QURAN DAN MUKJIZAT
Pengertian
i’jaz menurut bahasa:
Kata I’jaz
adalah isim mashdar dari ‘ajaza-yu’jizu-i’jazan yang mempunyai arti “ketidakberdayaan
atau keluputan” (naqid al-hazm). Kata i’jaz juga berarti “terwujudnya
ketidakmampuan”, seperti dalam contoh: a’jaztu zaidan “aku mendapati Zaid tidak
mampu".
Pengertian
i’jaz secara istilah:
Penampakan
kebenaran pengklaiman kerasulan nabi Muhammad SAW dalam ketidakmampuan orang
Arab untu menandingi mukjizat nabi yang abadi, yaitu al-Quran.
Perbuatan
seseorang pengklaim bahwa ia menjalankan fungsi ilahiyah dengan cara melanggar
ketentuan hukum alam dan membuat orang lain tidak mampu melakukannya dan
bersaksi akan kebenaran klaimnya.
Pengertian
mukjizat:
هِيَ
أَمْرٌ خَارِقٌ لِلْعَادَةِ مَقْرُوْنٌ بِالتَّحدي سَالِمٌ عَنِ الْمُعَارِضَةِ يَظْهُرُ
عَلَى يَد مدعي النُّبُوَةِ مُوَافِقاً لِدَعْوَاهُ
Mukjizat adalah sebuah perkara luar biasa (khoriqun lil
‘adah) yang disertai tantangan (untuk menirunya), yang selamat dari pengingkaran,
dan muncul pada diri seorang yang mengaku nabi menguatkan /menyesuaikan
dakwahnya.
Dari pengertian
mukjizat di atas, maka ada beberapa syarat disebut mukjizat,yaitu:
1. Hal yang di luar kebiasaan : seperti tongkat
berubah ular, menghidupkan orang mati, dll
2. Disertai Tantangan : untuk meniru, agar mereka
yang ditantang merasa 'tidak mampu' untuk kemudian mengakui bahwa itu dari
Allah SWT
3. Selamat dari pengingkaran : artinya tantangan
itu berupa sebuah tantangan yang layak bukan sesuatu yang tidak masuk akal.
Misalnya : tantangan membuat Al-Quran untuk orang Arab yang berbahasa Arab, bukan
untuk orang Jawa.
4. Muncul dari Nabi : untuk menguatkan risalah
kenabiannya, jika bukan dari nabi biasa disebut dengan Karomah.
B. PEMBAGIAN JENIS MUKJIZAT & HIKMAHNYA
Secara umum
mukjizat dapat digolongkan menjadi dua klasifikasi, yaitu:
1. Mu’jizat Indrawi (Hissiyyah)
Mukjizat jenis
ini diderivasikan pada kekuatan yang muncul dari segi fisik yang mengisyaratkan
adanya kesaktian seorang nabi. Secara umum dapat diambil contoh adalah mukjizat
nabi Musa dapat membelah lautan, mukjizat nabi Daud dapat melunakkan besi serta
mukjizat nabi-nabi dari bani Israil yang lain.
2. Mukjizat Rasional (’aqliyah)
Mukjizat ini
tentunya sesuai dengan namanya lebih banyak ditopang oleh kemampuan intelektual
yang rasional. Dalam kasus al-Quran sebagai mukjizat nabi Muhammad atas umatnya
dapat dilihat dari segi keajaiban ilmiah yang rasional dan oleh karena itulah
mukjizat al-Quran ini bias abadi sampai hari Qiamat.
Imam Jalaludin
as-Suyuthi, berkomentar mengenai hikmah pembagian mukjizat tersebut dimana beliau berpendapat bahwa kebanyakan
maukjizat yang ditanpakkan Allah pada diri para nabi yang diutus kepada bani
Israil adalah mukjizat jenis fisik. Beliau
menambahkan hal itu dikarenakan atas lemah dan keterbelakangan tingkat
intelegensi bani Israil.
Sementara, sebab
yang melatarbelakangi diberikannya mukjizat rasional atas umat nabi Muhammad
adalah keberadaan mereka yang sudah relative matang dibidang intelektual.
Beliau menambahkan, oleh karena itu al-Quran adalam meukjizat rasional, maka
sisi i’jaznya hanya bisa diketahui dengan kemampuan intelektual, lain halnya
dengan mukjizat fisik yang bias diketahui dengan instrument indrawi.
Meskipun
al-Quran diklasifikasian sebagai mukjizat rasional ini tidak serta merta
menafikan mukjizat-mukjizat fisik yang telah dianugerahkan Allah kepadanya untuk
memperkuat dakwahnya.
C. PERBEDAAN
MUKJIZAT QURAN DENGAN NABI-NABI SEBELUMNYA
Ada beberapa
perbedaan besar antara mukjizat Al-Quran dengan mukjizat para Nabi-nabi
sebelumnya, antara lain:
1. Mukjizat Nabi sebelumnya bersifat fisik
(hissiyah), maka habis sesuai dengan berlalunya zaman. Generasi setelahnya
tidak lagi bisa menyaksikan mukjizat tersebut. Sementara Al-Quran adalah
mukjizat yang terjaga, abadi dan berkelanjutan. Karenanya hingga hari ini masih
banyak temuan-temuan tentang mukjizat Al-Quran.
2. Mukjizat Nabi-nabi sebelumnya terfokus pada
'penakjuban pandangan', sementara mukjizat Al-Quran mengarah pada 'pembukaan
hati dan penundukan akal', karena itu daya pengaruhnya lama dan bertahan.
Sementara mukjizat 'pandangan' kadang begitu mudah terlupakan.
3. Mukjizat Nabi sebelumnya di luar konteks isi
risalah mereka dan tidak bersesuain, karena fungsinya utamanya hanya untuk
menguatkan kenabian atau membuktikan bahwa mereka adalah utusan Allah SWT.
Contoh : menghidupkan orang mati, tongkat menjadi ular, tidak ada hubungan
langsung dengan isi kitab Taurat dan Injil. Sementara Al-Quran benar-benar
mukjizat yang bersesuaian dan menguatkan isi risalah kenabian.
D. BIDANG
MUKJIZAT AL-QURAN
Mukjizat
al-Quran terdiri dari berbagai macam segi mukjizat, antara lain:
|
Mu'jizat Al-Quran |
1. Segi bahasa dan susunan redaksinya ( I'jaz
Lughowi)
Sejarah telah
menyaksikan bahwa bangsa Arab pada saat turunnya al-Quran telah mencapai
tingkat yang belum pernah dicapai oleh bangsa satu pun yang ada didunia ini,
baik sebelum dan sesudah mereka dalam bidang kefashihan bahasa (balaghah).
Mereka juga telah meramba jalan yang belum pernah diinjak orang lain dalam
kesempurnaan menyampaikan penjelasan (al-bayan), keserasian dalam menyusun
kata-kata, serta kelancaran logika.
Oleh karena
bangsa Arab telah mencapai taraf yang begitu jauh dalam bahasa dan seni sastra,
karena sebab itulah al-Quran menantang mereka. Padahal mereka memiliki
kemampuan bahasa yang tidak bias dicapai orang lain seperti kemahiran dalam
berpuisi, syi’ir atau prosa (natsar), memberikan penjelasan dalam langgam
sastra yang tidak sampai oleh selain mereka. Namun walaupun begitu mereka tetap
dalam ketidakberdayaan ketika dihadapkan dengan al-Quran.
2. Segi isyarat ilmiah ( I'jaz Ilmi)
Pemaknaan
kemukjizatan al-Quran dalam segi ilmiyyah diantaranya :
a. Dorongan serta stimulasi al-Quran kepada manusia
untuk selalu berfikir keras atas dirinya sendiri dan alam semesta yang
mengitarinya.
b. Al-Quran memberikan ruangan sebebas-bebasnya
pada pergulan pemikiran ilmu pengetahuan sebagaimana halnya tidak ditemukan
pada kitab-kitab agama lainnya yang malah cenderung restriktif.
c. Al-Quran dalam mengemukakan dalil-dalil,
argument serta penjelasan ayat-ayat ilmiah, menyebutkan isyarat-isyarat ilmiah
yang sebagaiannya baru terungkap pada zaman atom, planet dan penaklukan angkasa
luar sekarang ini. Diantaranya adalah :
● Isyarat
tentang Sejarah Tata Surya .
Allah SWT
berfirman : “Dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya
langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami
pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup.
Maka Mengapakah mereka tiada juga beriman?” (QS. Al-Anbiya’: 30).
● Isyarat tentang
Fungsi Angin dalam Penyerbukan Bunga
Allah SWT berfirman : “Dan Kami telah
meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan hujan
dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah
kamu yang menyimpannya.” (QS. Al-Hijr: 22)
● Isyarat
tentang Sidik Jari manusia
Allah SWT
berfirman : “ Bukan demikian, Sebenarnya kami Kuasa menyusun (kembali) jari
jemarinya dengan sempurna" . (QS Al-Qiyamah 4)
Banyak buku yang
sudah di tulis mengenai masalah Keajaiban Ilmiah Al-Quran, ada yang menyebutnya
dengan Mukjizat Ilmiah, dan ada pula yang membuat bahasan lain dan menyebutnya
dengan Tafsir Ilmiah. Beberapa ulama berbeda pendapat tentang tafsir Ilmiah,
khususnya jika yang terjadi adalah memaksakan ayat-ayat Quran untuk koheren
dengan teori-teori ilmiah hasil penelitian manusia. Rujuk kembali perbedaan
seputar ini dalam kitab : Bagaimana berinteraksi dengan Al-Quran (Kaifa
nata'amal ma'al quran) -Dr.Yusuf Qaradhawi.
3. Segi Sejarah
& pemberitaan yang ghaib (I'jaz tarikhiy)
Surat-surat
dalam al-Quran mencakup banyak berita tentang hal ghaib. Kapabilitas al-Quran
dalam memberikan informasi-informasi tentang hal-hal yang ghaib seakan menjadi
prasyarat utama penopang eksistensinya sebgai kitab mukjizat. Diantara contohnya
adalah:
a. Sejarah / Keghaiban
masa lampau.
Al-Quran sangat
jelas dan fasih seklai dalam menjelaskan cerita masa lalu seakan-akan menjadi
saksi mata yang langsung mengikuti jalannya cerita. Dan tidak ada satupun dari
kisah-kisah tersebut yang tidak terbukti kebenarannya. Diantaranya adalah:
Kisah nabi Musa & Firaun, Ibrahim, Nabi Yusuf, bahkan percakapan antara
anak-anak Adam as.
b. Kegaiban Masa
Kini
Diantaranya terbukanya
niat busuk orang munafik di masa rasulullah. Allah SWT berfirman : Dan di antara
manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan
dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, Padahal ia adalah
penantang yang paling keras.(QS. Al-Baqoroh: 204)
c. Ramalan
kejadian masa mendatang
Diantaranya ramalan
kemenangan Romawi atas Persia di awal surat ar-Ruum.
4. Segi
petunjuk penetapan hukum ( I'jaz Tasyri'i)
Diantara hal-hal
yang mencengangkan akal dan tak mungkin dicari penyebabnya selain bahwa
al-Quran adalah wahyu Allah, adalah terkandungnya syari’at paling ideal bagi
umat manusia, undang-undang yang paling lurus bagi kehidupan, yang dibawa
al-Quran untuk mengatur kehidupan manusia yang mencakup seluruh aspek kehidupan
manusia. Meskipun memang banyak aturan hukum dari Al-Quran yang secara 'kasat
mata' terlihat tidak adil, kejam dan sebagainya, tetapi sesungguhnya di balik
itu ada kesempurnaan hukum yang tidak terhingga.
Diantara produk
hukum Al-Quran yang menakjubkan dan penuh hikmah tersebut antara lain:
a. Hukuman Hudud bagi pelaku Zina, Pencurian, dsb
(QS An-Nuur 2-3)
b. Hukuman Qishos bagi Pembunuhan ( QS Al-Baqoroh
178-180)
c. Hukum Waris yang detil (QS An- Nisa 11-12)
d. Hukum Transaksi Keuangan dan Perdagangan.(QS
Al-Baqoroh 282)
e. Hukum Perang & Perdamaian. (QS Al-Anfal 61)
f. Dan lain-lain
Belum ada tanggapan untuk "Mu'jizat Al-Qur'an | Ulumul Qur'an"
Post a Comment