Home · Tajwid · Sharaf · Nahwu · Balaghah · Do'a · Daftar Isi

Mad Far’i (Pengertian, Pembagian dan Contohnya)

Pengertian Mad Far’i | Pembagian Mad Far’i | Contoh Mad Ashli
Pengertian Mad Far’i
Mad far’i merupakan kebalikan dari mad ashli. Dari segi bahasa mad far’i artinya mad cabang. Sedangkan dalam istilah ilmu tajwid mad far’i adalah mad yang terdapat hamzah atau sukun setelahnya. Dalam kitab Tuhfah Al-Athfal dijelaskan:
وَالآخَرُ الْفَرْعِـيُّ مَوْقُـوفٌ عَلَـى • سَبَبْ كَهَمْـزٍ أَوْ سُكُـونٍ مُسْجَـلَا
Artinya:
Dan yang lainnya mad far’i terjadi karena adanya sebab seperti hamzah atau sukun mutlaq.
Pengertian di atas didapati bahwa apabila mad bertemu hamzah atau sukun maka dikategorikan mad far’i.
Pembagian Mad Far’i
Berdasarkan pengertian mad far’i di atas, ada dua kategori mad far’i: bertemu hamzah dan sukun.
Pembagian Mad Far'i
• Hamzah
Mad yang disebabkan karena adanya hamzah ada 3 macam:
1. Muttashil
Yaitu jika mad bertemu langsung dengan hamzah dalam satu kata. Mad ini dinamakan dengan mad wajib muttashil.
1.1.  Mad Wajib muttashil
Mad wajib muttashil adalah huruf mad dan hamzah berada pada satu kata. Disebut mad wajib karena para ulama sepakat membaca panjang lebih dari dua harakat namun berbeda-beda ukurannya. Disebut muttashil yang artinya bersambung karena mad bertemu hamzah dalam satu kata.
Contoh mad wajib muttashil:
اَلْمَلَائِكَةُ - سُوْءُ - شَآءَ - يُرَاءُوْنَ - وَجِيْءَ
Ukuran panjangnya 4-5 harakat baik ketika washal maupun waqaf namun yang lebih diutamakan 4 harakat. Boleh juga dibaca sampai 6 harakat jika terdapat mad wajib muttashil diujung kata dan dibaca waqaf. Contoh:
حُنَفَآءَ - السَّمَآءِ
2. Munfashil
Mad munfashil adalah mad dan hamzah terpisah atau mad bertemu hamzah di lain kata. Yang termasuk kategori mad munfashil adalah mad jaiz munfashil dan mad shilah thawilah.
2.1. Mad Jaiz Munfashil
Mad jaiz munfashil adalah mad bertemu hamzah pada dua kata. Disebut mad jaiz karena tidak semua ulama ahli qiraat sepakat untuk memanjangkan mad ini lebih dari dua harakat. Munfashil artinya terpisah yakni antara mad dengan hamzah terdapat pada kata yang berbeda. Panjangnya 4-5 harakat.
Contoh mad jaiz munfashil:
كَلَّا إِذَا - إِنِّيْ أَخَافُ – تُوْبُوْا إِلَى اللهِ
2.2. Mad Shilah Thawilah
Mad shilah thawilah atau mad shilah kubra adalah ha’ dhomir yang berada diantara dua huruf berharakat dan sesudahnya ada hamzah. Ukuran panjang mad shilah kubra sama derajatnya dengan mad jaiz munfashil yaitu 4-5 harakat dan yang diutamakan 4 harakat. Contoh:
مَالَهُ أَخْلَدَهُ - عِنْدَهُ إِلَّا
3. Badal
Yang ketiga dari mad yang dikarenakan ada hamzah adalah badal. Maksud badal disini karena huruf madnya pengganti dari hamzah atau hamzah bergantian posisi dengan mad.
3.1 Mad Badal
Mad badal adalah apabila huruf mad terletak setelah hamzah atau bacaan mad yang terdapat pada hamzah. Ada dua sebab mengapa mad ini dinamakan mad badal:
Pertama: Apabila huruf mad merupakan pengganti dari hamzah seperti pada kata:
ءَامَنُواْ - أُوْتُوا – إِيْـمَانًا
Huruf mad pada mad pada contoh di atas merupakan pengganti dari hamzah. Karena asal dari ketiga contoh di atas adalah (أَأْمَنُوْا), (أُؤْتُوا), dan (إِئْمَانًا). Dalam kaidah ibdal, apabila ada dua hamzah beriringan dimana yang pertama berharakat dan hamzah yang kedua sukun, maka hamzah yang kedua digantikan dengan huruf alif, ya’ sukun, atau wau sukun tergantung harakat pada hamzah yang pertama.
Kedua: Karena posisi mad menggantikan posisi hamzah. Salah satu sebab mad far’i adalah bila terdapat hamzah setelah huruf mad. Namun dalam mad badal posisi keduanya bergantian atau bertukar posisi. Huruf mad pada kasus yang kedua ini bukanlah merupakan pengganti dari hamzah, melainkan memang huruf asli. Contoh:
الْآخِرَةُ -  يُرَاءُوْنَ - مُتَّكِئِيْنَ
Panjang mad badal dalam riwayat Imam Hafsh adalah dua harakat atau satu alif.
• Sukun
1. Sukun Aridh
Sukun aridh adalah sukun dikarenakan waqaf. Asalnya bukan merupakan huruf mati, tapi karena diwaqafkan maka huruf terakhir disukunkan.
1.1 Mad Aridh Lissukun
Mad ‘aridh lissukun adalah setelah mad terdapat huruf sukun karena waqaf. Panjangnya bisa 2, 4 atau 6 harakat. Contoh mad ‘aridh lissukun:
نَسْتَعِيْنُ – يُوقِنُوْنَ – عَظِيْمٌ – قَدِيْرٌ
Diutamakan panjang 6 harakat apabila huruf yang disukunkannya adalah hamzah dan tentunya terdapat hukum mad wajib muttashil. Contoh:
السَّمَآءِ - حُنَفَآءَ
1.2 Mad Lin
Mad lin adalah apabila setelah huruf lin terdapat huruf sukun baru karena diwaqafkan. Huruf lin adalah wau sukun atau ya sukun yang huruf sebelumnya berharakat fathah. Contoh mad lin:
مِنْ خَوْفٍ - ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ - هذَا الْبَيْتِ - هُوَ خَيْرٌ
Cara membaca mad lin adalah dengan memanjangkan vokal “u” atau “i” dengan ukuran 2, 4 atau 6 harakat.
2. Sukun Ashli
Apabila mad bertemu dengan sukun asli (bukan aridh) dihukumi mad lazim. Mad lazim terbagi dua, yaitu mad lazim harfi dan mad lazim kilmi. Baik harfi maupun kilmi dibagi lagi menjadi mikhaffaf dan mutsaqqal.
2.1. Mad Lazim Harfi Mukhaffaf
Adalah huruf fawatihus suwar yang bila dipecah terdiri dari 3 huruf dan ditengahnya huruf mad. Hurufnya ada 8 yaitu dikumpulkan pada (نَقَصَ عَسَلُكُمْ). Panjangnya 6 harakat. Contoh:
ن – يس – كهيعص – حم
2.2. Mad Lazim Harfi Musyba’
Adalah huruf fawatihus suwar yang bila dipecah terdiri dari 3 huruf dan ditengahnya huruf mad dan diidghamkan. Panjangnya 6 harakat. Contoh:
الـمّ – الـمّر – الـمّص – طسمّ
Catatan:
Apabila huruf yang delapan tersebut dipecah, maka seperti ini (نُوْنْ), (قَافْ), (صَادْ), (عَيْنْ), (سِيْنْ), (لَامْ), (كَافْ), dan (مِيْمْ).
Huruf-huruf pada fawatihus suwar dibagi tiga:
Dibaca pendek, yaitu alif.
Dibaca 2 harakat, yaitu pada 5 huruf yang dikumpulkan pada (حَيَّ طَهَرَ) dan dihukumi mad ashli.
Dibaca 6 harakat seperti yang telah dijelaskan.
2.3. Mad Lazim Kilmi Mukhaffaf
Mad bertemu huruf yang sukun. Panjangnya 6 harakat. Di Al-Qur’an hanya tedapat di surat Yunus ayat 51 dan 91 yaitu kata:
...آلأنَ وَقَدْ كُنْتُمْ بِهِ تَسْتَعْجِلُونَ
آلأنَ وَقَدْ عصيتُ قَبْلُ وَكُنْتَ مِنَ الْمُفْسِدِينَ
2.4. Mad Lazim Kilmi Mutsaqal
Mad bertemu huruf yang bertasydid. Panjangnya 6 harakat. Contoh:
وَلَاالضَّآلِّيْنَ – مِنْ دَآبَّةٍ – الطَّآمَّةُ – الصَّآخَّهُ
Mungkin para pembaca menemukan perbedaan tentang pembagian mad far’i di artikel ini dengan buku tajwid yang banyak beredar di masyarakat. Saya tidak memasukkan mad tamkin, mad iwadh dan mad shilah qashirah ke dalam kategori mad far’i. Ketiga mad tersebut termasuk mad ashli. Hal ini saya dapatkan dari guru-guru saya dan dari buku-buku tajwid berbahasa Arab dimana tidak ada yang memasukkan mad tamkin, mad iwadh, dan mad shilah qashirah ke dalam mad far’i.
Penjelasan dan contoh lebih lengkap silakan klik link berikut:
Materi Mad lainnya:

Artikel keren lainnya:

5 Tanggapan untuk "Mad Far’i (Pengertian, Pembagian dan Contohnya)"