Kultum hemat air | Ceramah urgensi air | Pidato hari air
Materi ini saya sampaikan untuk khutbah jum'at. Namun, bisa juga dipakai untuk ceramah, pidato atau kultum dengan sedikit penyesuaian. Materi yang disampaikan adalah tentang bagaimana cara kita dalam menjaga kelestarian sumber daya air.
|
Save Water |
Khutbah Pertama
اَلْحَمْدُ
ِللهِ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ اْلأَرْضَ مَهْدًا وَسَلَكَ لَكُمْ فِيْهَا سُبُلاً،
وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَآءِ مَآءً فَأَخْرَجَنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْ نَبَاتٍ
شَتّى. أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ
أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. اللَّهُمَّ صَلِّ
وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ
وَمَنْ وَالاَهُ. أَماَّ
بَعْدُ: فَيَا
أَيُّهَا المُسْلِمُوْنَ الكِرَامُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى
اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ
Hadirin jamaah jumah
rahikumullah!
Air adalah anugerah yang sangat
berharga yang Allah berikan kepada ummat manusia bahkan seluruh makhluk yang
ada di bumi ini. Air mempunyai peranan penting bagi kelangsungan kehidupan
makhluk hidup. Allah berfirman:
أَوَلَمْ
يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا
فَفَتَقْنَاهُمَا وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ
Terjemah:
“Dan apakah orang-orang yang
kafir tidak mengetahui bahwasannya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah
suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami
jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?”
Semua makhluk hidup mulai dari
tumbuhan, hewan, manusia, bahkan makhluk mokrobiologi pun membutuhkan air. Faktanya
bahwa 75% tubuh manusia adalah air. Lebih dari 70% permukaan bumi ini adalah
air. Sebanyak 97% air tersebut berbentuk air asin dan hanya 3% berupa air
tawar. Dan air tawar yang 3% tadi, 70% berupa salju abadi yang ada di kutub.
Air diperbaharui dan disimpan di
hutan dan daerah aliran sungai. Namun, setiap setiap menitnya bumi ini
kehilangan hutan seluas 48 kali luas lapangan sepak bola. Sebanyak 6,35 miliar
kg sampah di buang ke laut, sebagian besarnya merupakan sampah plastik.
Sehingga LIPI pernah merilis pernyataan bahwa tahun 2050, jumlah sampah plastik
lebih banyak dari jumlah ikan.
Yang lebih menyedihkan lagi,
sungai Citarum yang berada di Bandung ini adalah termasuk 10 besar sungai
paling kotor dan tercemar di dunia. Hal ini disebabkan oleh limbah rumah tangga
dan industri yang di buang ke sungai Citarum.
Timbul pernyataan, apa yang bisa kita lakukan untuk menjaga kelestarian
air? Tentu banyak hal yang bisa kita lakukan. Diantaranya:
1. Menghemat air
Kita bisa menghemat air saat mandi, mencuci dan wudhu. Penelitian yang
dilakukan Universitas Muhammdiyyah Palembang tentang durasi dan jumlah air
wudhu di Palembang mendapatkan hasil durasi waktu berwudhu rata-rata ± 64,2
detik, dengan volume penggunaan air sebesar ± 4,42 liter.
Padahal Rasulullah saw sendiri sudah mencontohkan bahwa beliau berwudhu
biasanya menghabiskan air sebanyak satu mud, kisaran 675 gram atau ¾ liter. Hal
ini sebagaimana dijelaskan dalam hadis riwayat Anas:
كَانَ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَغْتسِلُ بِالصَّاعِ إِلَى خَمْسَةِ
أَمْدَادٍ وَيتَوَضَّأُ بِالْمُدِّ
Artinya: “Rasulullah SAW mandi menggunakan air sebanyak satu sha‘ hingga
lima mud. Sedangkan pada saat wudhu’, beliau SAW menghabiskan air
sebanyak satu mud,” (HR: Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat lain ditegaskan Rasulullah menegur sahabat yang boros
menggunakan air. Rasulullah pernah menemui Sa’ad yang sedang berwudhu. Ia
berwudhu dengan banyak air. Melihat hal itu Rasulullah SAW menegurnya, “Mengapa
engkau berbuat boros?” Sa’ad menjawab, “Apakah dalam air juga ada pemborosan?”.
“Ya, meskipun engkau berada di sungai ataupun lautan” Jawab Rasulullah SAW.
Dari kisah yang termaktub dalam riwayat Ahmad dan Ibnu Majah ini dapat diambil
pelajaran bahwa boros dalam hal apapun perbuatan yang dilarang agama. Apalagi
dalam penggunaan air, karena air bukanlah materi yang bisa diperbaharui dan
diciptakan. Oleh karenanya, saat berwudhu kita tidak perlu memutar full keran
air, tetapi cukup ¼ keran yang diputarkan.
2. Memanfaat air sisa
Air sisa cucian beras, air minum yang sudah basi dan air hujan bisa
dimanfaatkan untuk menyiram tanaman. Jadi kita tidak perlu mengambil air bersih
dari keran untuk menyiram tanaman. Bahkan kalau bisa, kita menampung air sisa
wudhu dan bisa digunakan untuk keperluan mencuci kendaraan dan menyiram
tanaman.
3. Tidak membuang sampah dan limbah ke sungai
Kita sering melalaikan tentang pentingnya membuang sampah dengan benar. Bahkan
rumah-rumah dan pabrik di bantaran sungai membuang limbahnya ke sungai. Sangat wajar
kalau sungai yang ada di kota ini kotor, bau, dan tercemari bahan kimia
berbahaya. Rasulullah saw dalam sebuah hadits pernah menyampaikan:
"Buanglah duri dari jalan. Sesungguhnya, hal demikian itu termasuk
dari sedekahmu (sama dengan sedekah)" (HR. Bukhari).
Duri adalah sesuatu yang berbahaya untuk pejalan kaki. Membuang duri di
jalan termasuk sedekah karena bisa menyelamatkan orang lain. Begitu pun sampah
yang di buang sembarangan bisa mendatangkan kemadaratan bagi kita, diantaranya
bisa mengakibatkan banjir, tanah menjadi tidak subur, merusak keindahan dan
mendatangkan bau yang tidak sedap.
4. Menanam pohon
Kita tahu bahwa tanaman bisa menyimpan cadangan air. Hutan-hutan yang
gundul tidak bisa menyimpan cadangan air. Jika kita ingin melestarikan air dan
menjaga kebersihan air, maka kita harus menanam pohon.
Imam muslim meriwayatkan hadits dari Jabir bin Abdullah bahwasanya
Rasulullah saw pernah bersabda :
“Tidaklah seorang muslim menanam tanaman kecuali yang dimakan darinya
merupakan sedekah, apa yang dicuri darinya merupakan sedekah, apa yang dimakan
oleh binatang buas merupakan sedekah, apa yang dimakan oleh burung
merupakan sedekah, dan apa yang diambil oleh orang lain juga merupakan
sedekah.” dalam lafal lain : “…Merupakan sedekah sampai akhir kiamat.”
Anjuran untuk menanam pohon, bercocok tanam, dan melakukan penghijauan
bumi ini berlaku sampai hari kiamat. Selama seseorang masih memiliki nyawa ia
masih diperintahkan untuk menanam pohon. Imam Bukhari dan Ahmad meriwayatkan
dari Anas bin Malik, Rasulullah saw bersabda:
“jika kiamat terjadi dan salah seorang di antara kalian memegang bibit
pohon kurma, lalu ia mampu menanamnya sebelum bangkit berdiri, hendakalah ia
bergegas menanamnya.”
Juga sejalan dengan hadits Rasulullah saw:
“Tanamlah bibit pohon yang ada di tangan mu sekarang juga, meski besok
kiamat. Allah akan tetap memperhitungkan pahalanya.”
Dari hadits-hadits di atas ada beberapa hal yang dapat kita ambil
pelajaran:
1. Rasulullah menganjurkan kita untuk bercocok tanam dan memanfaatkan
lahan-lahan pertanian untuk bercocok tanam bahkan meskipun kiamat sudah
mendekat.
2. Hasil cocok tanam tersebut merupakan sedekah bagi kita jika ada yang
memakannya, sampai hari kiamat.
3. Pahala akan diterima oleh orang yang menanam maupun pemilik lahan.
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ لله
حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا اَمَرَ. اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ
لَا شَرِيْكَ لَهُ اِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ وَ كَفَرَ. وَ اَشْهَدُ اَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ وَ حَبِيْبُهُ وَ خَلِيْلُهُ سَيِّدُ الْإِنْسِ
وَ الْبَشَرِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى
اَلِهِ وَ اَصْحَابِهِ وَ سَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.
اَمَّا بَعْدُ، فَيَا
عِبَادَ الله اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا
وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ
سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ وَ
سَلَّمْتَ وَ بَارَكْتَ عَلَى اِبْرَاهِيْمَ وَ عَلَى اَلِ اِبْرَاهِيْمَ فِى
الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ
وَ الْمُؤْمِنَاتِ وَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَ الْأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ وَ قَاضِيَ
الْحَاجَاتِ. اَللَّهُمَّ رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ اِذْهَدَيْتَنَا
وَ هَبْلَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً اِنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّابُ. رَبَّنَا لَا
تَجْعَلْ فِى قُلُوْبَنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ اَمَنُوْا رَبَّنَا اِنَّكَ رَؤُوْفٌ
رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا هَبْلَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَ ذُرِّيَّتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ
وَ اجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا. رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا
حَسَنَةً وَ فِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ الله! اِنَّ
الله يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَ الْإِحْسَانِ وَ اِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَ
يَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَ الْمُنْكَرِ وَ الْبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَّكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوْا الله الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَ اشْكُرُوْهُ عَلَى
نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَ لَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ وَ اللهُ يَعْلَمُ
مَا تَصْنَعُوْنَ
Belum ada tanggapan untuk "Khutbah Jum'at: Urgensi Air, Hemat Air dan Melestarikan Air"
Post a Comment