Apa itu hamzah washal? Hamzah washal adalah
hamzah yang berada di awal kata dan biasanya dibaca apabila di awal kalimat.
Perlu diketahui nih bahwa kalau di Al-Qur’an cetakan arab penulisan hamzah
washal adalah dengan menambah kepala shad di atas hamzah dan tanpa harakat sama
sekali. Kalau di Al-Qur’an cetakan Indonesia sih ada beberapa yang diberi
harakat.
Monday, December 17, 2018
Friday, December 14, 2018
Do’a Setelah Makan dan Minum Beserta Latin dan Terjemahnya
Do’a Sesudah Makan | Do'a Setelah Minum
Bisa makan dan minum merupakan
salah satu nikmat yang Allah berikan kepada kita. Sepantasnya kita bersyukur
kepada Allah atas segala nikmat yang Allah berikan. Oleh karena itu, selepas
kita makan dan minum, kita harus membaca hamdalah dan berdo’a kepada Allah
seperti yang Nabi saw ajarkan kepada kita.
Berikut diantara do’a sesudah
makan dan minum:
Makan |
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَطْعَمَنَا وَسَقَانَا
وَجَعَلَنَا مُسْلِمِيْنَ
Latin:
“Alhamdu lillahi ladzi ath’amana
wasaqana wajaalana muslimin”
Artinya:
“Segala puji bagi Allah yang telah
memberi makan dan memberi minum kepada kami serta menjadikan kami orang-orang
muslim”
Bisa juga berdo’a dengan do’a berikut:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَطْعَمَ وَسَقَى وَسَوَّغَهُ
وَجَعَلَ لَهُ مَخْرَجًا
Latin:
“Alhamdu lillahi ladzi ath’ama
wasaqa wasawwaghahu waja’ala lahu makhraja”
Artinya:
“Segala puji bagi Allah yang telah
memberi makan dan minum serta melancarkannya dan menjadikan baginya tempat
untuk keluar”
Dari kedua do’a di atas, kita
dapati bahwa banyak hal yang harus kita syukuri, dianataranya:
> Bisa makan
> Bisa minum
> Menjadi muslim
> Bisa mencerna makanan
> Bisa mengeluarkan sisa makanan dan minuman
Bayangkan kita bisa makan dan minum tiap tapi tidak bisa
mengeluarkan sisa makan dan minum. Betapa tersiksanya kita kalau mengalami hal
tersebut. Di luar sana ada orang yang rela mengeluarkan jutaan rupiah untuk
bisa BAB dan BAK. Alhamdulillah, kita bisa BAB dan BAK dengan lancar dan tanpa
rasa sakit.
Meskipun nikmat makan dan minum sangat penting bagi kita,
tetapi kita harus selalu ingat bahwa menjadi seorang muslim merupakan nikmat
besar yang Allah berikan kepada kita. Karena dengan menjadi seorang muslim,
kita bisa mencapai surganya Allah swt.
=============
Sumber do’a:
HR. Abu Daud, No. 3850 - 3851
Artikel keren lainnya:
Ditulis oleh
Tatung Mustari pada tanggal Friday, December 14, 2018
Thursday, December 13, 2018
Mad Shilah Qashirah dan Mad Shilah Thawilah (Pengertian dan Contoh)
Pengertian Mad Shilah | Macam-macam Mad Shilah | Conntoh Mad Shilah
Mad shilah adalah mad
pada ha’ dhamir yang berada diantara dua huruf berharakat. Mad pada mad shilah
merupakan mad lafdziyah. Artinya secara tulisan tidak ada huruf mad namun
secara lafadz ada madnya. Dalam istilah ilmu qiraat, dhamir yang dibaca panjang
disebut dengan shilah. Dalam qiraat lain, ada juga yang membaca shilah pada dhamir mim jama'.
Ha’ dhamir disini merupakan dhamir untuk mudzakkar ghaib atau (هُوَ) dalam kedudukan majrur atau manshub. Ha’ dhamir dibaca dhammah apabila huruf sebelumnya berharakat dhammah, berharkat fathah atau huruf sukun selain ya’. Ha’ dhamir dibaca kasrah apabila huruf sebelum kasrah atau ya’ sukun.
Ha’ dhamir yang dibaca shilah di Al-Qur’an cetakan Madinah biasanya ada wawu kecil atau ya’ kecil setelah ha’ dhamir. Adapun di Al-Qur’an cetakan Indonesia digunakan dhammah terbalik atau kasrah tegak. Apabila kita menemukan tanda tersebut, berarti pada ha’ dhamir tersebut terdapat hukum mad shilah.
Dari pemaparan di atas, maka disimpulkan:
• Ha’ dhamir yang huruf sebelumnya sukun tidak dibaca mad, contoh:
مِنْهُ – عَلَيْهِ
• Ha’ dhamir yang huruf setelahnya sukun tidak dibaca mad, contoh:
لَهُ الْمُلْكُ – بِيَدِهِ الْمُلْكُ
• Ha’ dhamir yang dibaca mad adalah yang huruf sebelum dan sesudahnya berharakat, contoh:
وَأُتُوا بِهِ مُتَشَابِهًا - لَهُ أَخٌ
• Ha’ yang bukan dhamir dibaca pendek seperti:
لَـمْ يَنْتَهِ - ما نَفْقَهُ
Macam-macam Mad Shilah
Pembagian Mad Shilah: Shugra dan Kubra |
1. Mad Shilah Qashirah
Mad shilah qashirah atau
mad shilah shugra adalah ha’ dhamir yang berada diatara dua huruf berharakat
dan sesudahnya tidak ada hamzah. Mad shilah qashirah termasuk kelompok mad
ashli. Ukuran panjangnya 2 harakat. Contoh:
إِنَّهُ كَانَ - لَهُ مَا
2. Mad Shilah Thawilah
Mad shilah thawilah atau
mad shilah kubra adalah ha’ dhomir yang berada diantara dua huruf berharakat
dan sesudahnya ada hamzah. Mad shilah thawilah termasuk kelompok mad far’i
karena ada hamzah setelah mad. Ukuran panjang mad shilah kubra sama derajatnya
dengan mad jaiz munfashil yaitu 4-5 harakat dan yang diutamakan 4 harakat. Contoh:
مَالَهُ أَخْلَدَهُ - عِنْدَهُ
إِلَّا
----------
Pengecualian Mad Shilah
Ha; dhamir pada surat
az-Zumar 7 dibaca pendek walaupun memenuhi syarat sebagai mad shilah yaitu pada
ayat (يَرْ ضَهُ لَكُمْ). Sebenarnya sebelum Ha’ dhamir ada huruf
sukun namun dibuang karena menjadi jawab syarat.
Menurut riwayat Hafsh
dari Ashim Ha’ dibaca panjang karena tauqifi walaupun sebelumnya huruf sukun, yaitu
pada surat al-Furqan 69. Ayatnya (فِيْهِ مُهَاناً).
---------
Sumber:
Tuhfah Al-Athfal
Nihayah Al-Qaul
Al-Mufid
Terima kasih telah berkunjung. Kalau ada yang salah silakan dikoreksi.
Artikel keren lainnya:
Ditulis oleh
Tatung Mustari pada tanggal Thursday, December 13, 2018
Friday, December 7, 2018
Fawatihus Suwar atau Huruf Muqathaah dalam Tinjauan Ilmu Tajwid dan Tafsir
Fawatihus Suwar atau Huruf Muqathaah dalam Tinjaun Ilmu Tajwid dan Tafsir
Fawatihus
suwar atau huruf muqathaah adalah huruf-huruf yang berada di awal surat.
Disebut fawatihus suwar karena huruf tersebut berada di muka surat dan disebut
huruf muqathaah karena membacanya huruf per huruf. Yang termasuk fawatihus
suwar ada 14 yang dikumpulkan pada kalimat:
صِلْهُ
سُحَيْرًا مَنْ قَطَعْكَ
(Fawatihus Suwar atau Huruf Muqathaah) |
Adapun
bentuk redaksi Fawatih As-Suwar di dalam Al-Quran dapat dijelaskan sebagai
berikut.
>
Terdiri atas satu huruf
Terdapat
pada tiga tempat:
1.
Surat Shad yang diawali huruf shad;
2.
surat Qaf yang diawali huruf Qaf;
3.
Surat Al-Qalam yang diawali huruf nun.
> Terdiri atas dua huruf
Terdapat pada sepuluh tempat:
Surat Al-Mukmin yang diawali huruf ha mim;
Surat Al-Fusilat yang diawali huruf ha mim;
Surat Asy-Syura yang diawali huruf ha mim;
Surat Az-Zukhruf yang diawali huruf ha mim;
Surat Ad-Dukhan yang diawali huruf ha mim;
Surat Al-Jatsiyyah yang diawali huruf ha
mim;
Surat Al-Ahqaf yang diawali huruf ha mim;
Surat Thaha yang diawali huruf tha dan ha;
Surat An-Naml yang diawali huruf tha dan
sin;
Surat Yaasin yang diawali huruf ya’ dan sin.
> Terdiri atas tiga huruf
Terdapat pada 13 tempat:
Surat Al-Baqarah yang diawali huruf alif lam
dan mim;
Surat Ali Imran yang diawali huruf alif lam dan
mim;
Surat Al-Ankabut yang diawali huruf alif lam
dan mim;
Surat Ar-Rum yang diawali huruf alif lam dan
mim;
Surat Luqman yang diawali huruf alif lam dan
mim;
Surat As-Sajdah yang diawali huruf alif lam dan
mim;
Surat Yunus yang diawali huruf alif lam dan ra;
Surat Hud yang diawali huruf alif lam dan ra;
Surat Yusuf yang diawali huruf alif lam dan ra;
Surat Ibrahim yang diawali huruf alif lam dan
ra;
Surat Al-Hijr yang diawali huruf alif lam dan
ra;
Surat Asy-Syuara' yang diawali huruf tha sin
dan mim.
Surat Al-Qashshas yang diawali huruf tha sin
dan mim.
> Terdiri atas empat huruf
Terdapat pada dua tempat:
1. surat Al-A'raf yang diawali huruf alif, lam, mim dan shad
2. Surat Ar-Ra'd yang diawali huruf alif,
lam, mim dan ra.
> Terdiri atas lima huruf
Terdapat pada satu tempat: surat Maryam yang
diawali huruf kaf, ha, ya’, 'ain dan shad.
Dalam
Tinjauan Ilmu Tajwid
Dalam
ilmu tajwid cara membaca huruf muqathaah terbagi menjadi tiga macam:
1.
Pendek
Yaitu
pada alif.
2.
Dua harakat
Yaitu
berlaku pada huruf yang bila dilafalkan terdiri dari dua huruf. Hurufnya ada 5
dan dikumpulkan pada (حَيَّ طَهَرَ).
Nama hukumnya mad thabii harfi. Dalilnya:
وَمَا
سِوَى الحَرْفِ الثُّلاَثِي لاَ أَلِـفْ • فَـمَـدُّهُ مَــدًّا طَبِيعِـيًّـا
أُلِــفْ
وَذَاكَ
أَيْضًا فِـي فَوَاتِـحِ السُّـوَرْ • فِي لَفْظِ (حَيٍّ طَاهِرٍ) قَـدِ
انْحَصَـرْ
Kelima
huruf di atas apabila dilafalkan maka terdiri dari dua huruf dimana setelah
huruf tersebut terdapat alif mad.
ح
(حَا)، ي (يَا)، ط (طَا)، هـ (هَا)، ر (رَا)
3. Enam harakat
Yaitu
pada huruf yang bila dilafalkan terdiri dari tiga huruf. Hurufnya ada 8 dan
dikumpulkan pada:
كَمْ
عَسَلْ نَقَـصْ (ك م ع س ل ن
ق ص)
Huruf-huruf
diatas apabila dilafalkan terdiri dari tidag huruf, yakni:
ك (كَافْ)، م (مِيْمْ)، ع (عَيْنْ)، س (سِيْنْ)، ل
(لَامْ)، ن (نُوْنْ)، ق (قَافْ)، ص (صَادْ)
Dalam
ilmu tajwid, kedelapan huruf di atas dibaca panjang 6 harakat dan termasuk mad
lazim harfi. Mad lazim harfi pun terbagi dua yaitu mad lazim harfi mukhafaf dan
mad lazim mutsaqal. Berikut dalilnya:
كِلاَهُمَا
مُثَـقَّـلٌ إِنْ أُدْغِمَا • مَخَفَّـفٌ كُلٌّ إِذَا لَمْ
يُدْغَـمَا
> Mad lazim harfi mukhafaf
Apabila
kedelapan huruf tersebut tidak diidghamkan. Contoh:
كهيعص
– ن - حم
>
Mad lazim harfi mutsaqal
Apabila
dibaca idgham dan hanya terjadi ketika idgham Lam ke Mim dan Sin ke Mim.
Contoh:
الـمّ
- الـمّر - الـمّص - طسم
Dalam
Tinjauan Ilmu Tafsir
Setelah
basmalah, terdapat dalam 29 surat sekelompok huruf –kadang kala bahkan huruf
tunggal– yang telah banyak menyebabkan diskusi dan refleksi dalam sejarah
pemikiran umat Islam. Dalam catatan As-Suyuthi, ada kurang lebih 20 pendapat
yang berkaitan dengan persoalan ini. Menurut As-Suyuthi, huruf muqathaah tergolong
ke dalam ayat mutasabbih. Itulah sebabnya, banyak telaah tafsirilah untuk
mengungkapkan makna rahasia yang terkandung di dalamnya.
Pada
dasarnya, terdapat dua kubu ulama yang mengomentari persoalan di atas. Pertama,
kubu salaf yang memahaminya sebagai rahasia yang hanya diketahui Allah. Di
antara mereka adalah 'Ali bin Abu Thallib dan Abu Bakar. Dalam satu riwayatnya,
'Ali berkata:
"Setiap
kitab memiliki sari pati (safwah) dan sari pati Al-Quran adalah huruf-huruf
ejaannya."
Riwayat
senada diucapkan Abu Bakar:
"Setiap
kitab memiliki rahasia dan rahasia Al-Quran adalah permulaan-permulaan suratnya
(awa'il as-suwar)."
Ahli
hadits pun meriwayatkan bahwa para khalifah yang empat berkata:
"Huruf-huruf
Al-Quran ini adalah ilmu tersembunyi dan rahasia yang hanya diketahui oleh
allah semata."
Adapun
kubu kedua melihat persoalan ini sebagai suatu rahasia yang juga dapat
diketahui oleh manusia.
1.
Menurut ahli tafsir
Menurut
Ibn 'Abbas, berdasarkan riwayat Ibn Abi Hatim, huruf-huruf itu menunjukan nama
Tuhan. Menurut Sayyid Al-Quthub, huruf-huruf itu mengingatkan kenyataan bahwa
Al-Quran disusun dari huruf-huruf yang lazim dikenal oleh bangsa Arab, yaitu
tujuan Al-Quran pertama kali diturunkan. Dalam pandangannya pula, misteri dan
kekuatan huruf-huruf itu terletak pada kenyataan bahwa meski pun huruf-huruf
ini begitu lazim dan sangat dikenal, manusia tidak akan dapat menciptakan gaya
dan diksi yang sama dengannya untuk membuat kitab seperti Al-Quran. Pendapat
lain adalah bahwa huruf-huruf itu berfungsi sebagai tanbih (peringatan),
seperti terungkap dalam pendapat Ibn Katsir, Ath-Thabari, dan Rasyid Ridha,
dalam kitab tafsirnya masing-masing.
2.
Menurut ahli teologi dan tasawuf
Kelompok
teolog dan tasawuf biasanya menafsirkan Al-Quran untuk melegitimasi
doktrin-doktrin mereka. Seperti Ath-Thabari, salah seorang komentator syi'ah, menjelaskan dengan merujuk kepada
imamnya yang berjumlah enam bahawa alif merujuk enam sifat Tuhan, yaitu:
>
Yang memulai
>
Yang jujur dan yang lurus
>
Yang unik
>
Yang mereka
>
Yang tunggal
Alif
tidak berhubungan dengan huruf lain, sedangkan huruf lain berhubungan
dengannya.
Dalam
tradisi sufi, rahasia-rahasia huruf itu dijelaskan dengan perspektif
estorik-simbolik. Ibn 'Arabi menjelaskan bahwa Alif adalah nama esensi Ilahi
yang menunjukan bahwa Ia adalah yang pertama dari segala esensi, sementara lam
terbentuk dari dua alif dan keduanya terandung dalam mim. Ia menjelaskan bahwa
setiap nama merupakan referensi untuk hakikat (esensi), yaitu yang mengandung
sesuatu yang lain (atribut). Oleh karena itu, mim merupakan referensi indakan
Muhammad. Selain itu, ia menjelaskan bahwa alif adalah simbol sifat atau
tindakan Muhammad, maka lam yang merupakan pengantar alif dan mim merupakan simbol
nama malaikat Jibril.
3.
Menurut kalangan orientalis
Para
orientalis berpendapat bahwa potongan huruf ini merupakan simbol mistis atau
tanda-tanda magis atau tiruan dari tulisan kitab samawi yang disampaikan kepada
Muhammad. Namun hal ini tidak dapat dipatikan kebenarannya.
Seluruh
pendapat ini sah-sah saja namun tidak juga bisa dipastikan kebenarannya. Karena
itulah, hingga kini, ayat-ayat ini terbuka untuk penafsiran baru asal tetap
dapat dipertanggungjawabkan.
Artikel keren lainnya:
Ditulis oleh
Tatung Mustari pada tanggal Friday, December 7, 2018
Sunday, November 18, 2018
Kumpulan Kaligrafi Kontemporer Indah dan Cantik
Mungkin sobat belum mengetahui apa itu kaligrafi kontemporer. Kaligrafi kontemporer adalah karya seni menulis dipadupadankan dengan melukis. Biasanya dalam kaligrafi titik utamanya adalah keindahan tulisan, sedangkan dalam kaligrafi kontemporer, selain keindahan tulisan terdapat pula keindahan seni rupa.
Dalam even MTQ, perlombaan kaligrafi meliputi 4 kategori yaitu naskah, hiasan mushaf, dekorasi dan kaligrafi kontemporer. Dalam kaligrafi kontemporer, kaidah-kaidah kaht arab tidaklah terlalu mengikat, namun demikian tidak boleh dari unsur kaligrafi arab yakni tulisan harus berada pada kaidah kesahihan khat.
Mau tahu contoh kaligrafi kontemporer? Silakan cek saja di bawah ini:
Kaligrafi Kontemporer |
|
|
Kaligrafi Kontemporer |
Contoh kaligrafi kontemporer
Kaligrafi Kontemporer |
Kaligrafi Kontemporer |
Kaligrafi Kontemporer |
Kaligrafi Kontemporer |
Kaligrafi Kontemporer |
Kaligrafi Kontemporer |
Kaligrafi Kontemporer |
Kaligrafi Kontemporer |
Kaligrafi Kontemporer |
Kaligrafi Kontemporer |
Itulah beberapa contoh kaligrafi kontemporer. Keren kan?
Artikel keren lainnya:
Ditulis oleh
Tatung Mustari pada tanggal Sunday, November 18, 2018
Friday, November 16, 2018
Pengertian Adzan dan Iqamah serta Keutamaannya
Pengertian Adzan dan Iqamah | Lafadz Adzan dan Iqamah | Keutamaan Adzan dan Iqamah
Pengertian
Adzan dan Iqamah
Adzan
secara bahasa adalah pengumuman atau pemberitahuan, sedangkan dalam istilah
adzan adalah perkataan
tertentu yang berguna memberitahukan masuknya waktu shalat fardhu.
Sedangkan iqamah adalah
pertanda shalat berjama’ah akan dimulai. Hukum adzan dan iqamat adalah sunnah.
Ilustrasi Adzan |
Adapun lafadz adzan adalah
sebagai berikut:
اَللهُ اَكْــبَرُ اللهُ اَكْــَبرُ ٢
اَشْــهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلَّا اللهُ ٢
اَشْــهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَّسُــوْلُ
اللهِ ٢
حَيَّ عَلىَ الصَّـــــلاَ ة ٢
حَيَّ عَلَى اْلفَـــــلاَحِ ٢
اَللهُ اكْــبَرُ اللهُ اَكْــــبَرُ ٢
لَا اِلَــهَ اِلَّا اللهُ ١
Khusus untuk adzan shubuh setelah
"hayya ‘alal falah", muadzdzin membaca:
اَلصَّــلَاةُ خَيْرٌ مِّنَ النَّوْمِ ٢
Adapun
lafadz iqamah adalah sebagai berikut:
اَللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ
أَشْهدُ
أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ
أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَّسُوْلُ
اللهُ
حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ
حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ
قَدْ قَامَتِ الصَّلاَة ٢
اللهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ
لَا إِلهَ إِلَّا الله
Keutamaan
Adzan dan Iqamah
Adzan memiliki keutamaan yang besar
sehingga andai saja orang-orang tahu keutamaan pahala yang didapat dari
mengumandangkan Adzan, pastilah orang-orang akan berebutan. Bahkan kalau perlu
mereka melakukan undian untuk sekedar bisa mendapatkan kemuliaan itu. Hal itu
atas dasar hadits nabi SAW :
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ قَالَ لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فيِ
الآذَانِ وَالصَّفِ الأَوَّلِ ثُمَّ لمَ ْيَجِدُوا إِلاَّ أَنْ يَسْتَهِمُوا
عَلَيْهِ لاَسْتَهَمُوا رواه البخاري وغيره
Dari Abu Hurairah ra. bahwa
Rasulullah saw bersabda,”Seandainya orang-orang tahu keutamaan adzan dan berdiri
di barisan pertama shalat (shaff), dimana mereka tidak bisa mendapatkannya
kecuali harus mengundi, pastilah mereka mengundinya di antara mereka..”(HR.
Bukhari)
Selain itu, ada keterangan yang
menyebutkan bahwa nanti di akhirat, orang yang mengumandangkan adzan adalah
orang yang mendapatkan keutamaan dan kelebihan.
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلاً ِمَّنْ مَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ
إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
Artinya: “Siapakah yang lebih
baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal
yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah
diri?”(QS. Fushshilat : 33)
Menurut mereka, makna dari menyeru
kepada Allah di dalam ayat ini adalah mengumandangkan adzan. Berarti kedudukan
mereka paling tinggi dibandingkan yang lain.
Syarat
Adzan dan Iqamah
Untuk dibenarkannya adzan, maka ada
beberapa syarat yang harus terpenuhi sebelumnya. Diantara syarat-syarat adzan
adalah :
a. Telah Masuk Waktu
Bila seseorang mengumandangkan adzan
sebelum masuk waktu shalat, maka adzannya itu haram hukumnya sebagaimana telah
disepakati oleh para ulama. Dan bila nanti waktu shalat tiba, harus diulang
lagi adzannya. Kecuali adzan shubuh yang memang pernah dilakukan 2 kali di masa
Rasulllah SAW. Adzan yang pertama sebelum masuk waktu shubuh, yaitu pada 1/6
malam yang terakhir. Dan adzan yang kedua adalah adzan yang menandakan masuknya
waktu shubuh, yaitu pada saat fajar shadiq sudah menjelang.
b. Harus Berbahasa Arab
Adzan yang dikumandangkan dalam
bahasa selain arab tidak sah. Sebab adzan adalah praktek ibadah yang bersifat
ritual, bukan semata-mata panggilan atau menandakan masuknya waktu shalat.
c. Tidak Bersahutan
Bila adzan dilakukan dengan cara
sambung menyambung antara satu orang dengan orang lainnya dengan cara bergantian,
hukumnya tidak sah.
d. Muslim, Laki, Akil Baligh.
Adzan tidak sah bila dikumandangkan
oleh non-muslim, wanita, orang tidak waras atau anak kecil. Sebab mereka semua
bukan orang yang punya beban ibadah.
e. Tertib Lafaznya
Tidak diperbolehkan untuk terbolak-balik
dalam mengumandangkan lafadz adzan. Urutannya harus benar. Namun para ulama
sepakat bahwa untuk mengumandangkan adzan tidak disyaratkan harus punya wudhu`,
menghadap kiblat, atau berdiri. Hukum semua itu hanya sunnah saja, tidak
menjadi syarat sahnya adzan.
Sunnah Adzan
Disunnahkan orang yang
mengumandangkan adzan juga orang yang mengumandangkan iqamat. Namun bukan
menjadi keharusan yang mutlak, lantaran di masa Rasululah SAW, Bilal
radhiyallahu ‘anhu mengumandangkan adzan dan yang mengumandangkan iqamat adalah
Abdullah bin Zaid, shahabat Nabi yang pernah bermimpi tentang adzan. Dan hal
itu dilakukan atas perintah nabi juga. Adapun sunah-sunah azan adalah sebagai
berikut:
• Hendaklah muadzin suci dan hadast
besar dan kecil.
• Hendaklah ia berdiri menghadap
kiblat.
• Menghadapkan wajah dan lehernya ke
sebelah kanan ketika mengucapkan ‘Hayya ‘alas shalah’ dan ke sebelah
kiri ketika mengucapkan, ‘Hayya ‘alal falah’
• Memasukkan dua jari ke dalam
telinganya, karena ada pernyataan Abu Juhaifah: Saya melihat Bilal adzan dan
berputar serta mengarahkan mulut ke sini dan ke sini, sedangkan dua jarinya
berada ditelinganya.”
• Mengeraskan suaranya ketika adzan,
sebagaimana yang dijelaskan dalam sabda Nabi saw., “Karena sesungguhnya
tidaklah akan mendengar sejauh suara muadzin, baik jin, manusia, adapun sesuatu
yang lain, melainkan mereka akan menjadi saksi baginya pada hari kiamat.”
Artikel keren lainnya:
Ditulis oleh
Tatung Mustari pada tanggal Friday, November 16, 2018
Do’a Memakai dan Melepas Pakaian (Baju, Celana, dll)
Do’a Mengenakan Pakaian | Do'a Melepas Pakaian
Memakai dan melepaskan baju
ataupun celana haruslah disertai do’a. Berdo’a merupakan bentuk kebergantungan
kita kepada Allah. Salah satu faidah berdo’a ketika melepas baju adalah agar
kita terhindar dari pandangan jin saat terbuka aurat.
Baju Muslim |
Do’a memakai baju atau celana
بِسْمِ اللهِ اَللّٰهُمَّ اِنِّى اَسْأَلُكَ مِنْ
خَيْرِهِ وَخَيْرِ مَا هُوَ لَهُ وَاَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهِ وَشَرِّ مَا هُوَ لَهُ
Latin:
“Bismillahi Allahumma inni as’aluka
min khairi ma huwa lahu waaudzu bika min syarri ma huwa lahu”
Artinya:
"Dengan nama-Mu ya Allah aku
minta kepada Engkau kebaikan pakaian ini dan kebaikan apa yang ada padanya, dan
aku berlindung kepada Engkau dari kejahatan pakaian ini dan kejahatan yang ada
padanya"
Do’a memakai pakaian baru
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِىْ كَسَانِىْ هَذَا الثَّوْبَ
وَرَزَقَنِيْهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّىْ وَلاَ قُوَّةٍ
Latin:
“Alhamdulillahil ladzi kasani hadzats
tsaub warazaqanihi min ghairi haulin minni wa la quwwatin”
Artinya:
"Segala puji milik Allah
yang memberi aku pakaian ini dan memberi rezeki tanpa upaya dan kekuatan dariku"
Do’a melepaskan pakaian
بِسْمِ اللهِ الَّذِيْ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ
Latin:
“Bismillahil ladzi la ilaha
illah huwa”
Artinya:
“Dengan nama Allah yang tiada
Tuhan selain-Nya”
Hikmah
Hikmah dari do’a-do’a di atas diantaranya adalah sebagus dan
semahal apapun pakaian yang kita kenakan, kita tidak boleh menjadi orang yang
sombong. Ingatlah! Pada dasarnya Allahlah yang memberikan pakaian kepada kita.
Tujuan berpakaian adalah untuk menutup aurat. Menutup aurat
merupakan ciri bagi seorang muslim yang masih memiliki rasa malu. Pada saat
kita membuka baju ataupun celana dan terbuka aurat, hendaklah kita berdo’a
supaya terhindar dan tertutup dari penglihatan jin.
Artikel keren lainnya:
Ditulis oleh
Tatung Mustari pada tanggal
Wednesday, November 7, 2018
Pengertian dan Contoh Mad Jaiz Munfashil
Mad jaiz munfashil adalah apabila huruf mad bertemu hamzah di lain kata. Panjang mad jaiz munfashil adalah 4-5 harakat dan yang diutamakan 4 harakat. Disebut mad jaiz karena tidak semua ulama ahli qiraat sepakat untuk memanjangkan mad ini lebih dari dua harakat. Munfashil artinya terpisah yakni antara mad dengan hamzah terdapat pada kata yang berbeda.
Contoh:
Contoh Mad Jaiz Munfashil |
Dalam pembagian mad far'i ada yang dinamakan dengan mad jaiz munfashil. Mad jaiz munfashil berbeda dengan mad wajib muttashil. Letak perbedaannya adalah pada keberadaan hamzah setelah mad. Apabila mad wajib berada pada satu kata sedangkan mad jaiz terdapat pada dua kata.
Dalam
ilmu tajwid mad jaiz munfashil didefinisikan:
أَنْ يَكُوْنَ الْمَدُّ وَالْهَمْزَةُ
فِي كَلِمَتَيْنِ
Mad jaiz munfashil adalah mad dan hamzah
pada dua kata.
Contoh mad jaiz munfashil:
كَلَّا إِذَا -
إِنِّيْ أَخَافُ – تُوْبُوْا إِلَى اللهِ
Perlu diingat bahwa tanda alis atau coret
panjang bukanlah merupakan bagian dari tanda mad jaiz munfashil. Jadi walaupun
tidak ada tanda alis maka jika ada mad bertemu hamzah pada dua kata haruslah
dibaca panjang. Terus untuk apa tanda alis tersebut? Tanda tersebut untuk
memudahkan para pembaca khususnya yang belum menguasai teori ilmu tajwid.
Pembagian Mad Jaiz Munfashil
1. Mad jaiz munfashil haqiqi
Yaitu mad jaiz munfashil yang terdapat pada dua
kata yang secara tulisan dan makna terpisah. Contoh:
كَلَّا إِذَا – قُوْا أَنْفُسَكُمْ
2. Mad jaiz munfashil hukmi
Yaitu mad jaiz munfashil yang terdapat pada kata
yang penulisannya bersambung namun secara hukum terpisah. Contoh:
يأَيُّهَا - هأَنْتُمْ
Contoh ayat yang terdapat mad jaiz munfashil:
تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ
قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ
لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ
وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ
الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ
وَآَمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ
وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْحُطَمَةُ
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ
الْقَدْرِ
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا
اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ
كَلَّا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَيَطْغَى
الَّذِي أَنْقَضَ ظَهْرَكَ
Catatan!
Ada yang mengatakan bahwa tanda mad jaiz
munfashil itu adalah hamzahnya seperti alif. Pernyataan itu kurang tepat
menurut saya. Mengapa demikian? Karena ternyata ada mad jaiz munfashil yang
hamzahnya tidak seperti alif. Contoh pada Al-Isra: 49 dan As-sajdah: 10. Berikut
ayatnya:
وَقَالُواْ ءَإِذَا
كُنَّا عِظَامًا وَرُفَاتًا ءَإِنَّا لَمَبْعُوثُونَ خَلْقًا جَدِيدًا -٤٩-
وَقَالُوا ءَإِذَا
ضَلَلْنَا فِي الْأَرْضِ ءَإِنَّا لَفِي خَلْقٍ جَدِيدٍ بَلْ هُم بِلِقَاء
رَبِّهِمْ كَافِرُونَ -١٠-
Pada kata yang dicetak
merah terdapat hukum mad jaiz munfashil namun hamzahnya tidak berbentuk seperti
alif. Jadi intinya yang menjadikan hukum mad jaiz munfashil adalah apabila mad
bertemu hamzah di lain kata.
Mudah-mudahan mudah
difahami! Sekian pemaparan tentang mad jaiz munfashil mulai dari pengertian dan
juga contohnya. Semoga bermanfaat! Amin.
Artikel keren lainnya:
Ditulis oleh
Tatung Mustari pada tanggal Wednesday, November 7, 2018