Apa itu hamzah washal? Hamzah washal adalah
hamzah yang berada di awal kata dan biasanya dibaca apabila di awal kalimat.
Perlu diketahui nih bahwa kalau di Al-Qur’an cetakan arab penulisan hamzah
washal adalah dengan menambah kepala shad di atas hamzah dan tanpa harakat sama
sekali. Kalau di Al-Qur’an cetakan Indonesia sih ada beberapa yang diberi
harakat.
﴿بابُ هَمْزِ الْوَصْلِ﴾
وَابْدَأْ بِهَمْزِ الْوَصْلِ مِنْ فِعْلٍ بِضَمْ
|
«»
|
إنْ كَانَ ثَالِثٌ مِنَ الفِعْلِ يُضَمْ
|
وَاكْسِرْهُ حَالَ الْكَسْرِ وَالْفَتْحِ وَفِي
|
«»
|
لاسْـمَاءِ غَيْرَ اللاَّمِ كَسْرُهَا وَفِي
|
ابْنٍ مَـــعَ
ابْنَـــةِ امْـــــرِئٍ وَاثْـــنَيْنِ
|
«»
|
وَامْـــرَأةٍ وَاسْــــــمٍ مَــــعَ اثْـــنَــــتَيْنِ
|
Terjemahnya:
Mulailah hamzah washal dengan harakat dhammah
pada fi’il yang huruf ketiganya berharakat dhammah.
Dan kasrahkanlah hamzah washal:
-
Apabila ketika
huruf ketiganya kasrah dan fathah
-
Pada isim-isim
selain yang diawali alif lam juga
-
Isim-isim
tertentu yakni:
ابْنٍ - ابْنَةٍ – امْـــــرِئٍ – اثْـــنَيْنِ – امـرَأةٍ
– اسْــمٍ – اثْـــنَــــتَيْنِ
berdasarkan bait di atas maka didapati bahwa cara
membaca hamzah washal ada 4 macam dalam dua keadaan:
A. di awal kalimat/bacaan
Apabila ada hamzah washal berada di awal kalimat
atau bacaan maka ada 3 cara baca:
1. Dhammah
Yaitu hamzah washal yang terdapat pada fi’il dan
huruf ketiga dari fi’il tersebut berharakat dhammah. Contoh:
اُدْخُلُوْا – اُخْرُخْ - اُنْصُرْ
2. Fathah
Yaitu hamzah washal pada isim yang diawali alif lam
ta’rif. Contoh:
اَلْبَقَرَةُ – اَلنَّاسُ - اَلْعِلْمُ
3. Kasrah
Hamzah washal yang terdapat pada fi’il dan huruf
ketiga dari fi’il tersebut berharakat fathah atau kasrah. Contoh:
اِضْرِبْ – اِفْتَحْ - اِجْتَمَعَ
Hamzah washal yang terdapat pada isim-isim
musytaq. Contoh:
اِسْتِغْفَارٌ – اِجْتِمَاعٌ - اِسْتِخْرَاجٌ
Hamzah washal yang terdapat pada isim-isim jamid.
Contoh:
ابْنٌ - ابْنَةٌ - اثْـــنَانِ - اثْـــنَـــتَانِ - امْـرَأةٌ -
امْـرِئٌ - اسْــمٌ
B. Ditengah kalimat/bacaan
Apabila ada hamzah washal berada tengah kalimat
atau bacaan maka cara bacanya seperti halnya alif namun tidak menjadikannya
bacaan mad. Contoh:
وَامْـرَأتُهُ – مِنَ الْمَلَائِكَةِ – فَانْصُرْ
Catatan!
1. Apabila hamzah washal
terletak setelah alif lam maka hamzahnya tetap berharakat. Contoh:
اَلْاِسْمُ – اَلْاِسْتِغْفَارُ - اَلْاِجْتِمَاعُ
2. Kaidah no. 1
dikecualikan pada kata (بِئْسَ الْاِسْمُ) pada Al-Hujurat: 11. Pada kata tersebut berlaku naql dalam
bacaan riwayat Hafsh. Naql adalah memindahkan harakat hamzah kepada huruf
sebelumnya. Maka pada kata tersebut cara bacanya “bi’sa lismu” bukan “bi’sal
ismu”. Berikut ayatnya:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَومٌ
مِّن قَوْمٍ عَسَى أَن يَكُونُوا خَيْراً مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاء مِّن نِّسَاء عَسَى
أَن يَكُنَّ خَيْراً مِّنْهُنَّ وَلَا تَلْمِزُوا أَنفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ
بِئْسَ الاِسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ وَمَن لَّمْ يَتُبْ فَأُوْلَئِكَ هُمُ
الظَّالِمُونَ -١١-
2. Khusus kata (ائْتُوْنِيْ) pada Al-Alqaf: 4 ketika washal dibaca seperti pada tulisannya.
Adapun apabila memulai bacaan dari kata tersebut maka menjadi (اِيْتُوْنِيْ). Berikut ayatnya:
قُلْ أَرَأَيْتُم مَّا تَدْعُونَ مِن دُونِ اللَّهِ
أَرُونِي مَاذَا خَلَقُوا مِنَ الْأَرْضِ أَمْ لَهُمْ شِرْكٌ فِي السَّمَاوَاتِ ائْتُوْنِيْ
بِكِتَابٍ مِّن قَبْلِ هَذَا أَوْ أَثَارَةٍ مِّنْ عِلْمٍ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ
-٤-
------Penulisan ayat-ayat
pada artikel ini tidak sesuai rasm utsmani. Silakan lihat Al-Qur’an untuk yang
lebih tepatnya.--------
Mudah-mudahan setelah baca artikel ini para pembaca
tidak bingung lagi cara membaca hamzah washal. Yang belum faham silahkan bertanya
di kolom komentar!
Hatur nuhun ya materinya. Alhamdulillah penjelasanya mudah dimengerti
ReplyDeleteTerbaik
ReplyDeleteNuhun
ReplyDeleteGood, saya belajar
ReplyDelete. Refernsinya mana, kalau di CATATAN yang No.2 yang mana ada hukum Naql.?
ReplyDeletesudah sy sebutkan referensinya di kitab muqaddimah Al-jazariyyah.Hukum naql di kata bi'sal ismu.
Deleteاذالتقیت (baca : idzil taqoitu)
ReplyDeletetermasuk bacaan apa ust?
atas jawabannya kami samapaikan terimakasih
Lam sukun disana bukan lam ta'rif, jd hukumnya idzhar.
DeleteJazakumullahu khoiran
ReplyDelete