Coba Perhatikan penggalan lirik lagu berikut!
Lirik
Bila hati kian bersih
Pikiran pun akan jernih
Semangat hidup nan gigih
Prestasi mudah diraih
Namun bila hati keruh
Batin selalu gemuruh
Seakan dikejar musuh
Dengan Allah kian jauh
Bila hati kian bersih
Pikiran pun akan jernih
Semangat hidup nan gigih
Prestasi mudah diraih
Namun bila hati keruh
Batin selalu gemuruh
Seakan dikejar musuh
Dengan Allah kian jauh
Pantun
Berakit-rakit ke hulu
Berenang-renang ketepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian
Berenang-renang ketepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian
Yang menjadikan lirik di atas enak didengar adalah karena vokal ujungnya sama. Pola seperti ini disebut dengan saja' dalam pembahasan ilmu badi'.
Saja’ merupakan
bagian dari muhassinat lafdzi yakni keindahan kata dari segi pelafalannya.
Dalam bahasa Indonesia ada istilah sajak merupakan serapan dari bahasa Arab
yaitu saja’. Memang konsep sajak dalam bahasa Indonesia sama dengan saja’ dalam
bahasa Arab namun tidak sepenuhnya sama. Saja’ bisa diartikan juga dengan rima.
A.
Pengertian Saja’
السَّجْعُ هو وَافُقُ
الْفَاصِلَتَيْن في الْحَرْفِ الأخِير
As-saja‘ adalah
kesamaan dua fashilah pada huruf akhirnya. Yang dimaksud
fashilah kata terakhir pada bait, ayat, kalimat, atau penggalan kalimat. Saja’dapat membentuk
bunyi dan nada huruf yang indah dan berirama. Di Al-Qur’an terdapat banyak
saja’, bahkan hampir semua ayat berupa saja’ dan itu membuktikan kalau
Al-Qur’an adalah karya sastra yang paling indah.
Contoh:
اَلْـحُـرُّ إِذَا وَعَدَ
وَفَى، وَإِذَا أَعَانَ كَفَى، وَإِذَا
مَلَكَ عَفَا
Artinya: Orang yang
merdeka jika ia berjanji ia menepati, jika ia memberi pertolongan ia melepaskan
orang yang dibantunya dari keusahan, jika ia memiliki ia menjaganya.
Fashilah pada
kalimat di atas adalah (وَفَى), (كَفَى)
dan (عَفَا).
لِسَعْيِهَا
رَاضِيَةٌ،فِي جَنَّةٍ عَالِيَةٍ، لَا تَسْمَعُ فِيهَا لَاغِيَةً، فِيهَا عَيْنٌ
جَارِيَةٌ
Artinya: “Merasa
senang karena usahanya, dalam syurga yang tinggi, tidak kamu dengar di dalamnya
perkataan yang tidak berguna,di dalamnya ada mata air yang mengalir.” (QS.
Al-Ghasyiyah: 9-12)
Contoh saja’ pada
keempat ayat di atas adalah pada kata (رَاضِيَةٌ),
(عَالِيَةٍ), (لَاغِيَةً),
dan (جَارِيَةٌ).
اللَّهُمَّ
أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا، وَأَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا
Artinya: “Ya Allah
berikanlah orang yang berinfak itu pengganti harta bendanya dan berikanlah
orang yang menahan (tidak berinfak) itu kerusakan harta bendanya.”
Fashilah pada hadis
di atas adalah (تَلَفًا) dan (خَلَفًا).
Lalu apa
perbedaannya dengan jinas? Jinas itu pengulangan kata yang sejenis baik yang
sama hurufnya, harakatnya, jumlahnya, atau urutannya. Jinas bisa terjadi pada
satu kalimat atau lebih dan bisa terdapat di awal, tengah, atau di akhir
kalimat. Sedangkan saja’ adalah persamaan bunyi yang terdapat di akhir fashilah
saja. Tentunya apabila jinas terjadi di akhir kalimat atau fashilah maka
termasuk saja’ juga.
Kemudian antara
fashilah bisa seimbang atau lebih panjang. Ciri saja’ yang bagus diantaranya
1.
Kedua fashilah atau faqrah sama
Contoh:
إِذَا مَسَّهُ
الشَّرُّ جَزُوعًا، وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا
Artinya: Apabila
ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia
amat kikir, (QS. Al-Ma’arij: 20-21)
2.
Faqrah kedua, ketiga dan selanjutnya lebih panjang
Contoh:
وَالنَّجْمِ
إِذَا هَوَى، مَا ضَلَّ صَاحِبُكُمْ وَمَا غَوَى
Artinya: “Demi bintang
ketika terbenam. kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru.” (QS.
An-Najm: 1-2)
وَالْفَجْرِ،
وَلَيَالٍ عَشْرٍ، وَالشَّفْعِ وَالْوَتْرِ، وَاللَّيْلِ إِذَا يَسْرِ
Artinya: “Demi
fajar, dan malam yang sepuluh, dan yang genap dan yang ganjil, dan malam bila
berlalu.” (QS. AL-Fajr: 1-4)
B.
Pembagian Saja’
Saja’ terbagi empat:
1.
Saja’ Mutharraf
هُوَ مَا اخْتَلَفَتْ
فَاصِلتاهُ فى الوَزْنِ وَاتَّفَقَتَا فِى الْحَرْفِ الْأخِرِ
Yaitu dua fasilah
yang berbeda wazannya tapi sama huruf akhirnya.
Contoh seperti
firman Allah SWT:
مَالَكُمْ لاَ
تَرْجُوْنَ للهِ وَقَارًا، وَ قَدْ خَلَقَكُمْ أَطْوَارًا
Artinya: “Mengapa
kamu tidak percaya akan kebesaran Allah? Padahal Dia Sesungguhnya telah
menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian.” (Q.S Nuh:13-14).
Kata (وَقَارًا)
beda wazan (أَطْوَارًا) tapi
sama-sama diakhiri huruf “ra”.
2. Saja’ Mutawazin
هو السَّجْع الذي تتوافق فيه الكلمة الأخيرة في كلّ
من الفقرتين بالوزن العَروضيّ، ولا تتوافقان بالقافية
وَمَا أَدْرَاكَ مَا الطَّارِقُ، النَّجْمُ
الثَّاقِبُ
يَوْمَ يَكُونُ النَّاسُ كَالْفَرَاشِ الْمَبْثُوثِ،
وَتَكُونُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ الْمَنْفُوشِ
3. Saja’ Mutawazi
مَا كَانَ الْإِتِّفَاقُ
فِيْهِ فِى الْكَلِمَتَيْنِ الْاَخِرَ تَيْنِ فَقَطْ
yaitu saja’ yang terdapat
kesesuaian pada kata terakhirnya saja. Kalau saja’ mutharraf yang sama adalah
huruf terakhirnya saja, kalau saja’ mutawazi yang sama adalah kata terakhirnya.
Contoh:
فِيْهَا سُرُوْرُ
مَّرْفُوْعَةٌ، وَأَكْوَابُ مَّوْضُوعَةٌ
Artinya: “Di
dalamnya ada tahta-tahta yang ditinggikan. dan gelas-gelas yang terletak (di
dekatnya).” (Q.S Al-Ghasyiyah: 13-14)
Kata (مَرْفُوْعَةٌ)
dan (مَوْضُوعَةٌ)
terdapat keseimbangan dalam wazannya.
4. Saja’ Murashsha’
مَا كَانَ فِيْهِأَلْفَاظ
إِحْدَى فِقْرَتَيْنِ كُلُّهَا أَوْ أَكْثَرها مِثْل مَا يُقَابِلُهَامِنَ الْفِقْرَةِ
الْأُخْرَى وزنا وتَقْفِيْتًا
yaitu saja’ yang seluruh
atau sebagian besar lafadz-lafadzdari salah satu rangkaiannya semisal bandingannya
dari rangkaian yang lainya dalam wazan dan kofiahnya.
Contoh syairkarya Al-Hariri:
هُوَ يَطْبَعُ الأَسْجَاعَ
بِجَوَاهِرِ لَفْظِهِ، وَيَقْرَعُ الأَسْمَاعَ بِزَوَاحِرِ وَعْظِهِ
Artiya: Dia mencetak sajak-sajak
dengan permata ucapannya dan mengetuk pendengaran dengan teguran-teguran
nasehatnya.
Keseimbangan
kata dan wazan terdapat pada kata (يَطْبَعُ)
dengan (يَقْرَعُ), kata (الأَسْجَاعَ)
dengan (الأَسْمَاعَ), kata (بِجَوَاهِرِ)
dengan (بِزَوَاحِرِ), dan kata (لَفْظِهِ)
dengan (وَعْظِهِ).
وَإِذَا
الْجِبَالُ سُيِّرَتْ، وَإِذَا الْعِشَارُ عُطِّلَتْ
Artinya: “dan
apabila gunung-gunung dihancurkan, dan apabila unta-unta yang bunting
ditinggalkan (tidak diperdulikan).” (QS. At-Takwir: 3-4).
Keseimbangannya
terdapat pada kata (الْجِبَالُ) dengan (الْعِشَارُ),
dan (سُيِّرَتْ) dengan (عُطِّلَتْ).