Kita pernah mendengar surat makiyyah dan madaniyyah. Lalu apa sebenarnya yang dimaksud dengan surat makiyyah dan surat madaniyyah? Mari kita simak penjelasannya berikut ini.
|
Makiyyah dan Madaniyyah |
A. Pengertian Makkiyah Dan Madaniyyah
Para sarjana
muslim mengemukakan empat persepektif dalam mendefinisikan terminologi makkiyyah
dan madaniyyah. Keempat perspektif itu adalah:
1. Masa turun (zaman an-nuzul)
Bahwa yang
dimaksud dengan ayat makkiyyah adalah ayat yang diturunkan sebelum Nabi hijrah
ke madinah, dan ayat Madaniyyah adalah ayat yang diturunkan setelah nabi Hijrah
ke Madinah.
2. Tempat turun (makan an-nuzul)
Bahwa yang di maksud dengan ayat makkiyyah adalah ayat yang diturunkan di
Mekkah, dan ayat madaniyyah adalah ayat yang diturunkan di Madinah.
3. Obyek pembicaraan (mukhathab)
Bahwa yang di maksud makkiyyah adalah ayat-ayat yang menjadi kitab bagi
orang-orang Makkah dan Madaniyyah adalah ayat-ayat yang menjadi kitab bagi
orang-orang madaniyah.
4. Sistem kebiasaan
Bahwa ayat-ayat makkiyyah itu ayat-ayat yang berhubungan dengan aqidah,
akhlak dan lain sebagainya, sedangkan ayat-ayat madaniyyah adalah ayat-ayat
yang berhubungan dengan hukum-hukum, juhud, had-had dan lain sebagainya.
B. Ciri-ciri Spesifik Makkiyyah dan Madaniyah
seperti telah
diuraikan di atas, bahwa cirri-ciri spesifik makkiyyah dan madaniyyah dalam
menguraikan kronologi Al-Qur’an, mereka mengajukan dua titik tekan dalam
usahanya itu, yaitu titik tekan analogi dan titik tekan tematis. Dari titik
tekan tekan pertama mereka mempormulasikan cirri-ciri khusus Makkiyyah dan
Madaniyyah sebagai berikut:
1. Ciri Makkiyyah
a. Di dalamnya terdapat ayat sajdah;
b. Ayat-ayatnya dimulai dengan kata kalla;
c. Dimulai dengan ungkapan yaa ayyuha an-nnas dan tidak ada ayat yang dimulai dengan ungkapan yaa ayyuha al-ladziina, kecuali dalam surat
Al-Hajj, karena di penghujung surat itu terdapat sebuah ayat yang dimulai
dengan ungkapan yaa ayyuha al-ladziina.
e. Ayat-ayatnya mengandung kisah para Nabi dan
umat-umat terdahulu;
f. Ayat-ayatnya berbicara tentang kisah Nabi Adam
dan iblis, kecuali surat Al-Baqarah; dan
g. Ayat-ayatnya dimulai dengan huruf-huruf
terpotong-potong seperti alif lam mim dan sebagainya, kecuali surat Al-Baqarah
dan Ali Imran.
2. Ciri Madaniyyah
a. Mengandung ketentuan-ketentuan fara’id dan hadd;
b. Mengandung sindiran-sindiran terhadaf kaum
munafik, kecuali surat al-Ankabut; dan
c. Mengandung uraian tentang perdebatan dengan ahli
kitab.
Sedangkan
berdasarkan titik tekan tematis, para ulama merumuskakn cirri-ciri spesifik
makkiyyah dan madaniyyah sebagai berikut:
1. Ciri Makkiyyah
a. Menjelaskan ajaran monotheisme, ibadah kepada
Allah semata, penetapan risalah kenabian, penetapan hari kebangkitan dan
pembalasan, uraian tentang hari kiamat dan perihalnya, dan lain sebagainya.
b. Menetapkan pondasi-pondasi umum bagi pembentukan
hukum syara’dan keutamaan keutamaan akhlak yang
harus dimiliki anggota masyarakat.
c. Menuturkan kisah para Nabi dan umat-mat terdahlu
serta perjuangan Nabi Muhammad dalam Menghadapi tantangan-tantangan kelompok
musyrikin.
d. Ayat dan suratnya pendek-pendek.
e. Banyak mengandung kata-kata sumpah.
2. Ciri Madaniyyah
a. Menjelaskan permasalahan ibdah, muamalah, hudud,
bangunan rumah tangga, warisan, jihad, kehidupan sosisal, aturan-aturan
pemerintah menangani perdamaian dan peperangan, serat pembentukan hukum-hukum
syara’;
b. Mengkhitabi ahli kitab yahudi dan nasrani dan
mengajaknya masuk islam
c. Mengungkap langkah-langkah orang-orang munafik;
e. Surat dan sebagian ayat-ayatnya panjang
C. Urgensi Tentang Makkiyyah dan Madaniyyah
Pengetahuan
tentang makkiyah dan madani banyak faedahnya diantaranya:
1. Untuk dijadikan alat bantu dalam menafsirkan
Qur`an,
Sebab
pengetahuan mengenai tempat turun ayat dapat membantu memahami ayat tersebut
dan menmafsirkannya dengan tafsiran yang benar. Sekalipun yangmenjadi pegangan
adalah pengertian umum lafadz, bukan sebab yang khusus. Berdasarkan hal itu
seorang penafsir dapat membedakan antara ayat yang nasikh dengan yang mansukh,
bila diantara kedua ayat terdapat makna yang kontradiktif. Yang datang kemudian
tentu merupakan nasikh yang tedahulu.
2. Meresapi gaya bahasa Quran dan memanfaatkannya
dalam metode dakwah menuju jalan Allah.
Sebab setiap
situasi mempunyai bahasa tersendiri. Memperhatikan apa yang dikehendaki oleh
situasi merupakan arti peling khusus dlam retorika. Karakteristik gaya bahasa
makki dan madani dalam Quran pun memberikan kepada orang yang mempelajarinya
sebuah metode dalam penyampaian dakwah ke jalan Allah yang sesuai dengan
kejiwaan lawan berbicara dan menguasai pikiran dan perasaaannya serta menguasai
apa yang ada dalam dirinya dengan penuh kebijaksanaan.
3. Mengetahui sejarah hidup Nabi melalui ayat-ayat
Qur`an.
Sebab turunnya
wahyu kepada Rasulullah SAW sejalan dengan sejarah dakwah dengan segala
peristiwanya, baik dalam periode mekkah maupun madinah. Sejak permulaan turun
wahyu hingga ayat terakhir diturunkan. Qur`an adalah sumber pokok bagi peri
hidup Rasulullah SAW, peri hidup beliau yang diriwayatka ahlli sejarah harus
sesuai denga Quran; dan Qur`an pun memberikan kata putus terhadapa perbedaan
riwayat yang mereka riwayatkan.
Belum ada tanggapan untuk "Ayat Makiyyah dan Madaniyyah (Pengertian, Ciri, dan Urgensi)"
Post a Comment