Home · Tajwid · Sharaf · Nahwu · Balaghah · Do'a · Daftar Isi

Do'a Awal Tahun | Arab, Latin, dan Terjemah

Setian akhir dan awal tahun kita disunahkan untuk berdo'a. Tentunya kita berharap di tahun yang akan datang menjadi pribadi yang lebih lagi dan senantiasa dijauhkan perbuatan yang tidak baik.

Doa Awal Tahun

Do'a Awal Tahun

اَللَّهُمَّ اَنْتَ اْلاَ بَدِيُّ الْقَدِيْمُ اْلاَوَّلُ وَعَلَى فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ وَكَرَمِ جُوْدِكَ الْمُعَوَّلُ وَهَذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ اَقْبَلَ اَسْأَلُكَ الْعِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَاَوْلِيَائِهِ وَالْعَوْنَ عَلَى هَذِهِ النَّفْسِ اْلاَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ وَاْلاِشْتِغَالِ بِمَا يُقَرِّبُنِى اِلَيْكَ زُلْفَى يَاذَالْجَلاَلِ وَاْلاِكْرَامِ

Lafal latin:
Allaahumma antal-abadiyyul-qadiimul-awwalu, wa 'alaa fadhlikal-'azhimi wujuudikal-mu'awwali, wa haadza 'aamun jadidun qad aqbala ilaina nas'alukal 'ishmata fiihi minasy-syaithaani wa auliyaa'ihi wa junuudihi wal'auna 'alaa haadzihin-nafsil-ammaarati bis-suu'i wal-isytighaala bimaa yuqarribuni ilaika zulfa yaa dzal-jalaali wal-ikram

Artinya:
“Ya Allah! Engkau Dzat Yang Kekal, yang tanpa Permulaan, Yang Awal (Pertama) dan atas kemurahan-Mu yang agung dan kedermawanan-Mu yang selalu berlebih, ini adalah tahun baru telah tiba: kami mohon kepada-Mu pada tahun ini agar terhindar (terjaga) dari godaan syetan dan semua temannya serta bala tentara (pasukannya), dan (kami mohon) pertolongan dari godaan nafsu yang selalu memerintahkan (mendorong) berbuat kejahatan, serta (kami mohon) agar kami disibukkan dengan segala yang mendekatkan diriku kepada-Mu dengan sedekat-dekatnya. Wahai Dzat Yang Maha Luhur lagi Mulia, wahai Dzat Yang Maha Belas Kasih!”

Artikel keren lainnya:

Do'a Akhir Tahun (Arab, Latin, dan Terjemah)

Di penghujung tahun hendaknya kita berdo'a agar senatiasa diberikan keberkahan hidup dan memohon ampunan abaila selama setahun kebelakangan banyak kesalahan dan dosa yang kita kerjakan.


Do'a Akhit Tahun

اَللَّهُمَّ مَا عَمِلْتُ فِى هَذِهِ السَّنَةِ مِمَّا نَهَيْتَنِى عَنْهُ فَلَمْ اَتُبْ مِنْهُ وَلَمْ تَنْسَهُ وَحَلِمْتَ عَلَىَّ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوْبَتِى وَدَعَوْتَنِى اِلَى التَّوْبَةِ بَعْدَ جَرَا ئَتِى عَلَى مَعْصِيَتِكَ فَإِنِّى اَسْتَغْفِرُكَ فَغْفِرْلِى وَمَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَاهُ وَوَعَدْتَنِى عَلَيْهِ الثَّوَابَ فَاَسْأَلُكَ اَللَّهُمَّ يَاكَرِيْمُ يَاذَ الْجَلاَلِ وَاْلاِكْرَامِ اَنْ تَتَقَبَّلَهُ مِنِّى وَلاَ تَقْطَعَ رَجَائِى مِنْكَ يَاكَرِيْمُ

Lafal Latin:

Allaahumma maa 'amiltu fi haadzihis-sanati mimmaa nahaitani 'anhu falam atub minhu wa lam tardhahu wa lam tansahu wa halamta 'alayya ba'da qudratika 'alaa uquubati wa da'autani ilattaubati minhu ba'da jur'ati alaa ma'siyatika fa inni astaghfiruka fagfirlii wa maa 'amiltu fiihaa mimma tardhaahu wa wa'adtani 'alaihits-tsawaaba fas'alukallahumma yaa kariimu yaa dzal-jalaali wal ikram an tataqabbalahuu minni wa laa taqtha' rajaai minka yaa karim

Artinya:
“Ya Allah Apa yang saya lakukan pada tahun ini tentang sesuatu yang Engkau larang aku melakukannya, kemudian belum bertaubat, padahal Engkau tidak meridloi (merelakannya), tidak melupakannya dan Engkau bersikap lembut kepadaku setelah Engkau berkuasa menyiksaku dan Engkau seru aku untuk bertaubat setelah aku melakukan kedurhakaan kepada-Mu, maka sungguh aku mohon ampun kepada-Mu, ampunilah aku! Dan apapun yang telah aku lakukan dari sesuatu yang Engkau ridloi dan Engkau janjikan pahala kepadaku, maka aku mohon kepada-Mu ya Allah, Dzat Yang Maha Pemurah, Dzat Yang Maha Luhur lagi Mulia, terimalah persembahanku dan janganlah Engkau putus harapanku dari-Mu, wahai Dzat Yang Maha Pemurah!”

Artikel keren lainnya:

Doa Keselamatan Diri, Keluarga Dan Harta

Doa Keselamatan Diri, Keluarga Dan Harta

Kita sering mendengar bahwa hidup adalah ujian. Artinya bahwa setiap umat manusia pasti akan menerima ujian hidup. Bedanya ada yang diuji dengan ekonomi, keluarga, teman, kesehatan, ketakutan, dll. Hendaknya kita berdoa kepada Allah agar kita senantiasa kuat dalam menghadapi ujian dan diselamatkan dari masalah hidup ini.

Siluet Berdoa

Berikut ini adalah doa ketika menghadapi masalah dan berharap dapat menyelesaikannya, yaitu:

اللَّهُمَّ إنِّي أَسْأَلُكَ العَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، اللَّهُمَّ إنِّي أَسْأَلُكَ العَفْوَ وَالعَافِيَةَ فِي دِينِي وَدُنْيَايَ وَأَهْلِي وَمَالِي، اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِي، وَآمِنْ رَوْعَاتِي، اللَّهُمَّ احْفَظْنِي مِنْ بَيْنَ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِي، وَعَنْ يَمِينِي، وَعَنْ شِمَالِي، وَمِنْ فَوْقِي، وَأَعُوذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِي

 Latin:

“Allahumma inii as-aluka ‘al ‘aafiyah fid dun-yaa wal aakhirah. allahumma innii as-alukal ‘afwa wal ‘aafiyah fi diini wa dunyaa-ya wa ahlii wa maalii. allahummas-tur ‘au-raatii wa aamin rau-’aatii. allahummah-fadz-nii min baini yadayya wa min khalfii wa ‘an yami inii wa ‘an syimaalii wa min fauqii. wa a-’uudzu bi ‘adzmatika an-ughtaala min tahti.”

Artinya:

"Ya Allah, Sesungguhnya aku memohon keselamatan (dari masalah) di dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon ampunan dan terbebas dari masalah dalam urusan agama, dunia, keluarga dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku dan tenangkanlah aku dari rasa takut. Ya Allah! Jagalah aku dari arah muka, belakang, kanan, kiri dan dari atasku, dan aku berlindung dengan kebesaranMu, agar aku tidak dihancurkan dari bawahku." (HR. Ahmad 4785, Abu Daud 5074, Ibn Majah 3871).

Artikel keren lainnya:

Hikmah: Barokah Itu Tidak Jelas

Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh

BAROKAH ITU JELAS TIDAK ADA (HANYA MITOS)

Berkah

Syaikh Ibrahim bin Adham ra., suatu ketika pernah terlibat dialog dengan salah seorang kafir zindiq yang tidak percaya akan eksistensi barokah.

Zindiq itu berkelakar, "Yang namanya barokah itu jelas tidak ada (hanya mitos)".

Mendengar itu, Syaikh Ibrahim lantas menanggapi pernyataannya:

Bin Adham: "Pernahkah kamu melihat anjing dan kambing?”

Zindiq: “Ia, tentu...”

Bin Adham: “Mana dari keduanya yang lebih banyak berreproduksi dalam melahirkan anak-anaknya?”

Zindiq: “Pastinya anjing, anjing bisa melahirkan sampai 7 anak anjing sekaligus. Sedangkan kambing hanya mampu melahirkan setidaknya hanya 3 anak kambing saja.”

Bin Adham: “Coba perhatikan lagi di sekelilingmu, manakah yang lebih banyak populasinya antara anjing dan kambing?”

Zindiq: “Aku lihat kambing lebih mendominasi, jumlahnya lebih banyak dibandingkan anjing.”

Bin Adham: “Bukankah kambing itu sering disembelih? Entah itu untuk keperluan hidangan jamuan tamu, prosesi kurban Idul Adha, acara aqiqah, atau momen istimewa dan hajat lainnya? Tapi, ajaibnya spesies kambing tidak kunjung punah dan bahkan jumlahnya justru nampak melebihi anjing.”

Zindiq: “Iya, iya, betul sekali”

Bin Adham: “Begitulah gambaran berkah”

Zindiq: “Jika tamsilnya begitu, lalu kenapa justru kambing yang mendapat berkah, bukan anjing?”

Syaikh Ibrahim Bin Adham kemudian menutup dialog itu dengan jawabannya yang cukup menyentil:

لأن الأغنام تنوم أول الليل و تصحى قبل الفجر فتدرك وقت الرحمة فتنزل عليها البركة. وأما الكلاب تنبح طول الليل فإذا دَنا وقت الفجر هجست ونامت ويفوت عليها وقت الرحمة فتنزع منها البركة

Karena kambing lebih memilih tidur di awal petang tapi, ia selalu bangun sebelum fajar, di saat itulah ia mendapati waktu yang penuh dengan rahmat, hingga akhirnya turunlah Berkah kepadanya.

Beda halnya dengan anjing, ia doyan menggonggong sepanjang malam, tetapi di saat menjelang fajar ia malah pergi tidur sampai melewatkan saat-saat turunnya kucuran Rahmat dan ia pun tidak kebagian Berkah.

https://t.me/semangatsubuh

Selamat menjalankan aktivitas hari ini, semoga Allah menerima amal ibadah kita Aamiin

Wassalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh

Artikel keren lainnya:

Do'a Selamat (Memohon Keselamatan, Kesehatan, Keberkahan, dan Kebaikan Hidup)

Setiap manusia pasti menginginkan kelematan dan keberkahan dalam hidupnya. Sebagai muslim, tentunya hanya kepada Allah kita mengharapkan kebaikan untuk kehidupan kita. Berikut do'a tentang memohon keselamatan, kesehatan, keberkahan, dan kebaikan hidup.

Berdoa

Do’a Selamat

اَللهُمَّ اِنَّا نَسْأَلُكَ سَلاَمَةً فِى الدِّيْنِ وَعَافِيَةً فِى الْجَسَدِ وَزِيَادَةً فِى الْعِلْمِ وَبَرَكَةً فِى الرِّزْقِ وَتَوْبَةً قَبْلَ الْمَوْتِ وَرَحْمَةً عِنْدَ الْمَوْتِ وَمَغْفِرَةً بَعْدَ الْمَوْتِ، اَللّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا فِى سَكَرَاتِ الْمَوْتِ وَالنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ وَالْعَفْوَ عِنْدَ الْحِسَابِ.

Latin:

“Allaahumma innaa nas aluka salaamatan fid diin, wa 'aafiyatan fil jasad, wa ziyadatan fil 'ilmi, wabarokatan dir rizqi, wa taubatan qoblal maut, warohmatan indal maut, wa maghfirotan ba'dal maut. Allaahumma hawwin 'alainaa fii sakarootil maut, wan najaata minan naar, wal 'afwa indal hisaabi.”

Artinya:

"Ya Allah sesungguhnya kami memohon kepada-Mu keselamatan ketika beragama, kesehatan badan, limpahan ilmu, keberkahan rezeki, taubat sebelum datangnya maut, rahmat pada saat datangnya maut, dan ampunan setelah datangnya maut. Ya Allah mudahkanlah kami dalam menghadapi sakratulmaut, berikanlah kami keselamatan dari api neraka, dan ampunan pada saat amal diperhitungkan.

Artikel keren lainnya:

Shalawat Syifa (Tibbil Qulub): Arab, Latin, Terjemah, dan Fadilahnya

Ada banyak redaksi shalawat yang telah diajarkan oleh para ulama kepada kita. Satu di antaranya ada yang dinamakan shalawat syifa atau disebut juga shalawat thibbil qulub.

Shalawat Syifa

Berikut Bacaan Sholawat Tibbil Qulub Beserta Artinya :

أَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ طِبِّ الْقُلُوْبِ وَدَوَائِهَا، وَعَافِيَةِ الأَبْدَانِ وَشِفَائِهَا، وَنُوْرِ الأَبْصَارِ وَضِيَائِهَا، وَعَلَى آَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ

Allahumma sholli `ala Sayyidina Muhammadin thibbil qulubi wa dawa-iha wa `afiyatil abdani wa syifa-iha wa nuril abshori wa dhiya-iha wa `ala alihi wa shohbihi wa sallim.

Artinya : "Ya Allah curahkanlah rahmat kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, sebagai obat hati dan penyembuhnya, penyehat badan dan kesembuhannya dan sebagai penyinar penglihatan mata beserta cahayanya. Semoga sholawat dan salam tercurahkan pula kepada keluarga serta para shahabat-shahabatnya." 

Shalawat syifa diamalkan agar kita mendapatkan berbagai manfaatnya, di antaranya:

▪ Senantiasa diberikan kesehatan jasmani dan rohani.

▪ Mengobati dan menyembuhkan berbagai penyakit baik penyakit lahir maupun penyakit batin.

▪ Memberikan ketenangan hati.

Silakan untuk dibaca sebanyak-banyaknya agar kita mendapatkan keberkahan dari shalawat syifa. Amiiin.

Artikel keren lainnya:

Teka-teki Nahwu dan Jawabannya

Kuis atau teka-teki kita hari ada sebuah tantangan tentang ilmu nahwu dan sharaf. Ada berapa cara baca kalimat berikut:

أحمد أكرم الناس

Memang ada berapa cara membaca kalimat di atas? Mungkin itu pertanyaan yang muncul ketka ditanya berbagai cara membaca kalimat tersebut. Pastinya kalau kita sudah menguasai nahwu, sharaf, serta mufradat bahasa Arab, maka kita akan menemukan banyak cara baca kalimat di atas yang tentunya sesuai dengan kaidah nahwu dan sharaf.

Teka-teki Nahwu

Berikut ragam cara baca kalimat di atas:

Cara 1

Cara baca yang paling memungkinkan adalah

أَحْمَدُ أَكْرَمُ النَّاسِ

Artinya “Ahmad adalah manusia yang paling mulia”.

Kata (أَحْمَدُ) sebagai mubtada’, kata (أَكْرَمُ) sebagai khabar dan kata (الناسِ) sebagai mudhaf ilaih.

 

Cara 2

أَحْمَدُ أَكْرَمَ الناسَ

Artinya: Ahmad memuliakan manusia.

Kata (أَحْمَدُ) sebagai mubtada’, kata (أَكْرَمَ) sebagai fi’il dan kata (الناسَ) sebagai maf’ul. Adapun khabarnya adalah jumlah fi’liyyah.

Cara 3

أَحْمَدُ أَكْرَمَ النَّاسِ

Artinya: Aku memuji manusia yang paling mulia.

Kata (أَحْمَدُ) bukanlah isim melain fi’il mudhari dengan dhamir “ana”.  Kata (أَكْرَمَ) sebagai maf’ul dan kata (الناسِ) sebagai mudhaf ilaih.

Cara 4

أَحْمَدُ، أَكْرِمِ النَّاسَ

Artinya: Wahai Ahmad, muliakanlah manusia!

Kata (أَحْمَدُ) menjadi munada dari huruf nida yang dibuang. Kata (أَكْرِم) berkedudukan sebagai fi’il amar dan kata (النَّاسَ) sebagai maf’ul.

Cara 5

أَحْمَدَ أَكْرَمَ الناسُ

Artinya: kepada Ahmadlah manusia memuliakan

Kata (أَحْمَدَ) menjadi maf’ul muqaddam atau objek yang posisinya didahulukan. Kata (أَكْرَمَ) berkedudukan sebagai fi’il dan fa’ilnya adalah kata (الناسُ).

Cara 6

أَ حَمِدَ أكرمُ الناسَ؟

Artinya: Apakah telah memuji orang yang paling mulia kepada manusia?

Kata (أكرمُ) bisa dipakai untuk nama sehingga bisa diterjemahkan “apakah Akhram memuji manusia?”.

Hamzah di awal merupakan hamzah istifham dan kata (حَمِدَ) adalah fi’il madhi. Kata (أكرمُ) berkedudukan sebagai fa’il dan kata (النَّاسَ) sebagai maf’ul.

Cara 7

 

أَ حُمِدَ أكرمُ الناسِ؟

Artinya: Apakah telah dipuji manusia paling mulia?

Hamzah di awal merupakan hamzah istifham dan kata (حُمِدَ) adalah fi’il madhi mabni majhul. Kata (أكرمُ) berkedudukan sebagai fa’il dan kata (الناسِ) sebagai mudhaf ilaih.

Adakah cara lain membaca kaliamt tersebut? Yang tahu silakan isi di kolom komentar!

Artikel keren lainnya:

Cara Wahyu Turun Kepada Nabi

CARA WAHYU ALLAH TURUN KEPADA RASUL

Wahyu diberikan kepada para Nabi untuk dijadikan pedoman oleh umat manusia. Ada beberapa cara Allah memberikan wahyu kepada para rasul-Nya. Berikut penjelasannya:

Al-Quran

1. Mimpi yang Benar di Dalam Tidur.

“Dari Aisyah r.a dia berkata : sesungguhnya apa yang mula-mula terjadi pada Rasulullah SAW adalah mimpi yang benar diwaktu tidur, beliau tidaklah melihat mimpi kecuali mimpi itu datang bagaikan terangnya di waktu pagi hari.”

Di antara alasan yang menunjukkan bahwa mimpi yang benar bagi para Nabi adalah wahyu yang wajib diikuti, ialah mimpi Nabi Ibrahim agar menyembelih anaknya, Ismail.  “( as-Saffat : 101-112 ).

Mimpi yang benar itu tidaklah khusus bagi para rasul saja, mimpi yag demikian itu tetap ada pada kaum mukminin, sekalipun mimpi itu bukan wahyu.hal itu seperti dikatakan oleh Rasulullah SAW : “Wahyu telah terputus, tetapi berita-berita gembira tetap ada, yaitu mimpi orang mukmin.”

Mimpi yang benar bagi para nabi diwaktu tidur itu merupakan bagian pertama dari sekian macam cara Allah berbicara seperti yang disebutkan didalam firman- Nya:

وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُكَلِّمَهُ اللَّهُ إِلَّا وَحْيًا أَوْ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ أَوْ يُرْسِلَ رَسُولًا فَيُوحِيَ بِإِذْنِهِ مَا يَشَاءُ إِنَّهُ عَلِيٌّ حَكِيمٌ

“Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.”(as-Syuraa : 51 ).

2. Kalam Ilahi dari Balik Tabir Tanpa Melalui Perantara

Yang demikian itu terjadi pada Nabi Musa a.s. Sebagaimana firman Allah SWT :

لَمَّا جَاءَ مُوسَى لِمِيقَاتِنَا وَكَلَّمَهُ رَبُّهُ قَالَ رَبِّ أَرِنِي أَنْظُرْ إِلَيْكَ

Artinya :Dan tatkala Musa datang untuk pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman kepadanya, berkatalah Musa: “Ya Tuhanku, nampakkanlah kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau”. (al-Araaf : 143 ).

Demikian pula menurut pendapat yang paling sah, Allah pun telah berbicara secara langsung kepada Rasul kita Muhammad saw. Pada malam isra’ dan mi’raj. Yang demikian ini yang termasuk bagian kedua dari apa yang disebutkan oleh ayat diatas ( atau dari balik tabir ).

3. Seperti Dencingan Lonceng

Wahyu datang kepada Nabi seperti dencingan lonceng dan suara yang amat kuat yang mempengaruhi faktor-faktor kesadaran, sehingga ia dengan segala kekuatannya siap menerima pengaruh itu. Cara ini yang paling berat baat Rasul.

Apa bila wahyu yang turun kepada Rasulullah SAW dengan cara ini maka ia mengumpulkan semua kekuatan kesadarannya untuk menerima, menghafal dan memahaminya. Dan mungkin suara itu sekali suara kepakan sayap-sayap malaikat, seperti diisyaratkan didalam hadis .

4. Malaikat Menjelma Seperti Manusia

Malaikat menjelma kepada rasul sebagai seorang laki-laki dalam bentuk manusia. Cara ini lebih ringan dari pada yang sebelumnya. Karena ada kesesuaian antara pembicara dan pendengar. Rasul meraa senang sekali mendengar dari utusan pembawa wahyu itu. Karena merasa seperti manusia yang berhadapan saudaranya sendiri.

Keduanya cara di atas disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan dari Aisyah Ummul Mu”minin r.a bahwa haris bin Hisyam r.a bertanya kepada Rasulullah SAW mengenai hal itu dan jawab Nabi: “Kadang-kadang ia datang kepadaku bagaikan dencingan lonceng, dan itulah yang paling berat bagiku, lalu ia pergi, dan aku telah menyadari apa yang dikatakannya. Dan terkadang malaikat menjelma kepadaku sebagai seorang laki-laki, lalu dia berbicara kepadaku, dan akupun memahami apa yang ia katakan”.

Aisyah juga meriwayatkan apa yang dialami Rasulullah SAW berupa kepayahan , dia berkata: “Aku pernah melihatnya tatkala wahyu sedang turun kepadanya pada suatu hari yang amat dingin, lalu malaikat itu pergi. Sedang keringatpun mengucur dari dahi Rasulullah”.

Artikel keren lainnya:

Hikmah Turunnya Al-Quran Secara Berangsur-angsur

HIKMAH TURUNNYA AL-QUR`AN SECARA BERTAHAP

Al-Quran disampaikan kepada Nabi Muhammad dan ummat Islam tidalahk sekaligus melaikan secara bertahap. Kita dapat menyimpulkan hikmah turunnya AL-Qur`an secara bertahap dari nash-nash yang berkenaan dengan hal itu. Dan kami meringkaskannya sebagai berikut:

Baca Al-Quran

1. Menguatkan atau meneguhkan hati Rasulullah SAW

Rasulullah SAW telah menyampaikan dakwahnya kepada menusia, tetapi ia menghadapi sikap mereka yang membangkang dan watak yang begitu keras. Ia ditantang oleh orang-orang yang berhati batu, berperangai kasar dan keras kepala. Mereka senantiasa melemparkan berbagai macam gangguan dan ancaman kepada Rasul. Wahyu turun kepada Rasulullah SAW dari waktu kewaktu sehingga dapat meneguhkan hatinya atas dasar kebenaran dan memperkuat kemauannya untuk tetap melangkahkan kaki dijalan dakwah tanpa menghiraukan perlakuan jahil yang dihadapinya dari masyarakatnya sendiri.

Contoh dari ayat-ayat tersebut, diantaranya sebagai berikut:

Ayat yang berisi anjuran langsung untuk bersabar

`Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik. Dan biarkanlah Aku bertindak terhadap orang-orang yang mendustakan itu, orang-orang yang mempunyai kemewahan dan beri tangguhlah mereka barang sebentar.`(al-Muzammil:10-11 )

Ayat dari kisah-kisah nabi dan ajakan mengambil contoh keteguhan mereka

Demikianlah hikmah yang terkandung dalam kisah para Nabi yang terdapay dalam Qur`an: `Dan kisah rasul-rasul kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami terguhkan hatimu.` (Hud : 120 )

Ayat yang berisi janji-janji kemenangan

`Allah telah menetapkan: `Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang`. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.` (al-Mujadalah: 21 ).

Setiap kali penderitaan Rasulullah SAW bertambah karena didustakan oleh kaumnya dan merasa sedih karena penganiayaan mereka, maka Qur`an turun untuk melepaskan derita dan menghiburnya serta mengancam orang-orang yang mendustakan bahwa Allah mengetahui hal ihwal mereka dan akan membalas apa yang melakukan hal itu.

2. Menjawab Tantangan dan sekaligus Mukjizat

Orang-orang musyrik senantiasa berkubang dalam kesesatan dan kesombongan hingga melampaui batas. Mereka sering mangajukan pertanyaan-pertanyaan dengan maksud melemahkan dan menentang. Untuk menguji kenabian Rasulullah. Mereka juga sering menyampaikan kepadanya hal-hal batil yang tak masuk akal, seperti menanyakan tentang hari kiamat, lalu turunlah ayat :

Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah terjadinya?" Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. kiamat itu amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba". mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang bari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak Mengetahui". (Al-A'roof 187)

Jadi hikmah yang bisa kita tangkap disini adalah, bahwasanya turunnya Al-Quran secara berangsur-angsur juga agar bisa menjawab tantangan-tantangan yang senantiasa dimunculkan oleh kaum kafir qurays, yahudi, bahkan juga kaum munafik.

Hikmah seperti ini telah diisyaratkan oleh keterangan yang terdapat dalam beberapa riwayat dalam hadis Ibn Abbas mengenai turunnya Qur`an : `Apa bila orang-orang musyrik mengadakan sesuatu, maka Allah pun mengadakan jawabannya atas mereka.`

Mempermudah Hafalan dan Pemahamannya.

 

Al-Quran Al-Karim turun ditengah-tengah umat yang ummi, yang tidak pandai membaca dan menulis, catatan mereka adalah daya hafalan dan daya ingatan. Mereka tidak mempunyai pengetahuan tentang tata cara penulisan dan pembukuan yang dapat memungkinkan mereka menuliskan dan membukukannya, kemudian menghafal dan memuhaminya. Umat yang buta huruf itu tidaklah mudah untuk menghafal seluruh Qur`an apa bila Al-Quran Al-Karim diturunkan sekaligus, dan tidak mudah pula bagi mereka untuk memahami maknanya serta memikirkan ayat-ayatnya, jelasnya bahwa Al-Quran Al-Karim secara berangsur itu merupakan bantuan terbaik bagi mereka untuk menghafal dan memahami ayat-ayatnya.

Setiap kali turun satu atau beberapa ayat, para sahabat segara menghafalkannya. Memikirkan maknanya dan memahami hukum-hukumnya. Tradisi demikian ini menjadi suatu metode pengajaran dalam kehidupan para Tabi`in.

▪ Abu Nadrah berkata,`Abu Saad al-Khudri mengajar kan Qur`an kepada kami, lima ayat diwaktu pagi, dan lima ayat di waktu petang. Dia memberitahukan bahwa jibril menurunkan Al-Quran Al-Karim lima ayat-lima ayat.`

▪ Dari Khalid bin Dinar dikatakan, `Abul `Aliyah berkata kepada kami `Pelajarilah Qur`an itu lima ayat demi lima ayat; karena Nabi saw mengambil dari jibril lima ayat demi lima ayat.`

▪ Umar berkata, `Pelajarilah Quran itu lima ayat demi lima ayat, karena jibril menurunkan Quran kepada Nabi saw. Lima ayat demi lima ayat.`

3. Kesesuaian dengan Peristiwa-peristiwa Pentahapan dalam Penetapan Hukum.

Manusia tidak akan mudah mengikuti dan tunduk kepada agama yang bau ini seandainya Al-Quran Al-Karim tidak menghadapi mereka dengan cara yang bijaksanadan memberikan kepada mereka beberapa obat penawar yang ampuh yang dapat menyembuhkan mereka dari kerusakan dan kerendahan martabat. Setiap kali terjadi suatu peristiwa, diantara mereka , maka turunlah hukum mengenai peristiwa itu yang menjelaskan statusnya dan penunjuk serta meletakkan dasar-dasar perundang-undangan bagi mereka, sesuai dengan situasi dan kondisi, satu demi satu dan cara ini menjadi obat bagi hati mereka.

Contoh yang paling jelas mengenai penetapan hukum yang berangsur-angsur itu ialah diharamkannya minuman keras, mengenai hal ini pertama-tama Allah berfirman :

Pertama, Allah SWT berfirman : Dan dari buah korma dan anggur, kamu buat minimuman yang memabukkan dan rezki yang baik. Sesunggguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda bagi orang yang memikirkan.`(an-Nahl: 67).

Ayat ini menyebutkan tentang karunia Allah apa bila yang di maksud dengan `sakar` ialah khamr atau minuman keras dan yang dimaksud dengan `rezeki` ialah segala yang dimakan dari kedua pohon tersebut seperti kurma dan kismis-dan inilah pendapat jumhur ulama- maka pemberian predikat `baik` kepada rezeki sementara sakar tidak diberinya, merupakan indikasi bahwa dalam hal ini pijian Allah hanya ditujukan kepada rezeki dan bukan kepada sakar, kemudian turun firman Allah:

Kedua, Allah SWT berfirman : `Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: `Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfa`at bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfa`atnya`.(al-Baqarah:219).

Ayat ini membandingkan antara manfaat minuman keras (khamr) yang timbul sesudah memminumnya seperti kesenangan dan kegairahan atau keuntungan karena memperdagangkannya, dengan bahaya yang diakibatkannya seperti dosa, bahaya bagi kesehatan tubuh, merusak akal, menghabiskan harta dan membangkitkan dorongan-dorongan untuk berbuat kenistaan dan durhaka. Ayat tersebut menjauhkan khamr dengan cara menonjolkan segi bahayanya dari pada manfaatnya, kemudian turun firman Allah:

Ketiga : Allah SWT berfirman : `Wahai orang-orang yang beriman , janganlah kamu salat sedang kamu dalam keadaan mabuk.`(an-Nisa`: 43 ).

Ayat ini menunjukkan larangan minuman khamr pada waktu-waktu tertentu bila pengaruh minuman itu akan sampai kewaktu salat, ini mengingat adanya larangan mendekati salat dalam keadaan mabuk, samppai pengaruh minuman itu hilang dan mereka mengetahui apa yang mereka baca dalam salatnya, selanjutnya firman Allah:

Keempat :  Firman Allah :`Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya khamar, berjudi, berhala, mengundi nasib dengan panah , adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu.`(al-Maidah:90-91)

Ini merupakan pengharaman secara pasti dan tegas terhadap minuman dalam segala waktu.

Hikmah penetapan hukum dengan sistem bertahap ini lebih lanjut diungkapkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah r.a ketika mengatakan : `Sesungguhnya yang pertama kali turun dari Qur`an ilah surah Mufassal yang didalamnya disebutkan surga dan neraka, sehingga ketika manusia telah berlari kepada Islam, maka turunlah hukum haram dan halal. Kalau sekiranya yang turun pertama kali adalah `Janganlah kamu meminum khamr` tentu meraka akan menjawab: ` Kami tidak akan meninggalkan khamr selamanya.` Dan kalau sekiranya yang pertama kali turun ialah ; janganlah kamu berzina, tentau mereka akan menjawab: `Kami tidak akan meninggalkan zina selamanya.`

 

4. Bukti Yang Pasti Bahwa Al-Quran Al-Karim Diturunkan Dari Sisi Yang Maha Bijaksana dan Maha Terpuji.

Qur`an yang turun secara berangsur kepada Rasulullah SAW dalam waktu lebih dari dua puluh tahun ini ayat-ayatnya turun dalam selang waktu tertentu, dan selama ini orang membacanya an mengkajinya surah demi surah. Ketika ia melihat rangkaiannya begitu padat, tersusun cermat sekali dengan makna yang saling bertaut, dengan gaya yang begitu kuat, serta ayat demi ayat dan surah demi surah saling terjalin bagaikkan untaian mutiara yang indah yang belum ada bandingannya dalam perkataan manusia .

Seandainya Qur`an ini perkataan manusia yang disampaikan dalam berbagai situasi, peristiwa dan kejadian, tentulah didalamnya terjadi ketidak serasian dan saling bertentangan satu dengan yang lainnya, serta sulit terjadi keseimbangan.

وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا

`Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur`an ? Kalau kiranya Al Qur`an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.`(an-Nisa`:82)

Artikel keren lainnya:

Do'a Setelah Shalat Istikharah (Arab, Latin, dan Terjemahnya)

Shalat istikharah adalah shalat yang dilaksanakan untuk meminta petunjuk kepada Allah atas pilihan yang seseorang ambil. Tentunya kita berharap bahwa pilihan yang kita ambil adalah pilihan yang tepat dan baik untuk kehidupan dunia dan akhirat.

Ilustrasi Berdo'a

Berikut adalah do'a yang dibaca setelah shalat istikahrah dilengkapi dengan cara baca dan terjemahnya.

 وَلاَ أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوبِ،

اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ (......) خَيْرٌ ليْى فِيْ دِينِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ فَاقْدُرْهُ لِيْ وَيَسِّرْهُ لِيْ ثُمَّ بَارِكْ لِيْ فِيهِ،

وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ (......) شَرٌّ لِيْ فِى دِينِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ فَاصْرِفْهُ عَنِّيْ وَاصْرِفْنِيْ عَنْهُ ، وَاقْدُرْ لِيْ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِيْ

* Pada titik-titik silakan utarakan maksud yang diistikharahkan

Latin Doa Istikharah

Allahumma innii astakhiiruka bi’ilmika wa astaqdiruka biqudrotik, wa as-aluka min fadhlikal adhiim, fa innaka taqdiru wa laa aqdiru wa ta’lamu wa laa a’lamu wa anta ‘alaamul ghuyuub. Allahumma in kunta ta’lamu anna haadzal amro (.......) khoirun lii fii diinii wa ma’aasyii wa ‘aaqibati amrii faqdurhu lii wayassirhu lii tsumma baariklii fiih. Wa in kunta ta’lamu anna haadzal amro(.......) syarrun lii fii diinii wa ma’aasyii wa ‘aaqibati amrii fashrifhu ‘annii washrifnii ‘anhu waqdur lil khoiro haitsu kaana tsumma ardlini.

Terjemah

“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon pilihan kepada-Mu dengan ilmu-Mu, aku memohon kekuasaan-Mu (untuk menyelesaikan urusanku) dengan kodrat-Mu, dan aku memohon kepada-Mu sebagian karunia-Mu yang agung, karena sesungguhnya Engkau Mahakuasa sedangkan aku tidak berkuasa, Engkau Mahatahu sedangkan aku tidak tahu, dan Engkau Maha Mengetahui perkara yang gaib.”

“Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa urusan ini baik untukku, dalam agamaku, kehidupanku, dan akibatnya bagiku, maka takdirkanlah dan mudahkanlah urusan ini bagiku, kemudian berkahilah aku dalam urusan ini.”

“Dan jika Engkau mengetahui bahwa urusan ini buruk untukku, dalam agamaku, kehidupanku, dan akibatnya bagiku, maka jauhkanlah urusan ini dariku, dan jauhkanlah aku dari urusan ini, dan takdirkanlah kebaikan untukku di mana pun, kemudian jadikanlah aku ridha menerimanya.”

Artikel keren lainnya:

Do'a Setelah Shalat Tahajud (Arab, Latin, dan Terjemah)


Shalat tahajud dilaksanakan dari setelah isya sampai sebelum fajar dan syaratnya harus tidur terlebih dahulu. Jumlah rakaat shalat tahajud minimal dua rakaat sampai tak terhingga. Adapun tatacaranya sama seperti halnya shalat biasa.

Sujud

Setelah sholat tahajud disunahkan pula membaca do'a. Berikut doa setelah sholat tahajud yang merupakan do'a Rasulullah SAW seperti diriwayatkan Bukhari dan Muslim:

اَللهُمَّ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ واْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ نُوْرُ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ الْحَقُّ وَوَعْدُكَ الْحَقُّ وَلِقَاءُكَ حَقٌّ وَقَوْلُكَ حَقٌّ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ وَالنَّبِيُّوْنَ حَقٌّ وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ وَالسَّاعَةُ حَقٌّ. اَللهُمَّ لَكَ اَسْلَمْتُ وَبِكَ اَمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْكَ اَنَبْتُ وَبِكَ خَاصَمْتُ وَاِلَيْكَ حَاكَمْتُ فَاغْفِرْلِيْ مَاقَدَّمْتُ وَمَا اَخَّرْتُ وَمَا اَسْرَرْتُ وَمَا اَعْلَنْتُ وَمَا اَنْتَ اَعْلَمُ بِهِ مِنِّيْ. اَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَاَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لاَاِلَهَ اِلاَّ اَنْتَ. وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ.

Latin:

Allâhumma rabbana lakal hamdu. Anta qayyimus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu anta malikus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu anta nûrus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu antal haq. Wa wa'dukal haq. Wa liqâ'uka haq. Wa qauluka haq. Wal jannatu haq. Wan nâru haq. Wan nabiyyûna haq. Wa Muhammadun shallallâhu alaihi wasallama haq. Was sâ'atu haq. Allâhumma laka aslamtu. Wa bika âmantu. Wa alaika tawakkaltu. Wa ilaika anabtu. Wa bika khâshamtu. Wa ilaika hâkamtu. Fagfirlî mâ qaddamtu, wa mâ akhkhartu, wa mâ asrartu, wa mâ a'lantu, wa mâ anta a'lamu bihi minnî. Antal muqaddimu wa antal mu'akhkhiru. Lâ ilâha illâ anta. Wa lâ haula, wa lâ quwwata illâ billâh.


Terjemah:

"Ya Allah, Tuhan kami, segala puji bagi-Mu, Engkau penegak langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau penguasa langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau cahaya langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau Maha Benar. Janji-Mu benar. Pertemuan dengan-Mu kelak itu benar. Firman-Mu benar adanya. Surga itu nyata. Neraka pun demikian. Para nabi itu benar. Demikian pula Nabi Muhammad SAW itu benar. Hari Kiamat itu benar. Ya Tuhanku, hanya kepada-Mu aku berserah. Hanya kepada-Mu juga aku beriman. Kepada-Mu aku pasrah. Hanya kepada-Mu aku kembali. Karena-Mu aku rela bertikai. Hanya pada-Mu dasar putusanku. Karenanya ampuni dosaku yang telah lalu dan yang terkemudian, dosa yang kusembunyikan dan yang kunyatakan, dan dosa lain yang lebih Kau ketahui ketimbang aku. Engkau Yang Maha Terdahulu dan Engkau Yang Maha Terkemudian. Tiada Tuhan selain Engkau. Tiada daya upaya dan kekuatan selain pertolongan Allah."

Artikel keren lainnya:

Perbedaan Antara Al-Qur'an, Hadits Qudsi, dan Hadits Nabawi

PERBEDAAN ANTARA QURAN DENGAN HADIS QUDSI DAN HADIS NABAWI

Kita sering mendengar istilah Al-Qur'an dan Al-Hadis. Adapula istilah hadis qudsi dan hadis nabawi. Lalu apa perbedaan istilah-istilah tersebut? Yuk simak penjelasannya!

A. Al-Qur’an

Kata Al-Qur’an berasal dari kata Qara`a mempunyai arti mengumpulkan dan menghimpun, dan qira`ah berarti menghimpun huruf-huruf dan kata-kata satu dengan yang lain dalam suatu ucapan yang tersusun rapih. Qur`an pada mulanya seperti qira`ah , yaitu masdar (infinitif) dari kata qara` qira`atan, qur`anan. Sebagaimana dalam firman Allah SWT :

إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآَنَهُ  فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآَنَهُ (القيامة 17-18)

Artinya : "Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya dan membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu`. (Al-Qiyamah :17-18)

Para ulama menyebutkan definisi Quran yang mendekati makananya dan membedakannya dari yang lain dengan menyebutkan bahwa:

هو كلام الله  الْمعجز  الْمُنَزل على سيدنا محمد صلى الله عليه وسلم، المكتوب بالمصاحف، المنقول بالتواتر، الْمُتعَّبد بتلاوته

Artinya : Kalam Allah yang bersifat mukjizat, yang diturunkan kepada Muhammad SAW, tertulis di mushaf , diriwayatkan secara mutawattir, dan membacanya adalah ibadah.

Penjelasan Arti Quran secara istilah, adalah sebagai berikut:

1. Definisi`kalam`(ucapan) merupakan kelompok jenis yang meliputi segala kalam. Dan dengan menghubungkannya dengan Allah ( kalamullah ) berarti tidak semua masuk dalam kalam manusia, jin dan malaikat.

2. Batasan dengan kata-kata (almunazzal)`yang diturunkan` maka tidak termasuk kalam Allah yang sudah khusus menjadi milik-Nya. Sebagaimana disebutkan dalam Firman Allah :`Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu `.(al-Kahfi: 109).

3. Batasan dengan definisi hanya `kepada Muhammad saw` Tidak termasuk yang diturunkan kepada nabi-nabi sebelumnya seperti taurat, injil dan yang lain.

4. Sedangkan batasan (al-muta'abbad bi tilawatihi) `yang pembacanya merupakan suatu ibadah` mengecualikan hadis ahad dan hadis-hadis qudsi .

B. Hadis Nabawi

Hadis (baru) dalam arti bahasa lawan qadim ( lama ). Sedang menurut istilah pengertian hadis ialah apa saja yang disandarkan kepada Nabi saw. Baik berupa perkataan, perbuatan persetujuan atau sifat.

Yang berupa perkataan, seperti perkataan Nabi saw.: “Sesungguhnya sahnya amal itu disertai dengan niat. Dan setiap orang bergantung pada niatnya….”

Yang berupa perbuatan ialah seperti ajaranya pada sahabat mengenai bagaimana caranya mengerjakan shalat, kemudian ia mengatakan : “Shalatlah seperti kamu melihat aku melakukan shalat”. juga mengenai bagaimana ia melakukan ibadah haji, dalam hal ini Nabi saw. Berkata : “Ambilah dari padaku manasik hajimu”.

Sedang yang berupa persetujuan ialah:  seperti ia menyetujui suatu perkara yang dilakukan salah seorang sahabat, baik perkataan ataupun perbuatan, dilakukan dihadapannya atau tidak, tetapi beritanya sampai kepadanya. Misalnya: mengenai makanan biawak yang dihidangkan kepadanya, dan persetujuannya.

Dan yang berupa sifat adalah riwayat seperti: “bahwa Nabi saw. Itu selalu bermuka cerah, berperangai halus dan lembut, tidak keras dan tidak pula kasar, tidak suka berteriak keras, tidak pula bernicara kotor dan tidak juga suka mencela.”

C. Hadis Qudsi

Lafadzh qudsi dinisbahkan sebagai kata quds, nisbah ini mengesankan rasa hormat, karena materi kata itu menunjukkan kebersihan dan kesucian dalam arti bahasa. Maka kata taqdis berarti menyucikan Allah. Taqdis sama dengan tathiir, dan taqddasa sama dengan tatahhara (suci, bersih ) Allah berfirman dengan kata-kata malaikat-Nya : “…pada hal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan diri kami karena Engkau.” (al-Baqarah : 30 ) yakni membersihkan diri untuk-Mu.

Secara Istilah, Hadis Qudsi ialah hadis yang oleh Nabi saw, disandarkan kepada Allah. Maksudnya Nabi meriwayatkannya bahwa itu adalah kalam Allah. Maka rasul menjadi perawi kalam Allah ini dari lafal Nabi sendiri.

Cara Periwayatan Hadits Qudsi :

Bila seseorang meriwayatkan hadis qudsi maka dia meriwayatkannya dari Rasulullah SAW dengan disandarkan kepada Allah, dengan mengatakan:

1. Rasulullah SAW mengatakan mengenai apa yang diriwayatkannya dari Tuhannya, atau ia mengatakan: …..

Contoh: “Dari Abu Hurairah Ra. Dari Rasulullah SAW mengenai apa yang diriwayatkannya dari Tuhannya Azza Wa Jalla, tangan Allah itu penuh, tidak dikurangi oleh nafakah, baik di waktu siang atau malam hari….”

2. Rasulullah SAW mengatakan : Allah Ta`ala telah berfirman atau berfirman Allah Ta`ala.

Contoh: “Dari Abu Hurairah Ra, bahwa Rasulullah SAW berkata : ` Allah ta`ala berfriman : Aku menurut sangkaan hamba-Ku terhadap-Ku. Aku bersamanya bila ia menyebut-Ku.bila menyebut-KU didalam dirinya, maka Aku pun menyebutnya didalam diri-Ku. Dan bila ia menyebut-KU dikalangan orang banyak, maka Aku pun menyebutnya didalam kalangan orang banyak lebih dari itu….”

D. Perbedaan Quran dengan Hadis Qudsi

Ada beberapa perbedaan antara Quran dengan hadis Qudsi,yang terpenting diantaranya ialah :

1. Al-Quranul Karim adalah mukjizat yang abadi hingga hari kiamat, bersifat tantangan (I'jaz) bagi yang ingkar untuk membuat yang serupa dengannya, sedang hadis Qudsi tidak untuk menantang dan tidak pula untuk mukjizat.

2. Al-Quranul karim hanya dinisbahkan kepada Allah, sehingga dikatakan: Allah ta`ala telah berfirman, sedang hadis Qudsi- seperrti telah dijelaskan diatas-terkadang diriwayatkan dengan disandarkan kepada Allah; sehingga nisbah hadis Qudsi kepada Allah itu merupakan nisbah yang dibuatkan.

3. Seluruh isi Quran dinukil secara mutawatir, sehingga kepastiannya sudah mutlak. Sedang hadis-hadis Qudsi kebanyakannya adalah khabar ahad, sehingga kepastiannya masih merupakan dugaan. Ada kalanya hadis Qudsi itu sahih, terkadang hasan (baik) dan terkadang pula dha`if (lemah).

4. Al-Quranul Karim dari Allah, baik lafal maupun maknanya. Maka dia adalah wahyu, baik dalam lafal maupun maknanya. Sedang hadis Qudsi maknanya saja yang dari Allah, sedang lafalnya dari Rasulullah SAW .  hadis Qudsi ialah wahyu dalam makna tetapi bukan dalam lafal.

5. Membaca Al-Quranul Karim merupakan ibadah, karena itu ia dibaca didalam salat. Sedang hadis kudsi tidak disuruhnya membaca didalam salat. Allah memberikan pahala membaca hadis Qudsi secara umum saja. Maka membaca hadis Qudsi tidak akan memperoleh pahala seperti yang disebutkan dalam hadis mengenai membaca Quran bahwa pada setiap huruf akan mendapatkan kebaikan.

Artikel keren lainnya:

Setan Penggoda Mukmin dan Setan Penggoda Kafir.

Setan Penggoda Mukmin dan Setan Penggoda Kafir.

Seorang ulama menuturkan bahwa Abu Hurairah r.a. berkata, "Setan (penggoda) mukmin dan setan penggoda kafir bertemu. Teryata setan yang kafir sehat, gemuk dan berpakaian. Sedangkan setan yang mukmin kurus, lemah, kusut masai, berdebu dan telanjang.

Ilustrasi Setan

Lalu setannya kafir berkata kepada setan mukmin, " Dahulu kamu tidak kurus?"

Setannya mukmin menjawab, "Aku bersama seseorang yang apabila ia makan ia menyebut nama Allah, karena itu aku masih lapar. Bila minum ia menyebut nama Allah, karena itu aku masih haus. Apabila ia mengenakan baju maka ia menyebut nama Allah maka aku masih telanjang. Dan jika ia memakai minyak maka ia menyebut nama Allah, karena itu aku masih kusut masai."

 Lalu setannya kafir berkata, "Sedangkan aku bersama seseorang yang tidak melakukan itu semua. Aku selalu menyertainya ketika makan dan minum dan memakai baju." Inilah yang dinginkan oleh setan. Hanya kepada Allah kita memohon perlindungan dari semua itu.

Muhammad bin Wasi' setiap hari usai shalat subuh membaca doa yang artinya, "Ya Allah, sesungguhnya Engkau menguasakan atas kami musuh yang mengetahui aib kami yang melihat kami dan kelompoknya, sedangkan kami tidak melihatnya. Karena itu, putuslah ia dari kami sebagaimana Engkau membuatnya putus asa dari rahmat-Mu. Halangilah ia dari kami sebagaimana Engkau menghalanginya dari ampunan-Mu. Dan jauhkanlah antara kami dan dia sebagaimana Engkau menjauhkan antara dia dan rahmat-Mu. Sesungguhnya engkau Mahakuasa atas segala sesuatu."

Buku Amalan Penolak Bala' & Musibah, Musthafa Syaikh Ibrahim Haqqi

Artikel keren lainnya:

Kata-kata Romantis dalam bahasa Arab

Gombalan dalam bahasa Arab
Apabila ingin menyatakan keromantisan kepada pasangan pastinya menggunakan kata-kata yang indah dan bisa melelehkan hati siDoi. Nah berikut ada contoh gombalan versi bahasa Arab.

لَمْ أَشْعُرْ إِلاَّ الدُّمُوْعَ تَسِيْلُ عَلَى خَدَّيَّ إِظْهَارًا عَلَى مَوَدَّتِى

Tak terasa air mata berlinang di kedua pipiku sebagai ungkapan kasih sayang

لَوْ ذُقْتِ حَلاَوَةَ الوَصْلَةِ لَعَرَفْتِ مُرَّةَ الوَصْلَةِ

Kalau kau merasakan manisnya kebersamaan niscaya anda mengetahui pahitnya perpisahaan

شَوْقِى إِلَيْهَا لاَ يُضَافُ بِبَيَانٍ

Keriunduanku padanya tak mungkin bisa diungkapkan

إِذَا نِلْتُ وُدَّكِ فَالْمَالُ هَيِّنٌ

Bila aku dapat meraih cintamu, maka harta tidak berharga

أَنْتِ وَرْدَةٌ مُفْتَتِحَةٌ لِمَرْحُوْمِى

Kaupun ibarat bunga mawar yang sedang merekah kesayanganku

أَلاَ تَجِيْئُنِى مُنْفَرِدَةً سَأُقَبِّلُهَا حُبًّا جَمًّا

Semoga dia datang padaku sendirian akan kukecup dengan penuh kasih sayang

مَا أَجْمَلَ جَمَالَةَ وَجْهِكِ أَدْعُوْ بِأَنْكَانَ قَلْبُكِ جَمَالَةً

Betapa cantiknya raut wajahmu, aku berharap hatimu juga cantik

كَيْفَ أَنْسَى ذِكْرَى حَبِيْبَتِي وَ اسْمُهَا مَكْتُوْبٌ فِى فُؤَادِي

Bgaimana mungkin aku dapat melupakan kekasihku, sedangkan namanya terukir dalam sanubariku

يَوْمُ الْمُحِبِّ لِطُوْلِهِ شَهْرٌ وَ الشَّهْرُ يُحْسَبُ أَنَّهُ دَهْرٌ

Penantian sehari bagi orang yang lagi mabuk cinta bagaikan sebulan dan penantian sebulan bagaikan setahun

عَشِقْتُ عَلَيْكِ مِنْ قَرِيْبٍ أَوْ بَعِيْدٍ فِرَاقُكِ دَاءُ لَيْسَ لَهُ دَوَاءٌ

Aku rindu berat padamu, baik kau disisiku ataupun kau jauh dariku, berpisah denganmu adalah penyakit yang tidak ada obatnya

يَا حَبِيْبَ القَلْبِ مَالِى سِوَاكِ فَارْحَمِ اليَوْمَ مُذْنِبًا قَدْ أَتَاكِ

Aduhai pujaan hatiku, bagiku tak ada yang kucintai selain dirimu, saat ini maafkanlah orang yang bersalah yang telah datang ke pangkuanmu

يَا رَجَائِي وَ رَاحَتِي وَ سُرُوْرِي قَدْ أَبَى القَلْبُ أَنْ يُحِبَّ سِوَاكِ

Wahai tumpuan harapanku duhai pembawa kesenanganku, pelipur laraku sungguh hati ini tak mampu untuk mencintai selain dirimu

وَ لَمْ يَدْوِ الطَّبِيْبُ وَ لاَ الكَهْوَانُ وَلَمْ أَجِدْ الدَّوَاءَ سِوَى اللِّقَاءُ

Dokter dan dukun tak mampu mengobati kerinduanku, dan tidak kutemukan obatnya kecuali bertemu sang kasih

Artikel keren lainnya:

Ayat Al-Quran dan Hadits tentang Larangan Perundungan (Bullying)

Dalil tentang Larangan Bullying (Perundungan dan Penindasan)

Perundungan bisa diartikan penindasan atau bullying dalam bahasa Inggris.  Perundungan memiliki arti proses, cara, perbuatan merundung yang dapat diartikan sebagai seorang yang menggunakan kekuatan untuk menyakiti atau mengintimidasi orang-orang yang lebih lemah darinya, biasanya dengan memaksa untuk melakukan apa yang diinginkan oleh pelaku.

Bullying merupakan perbuatan bejat dan tak bermoral. Sudah pasti Islam melarang perbuatan tersebut. Berikut ayat Al-Quran dan hadis yang menjelaskan larangan perundungan.

Stop Bullying

Al-Hujurat ayat 11

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَومٌ مِّن قَوْمٍ عَسَى أَن يَكُونُوا خَيْراً مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاء مِّن نِّسَاء عَسَى أَن يَكُنَّ خَيْراً مِّنْهُنَّ وَلَا تَلْمِزُوا أَنفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ بِئْسَ الاِسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ وَمَن لَّمْ يَتُبْ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki mencela kumpulan yang lain, boleh jadi yang dicela itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan mencela kumpulan lainnya, boleh jadi yang dicela itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim”.

Al-Hujurat ayat 13

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”

وَإِنِ امْرُؤٌ شَتَمَكَ وَعَيَّرَكَ بِمَا يَعْلَمُ فِيكَ فَلاَ تُعَيِّرْهُ بِمَا تَعْلَمُ فِيهِ فَإِنَّمَا وَبَالُ ذَلِكَ عَلَيْهِ

“Jika ada seseorang yang menghinamu dan mempermalukanmu dengan sesuatu yang ia ketahui ada padamu, maka janganlah engkau membalasnya dengan sesuatu yang engkau ketahui ada padanya. Akibat buruk biarlah ia yang menanggungnya.” (HR. Abu Daud no. 4084 dan Tirmidzi no. 2722)

الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ

“Sombong adalah sikap menolak kebenaran dan meremehkan manusia.” (HR. Muslim no. 91).

أَنَّ نَافِعَ بْنَ عَبْدِ الْحَارِثِ لَقِىَ عُمَرَ بِعُسْفَانَ وَكَانَ عُمَرُ يَسْتَعْمِلُهُ عَلَى مَكَّةَ فَقَالَ مَنِ اسْتَعْمَلْتَ عَلَى أَهْلِ الْوَادِى فَقَالَ ابْنَ أَبْزَى. قَالَ وَمَنِ ابْنُ أَبْزَى قَالَ مَوْلًى مِنْ مَوَالِينَا. قَالَ فَاسْتَخْلَفْتَ عَلَيْهِمْ مَوْلًى قَالَ إِنَّهُ قَارِئٌ لِكِتَابِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَإِنَّهُ عَالِمٌ بِالْفَرَائِضِ. قَالَ عُمَرُ أَمَا إِنَّ نَبِيَّكُمْ -صلى الله عليه وسلم- قَدْ قَالَ « إِنَّ اللَّهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الْكِتَابِ أَقْوَامًا وَيَضَعُ بِهِ آخَرِينَ »

Dari Nafi’ bin ‘Abdil Harits, ia pernah bertemu dengan ‘Umar di ‘Usfaan. ‘Umar memerintahkan Nafi’ untuk mengurus Makkah. Umar pun bertanya, “Siapakah yang mengurus penduduk Al Wadi?” “Ibnu Abza”, jawab Nafi’. Umar balik bertanya, “Siapakah Ibnu Abza?” “Ia adalah salah seorang bekas budak dari budak-budak kami”, jawab Nafi’. Umar pun berkata, “Kenapa bisa kalian menyuruh bekas budak untuk mengurus seperti itu?” Nafi’ menjawab, “Ia adalah seorang yang paham Kitabullah. Ia pun paham ilmu faroidh (hukum waris).” ‘Umar pun berkata bahwa sesungguhnya Nabi kalian -shallallahu ‘alaihi wa sallam- telah bersabda, “Sesungguhnya suatu kaum bisa dimuliakan oleh Allah lantaran kitab ini, sebaliknya bisa dihinakan pula karenanya.” (HR. Muslim no. 817).

إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ

“Sesungguhnya Allah tidak melihat pada rupa dan harta kalian. Namun yang Allah lihat adalah hati dan amalan kalian.” (HR. Muslim no. 2564)

انْظُرْ فَإِنَّكَ لَيْسَ بِخَيْرٍ مِنْ أَحْمَرَ وَلاَ أَسْوَدَ إِلاَّ أَنْ تَفْضُلَهُ بِتَقْوَى

“Lihatlah, engkau tidaklah akan baik dari orang yang berkulit merah atau berkulit hitam sampai engkau mengungguli mereka dengan takwa.” (HR. Ahmad, 5: 158)

بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ

“Cukuplah seseorang berbuat keburukan jika dia merendahkan saudaranya sesama muslim.” (HR. Muslim).

اَلْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِه

“Seorang muslim adalah orang yang muslim lainnya merasa selamat dari gangguan lisan dan tangannya.” (HR. Bukhari).

سِبَابُ الْمُسْلِمِ فُسُوقٌ، وَقِتَالُهُ كُفْرٌ

“Mencela seorang muslim adalah kefasikan (dosa besar), dan memerangi mereka adalah kekafiran.” (HR. Bukhari no. 48 dan Muslim no. 64)

الْمُسْتَبَّانِ مَا قَالَا فَعَلَى الْبَادِئِ، مَا لَمْ يَعْتَدِ الْمَظْلُومُ

“Apabila ada dua orang yang saling mencaci-maki, maka cacian yang diucapkan oleh keduanya itu, dosanya akan ditanggung oleh orang yang memulai, selama orang yang dizalimi itu tidak melampaui batas.” (HR. Muslim no. 2587 dan Abu Dawud no. 4894)

Artikel keren lainnya: