CARA WAHYU ALLAH TURUN KEPADA RASUL
Wahyu diberikan kepada para Nabi untuk dijadikan pedoman oleh umat manusia. Ada beberapa cara Allah memberikan wahyu kepada para rasul-Nya. Berikut penjelasannya:
Al-Quran |
1. Mimpi yang Benar di Dalam Tidur.
“Dari Aisyah r.a dia berkata : sesungguhnya apa
yang mula-mula terjadi pada Rasulullah SAW adalah mimpi yang benar diwaktu
tidur, beliau tidaklah melihat mimpi kecuali mimpi itu datang bagaikan
terangnya di waktu pagi hari.”
Di antara alasan yang menunjukkan bahwa mimpi yang
benar bagi para Nabi adalah wahyu yang wajib diikuti, ialah mimpi Nabi Ibrahim
agar menyembelih anaknya, Ismail. “(
as-Saffat : 101-112 ).
Mimpi yang benar itu tidaklah khusus bagi para
rasul saja, mimpi yag demikian itu tetap ada pada kaum mukminin, sekalipun
mimpi itu bukan wahyu.hal itu seperti dikatakan oleh Rasulullah SAW : “Wahyu
telah terputus, tetapi berita-berita gembira tetap ada, yaitu mimpi orang
mukmin.”
Mimpi yang benar bagi para nabi diwaktu tidur itu
merupakan bagian pertama dari sekian macam cara Allah berbicara seperti yang
disebutkan didalam firman- Nya:
وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُكَلِّمَهُ اللَّهُ
إِلَّا وَحْيًا أَوْ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ أَوْ يُرْسِلَ رَسُولًا فَيُوحِيَ بِإِذْنِهِ
مَا يَشَاءُ إِنَّهُ عَلِيٌّ حَكِيمٌ
“Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa
Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang
tabir atau dengan mengutus seorang utusan lalu diwahyukan kepadanya dengan
seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha
Bijaksana.”(as-Syuraa : 51 ).
2. Kalam Ilahi dari Balik Tabir Tanpa Melalui Perantara
Yang demikian itu terjadi pada Nabi Musa a.s. Sebagaimana
firman Allah SWT :
لَمَّا
جَاءَ مُوسَى لِمِيقَاتِنَا وَكَلَّمَهُ رَبُّهُ قَالَ رَبِّ أَرِنِي أَنْظُرْ إِلَيْكَ
Artinya :Dan tatkala Musa datang untuk pada waktu
yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman kepadanya, berkatalah Musa: “Ya
Tuhanku, nampakkanlah kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau”. (al-Araaf
: 143 ).
Demikian pula menurut pendapat yang paling sah,
Allah pun telah berbicara secara langsung kepada Rasul kita Muhammad saw. Pada
malam isra’ dan mi’raj. Yang demikian ini yang termasuk bagian kedua dari apa
yang disebutkan oleh ayat diatas ( atau dari balik tabir ).
3. Seperti Dencingan Lonceng
Wahyu datang kepada Nabi seperti dencingan lonceng
dan suara yang amat kuat yang mempengaruhi faktor-faktor kesadaran, sehingga ia
dengan segala kekuatannya siap menerima pengaruh itu. Cara ini yang paling
berat baat Rasul.
Apa bila wahyu yang turun kepada Rasulullah SAW
dengan cara ini maka ia mengumpulkan semua kekuatan kesadarannya untuk
menerima, menghafal dan memahaminya. Dan mungkin suara itu sekali suara kepakan
sayap-sayap malaikat, seperti diisyaratkan didalam hadis .
4. Malaikat Menjelma Seperti Manusia
Malaikat menjelma kepada rasul sebagai seorang
laki-laki dalam bentuk manusia. Cara ini lebih ringan dari pada yang
sebelumnya. Karena ada kesesuaian antara pembicara dan pendengar. Rasul meraa
senang sekali mendengar dari utusan pembawa wahyu itu. Karena merasa seperti
manusia yang berhadapan saudaranya sendiri.
Keduanya cara di atas disebutkan dalam hadis yang
diriwayatkan dari Aisyah Ummul Mu”minin r.a bahwa haris bin Hisyam r.a bertanya
kepada Rasulullah SAW mengenai hal itu dan jawab Nabi: “Kadang-kadang ia
datang kepadaku bagaikan dencingan lonceng, dan itulah yang paling berat
bagiku, lalu ia pergi, dan aku telah menyadari apa yang dikatakannya. Dan
terkadang malaikat menjelma kepadaku sebagai seorang laki-laki, lalu dia
berbicara kepadaku, dan akupun memahami apa yang ia katakan”.
Aisyah juga meriwayatkan apa yang dialami
Rasulullah SAW berupa kepayahan , dia berkata: “Aku pernah melihatnya
tatkala wahyu sedang turun kepadanya pada suatu hari yang amat dingin, lalu
malaikat itu pergi. Sedang keringatpun mengucur dari dahi Rasulullah”.
Belum ada tanggapan untuk "Cara Wahyu Turun Kepada Nabi"
Post a Comment