Dalil tentang Larangan Bullying (Perundungan dan Penindasan)
Perundungan bisa diartikan penindasan atau bullying
dalam bahasa Inggris. Perundungan memiliki arti proses,
cara, perbuatan merundung yang dapat diartikan sebagai seorang yang menggunakan
kekuatan untuk menyakiti atau mengintimidasi orang-orang yang lebih lemah
darinya, biasanya dengan memaksa untuk melakukan apa yang diinginkan oleh
pelaku.
Bullying merupakan perbuatan bejat dan tak bermoral. Sudah
pasti Islam melarang perbuatan tersebut. Berikut ayat Al-Quran dan hadis yang
menjelaskan larangan perundungan.
|
Stop Bullying |
Al-Hujurat ayat 11
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَومٌ مِّن قَوْمٍ عَسَى أَن يَكُونُوا
خَيْراً مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاء مِّن نِّسَاء عَسَى أَن يَكُنَّ خَيْراً مِّنْهُنَّ
وَلَا تَلْمِزُوا أَنفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ بِئْسَ الاِسْمُ
الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ وَمَن لَّمْ يَتُبْ فَأُوْلَئِكَ هُمُ
الظَّالِمُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki
mencela kumpulan yang lain, boleh jadi yang dicela itu lebih baik dari mereka.
Dan jangan pula sekumpulan perempuan mencela kumpulan lainnya, boleh jadi yang
dicela itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan
memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah
(panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka
mereka itulah orang-orang yang zalim”.
Al-Hujurat ayat 13
يَا
أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ
شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ
أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu
dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang
yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal.”
وَإِنِ
امْرُؤٌ شَتَمَكَ وَعَيَّرَكَ بِمَا يَعْلَمُ فِيكَ فَلاَ تُعَيِّرْهُ بِمَا
تَعْلَمُ فِيهِ فَإِنَّمَا وَبَالُ ذَلِكَ عَلَيْهِ
“Jika ada seseorang yang menghinamu dan mempermalukanmu dengan sesuatu
yang ia ketahui ada padamu, maka janganlah engkau membalasnya dengan sesuatu
yang engkau ketahui ada padanya. Akibat buruk biarlah ia yang menanggungnya.” (HR.
Abu Daud no. 4084 dan Tirmidzi no. 2722)
الْكِبْرُ
بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
“Sombong adalah sikap menolak kebenaran dan meremehkan manusia.” (HR.
Muslim no. 91).
أَنَّ
نَافِعَ بْنَ عَبْدِ الْحَارِثِ لَقِىَ عُمَرَ بِعُسْفَانَ وَكَانَ عُمَرُ
يَسْتَعْمِلُهُ عَلَى مَكَّةَ فَقَالَ مَنِ اسْتَعْمَلْتَ عَلَى أَهْلِ الْوَادِى
فَقَالَ ابْنَ أَبْزَى. قَالَ وَمَنِ ابْنُ أَبْزَى قَالَ مَوْلًى مِنْ
مَوَالِينَا. قَالَ فَاسْتَخْلَفْتَ عَلَيْهِمْ مَوْلًى قَالَ إِنَّهُ قَارِئٌ
لِكِتَابِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَإِنَّهُ عَالِمٌ بِالْفَرَائِضِ. قَالَ عُمَرُ
أَمَا إِنَّ نَبِيَّكُمْ -صلى الله عليه وسلم- قَدْ قَالَ « إِنَّ اللَّهَ
يَرْفَعُ بِهَذَا الْكِتَابِ أَقْوَامًا وَيَضَعُ بِهِ آخَرِينَ »
Dari Nafi’ bin ‘Abdil Harits, ia pernah bertemu dengan ‘Umar di
‘Usfaan. ‘Umar memerintahkan Nafi’ untuk mengurus Makkah. Umar pun bertanya,
“Siapakah yang mengurus penduduk Al Wadi?” “Ibnu Abza”, jawab Nafi’. Umar balik
bertanya, “Siapakah Ibnu Abza?” “Ia adalah salah seorang bekas budak dari
budak-budak kami”, jawab Nafi’. Umar pun berkata, “Kenapa bisa kalian menyuruh
bekas budak untuk mengurus seperti itu?” Nafi’ menjawab, “Ia adalah seorang
yang paham Kitabullah. Ia pun paham ilmu faroidh (hukum waris).” ‘Umar pun
berkata bahwa sesungguhnya Nabi kalian -shallallahu ‘alaihi wa sallam- telah
bersabda, “Sesungguhnya suatu kaum bisa dimuliakan oleh Allah lantaran kitab
ini, sebaliknya bisa dihinakan pula karenanya.” (HR. Muslim no. 817).
إِنَّ
اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى
قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ
“Sesungguhnya Allah tidak melihat pada rupa dan harta kalian. Namun
yang Allah lihat adalah hati dan amalan kalian.” (HR. Muslim no. 2564)
انْظُرْ
فَإِنَّكَ لَيْسَ بِخَيْرٍ مِنْ أَحْمَرَ وَلاَ أَسْوَدَ إِلاَّ أَنْ تَفْضُلَهُ
بِتَقْوَى
“Lihatlah, engkau tidaklah akan baik dari orang yang berkulit merah
atau berkulit hitam sampai engkau mengungguli mereka dengan takwa.” (HR. Ahmad,
5: 158)
بِحَسْبِ
امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ
“Cukuplah seseorang berbuat keburukan jika dia merendahkan saudaranya
sesama muslim.” (HR. Muslim).
اَلْمُسْلِمُ
مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِه
“Seorang muslim adalah orang yang muslim lainnya merasa selamat dari
gangguan lisan dan tangannya.” (HR. Bukhari).
سِبَابُ
الْمُسْلِمِ فُسُوقٌ، وَقِتَالُهُ كُفْرٌ
“Mencela seorang muslim adalah kefasikan (dosa besar), dan memerangi
mereka adalah kekafiran.” (HR. Bukhari no. 48 dan Muslim no. 64)
الْمُسْتَبَّانِ
مَا قَالَا فَعَلَى الْبَادِئِ، مَا لَمْ يَعْتَدِ الْمَظْلُومُ
“Apabila ada dua orang yang saling mencaci-maki, maka cacian yang
diucapkan oleh keduanya itu, dosanya akan ditanggung oleh orang yang memulai,
selama orang yang dizalimi itu tidak melampaui batas.” (HR. Muslim no.
2587 dan Abu Dawud no. 4894)
Belum ada tanggapan untuk "Ayat Al-Quran dan Hadits tentang Larangan Perundungan (Bullying)"
Post a Comment