Penyusunan Urutan Ayat dan Surat
A. Penyusunan
Tertib Ayat
Qur'an terdiri
atas surah-surah dan ayat-ayat, baik yang pendek maupun yang panjang. Ayat
adalah sejumlah kalam Allah yang terdapat dalam sebuah surah dari Qur'an. Surah
ialah sejumlah ayat Qur'an yang mempunyai permulaan dan kesudahan, tertib atau
urutan ayat-ayat Qur'an ini adalah tauqifi, ketentuan dariRasulullah, sebagian
ulama meriwayatkan bahwa pendapat ini adalah ijma' diantaranya az-Zarkasyi
dalam al-Burhan dan Abu Ja'far Ibnuz Zubeir dalam munasabahnya.
|
Daftar Surat di Al-Quran
|
Diantara
dalil-dalilnya adalah sebagai berikut:
• Usman bin
'Abil 'As berkata: "Aku tengah
duduk disamping Rasulullah, tiba-tiba panadangannya menjadi tajam lalu kembali
seperti semula. Kemudian katanya 'Jibril telah datang kepadaku dan memerintahkan
agar aku meletakkan ayat ini ditempat anu dari surah ini : Sesungguhnya Allah
menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan serta memberi kepada kaum
kerabat…..(an-Nahl: 90)
• Terdapat
sejumlah hadis yang menunjukkan keutamaan beberapa ayat dari surah-surah
tertentu. Ini menunjukkan bahwa tertib ayat-ayat bersifat tauqifi. Sebab jika
tertibnya dapat diubah, tentulah ayat-ayat itu tidak akan didukung oleh
hadis-hadis tersebut.
Diriwayatkan
dari Abu Darda' dalam hadis marfu' : "Barang siapa hafal sepuluh ayat dari
awal surah kahfi, Allah akan melindunginya dari Dajjal." Dan dalam redaksi
lain dikatakan: "Barang siapa membaca sepuluh ayat terakhir dari surah
kahfi…"
• Disamping itu
terima pula bahwa Rasulullah telah membaca sejumlah surah dengan tertib
ayat-ayatnya dalam salat atau dalam khutbah jumat, seperti surah Baqarah, Ali
imran dan Annisa'. Juga hadis sahih mengatakan bahwa Rasulullah membaca surah
A'raf dalam salat maghrib dan dalam salat subuh hari jum'at membaca surah Alif
Lam Mim, Tanzilul Kitabi La Raibafihi" (as-Sajdah) dan Hal Ata Alal Insani
(ad-Dahr) juga membaca surah Qaf pada waktu Kutbah. Surah Jumu'ah dan surah
Munafikun dalam salat jum'at.
• Jibril selalu
mengulangi dan memeriksa Qur'an yang telah disampaikannya kepada Rasulullah
sekali setiap tahun, pada bulan ramadhan dan pada tahun terakhir kehidupannya
sebanyak dua kali. Dan pengulangan Jibril terakhir ini seperti tertib yang
dikenal sekarang ini.
Dengan demikan
tertib ayat-ayat Qur'an seperti yang ada dalam mushaf yang beredar diantara
kita adalah tauqifi. Tanpa diragukan lagi.
B. Penyusunan
Tertib Surah
Para ulama
berbeda pendapat tentang tertib surah-surah Qur'an, sebagai berikut :
Pertama:
Bahwa susunan surat itu tauqifi dan ditangani langsung oleh Nabi sebagaimana
diberitahukan jibril kepadanya atas perintah Tuhan.
Dengan demikian,
Qur'an pada masa Nabi telah tersusun surah-surahnya secara tertib sebagaimana
tertib ayat-ayatnya. Seperti yang ada ditangan kita sekarang ini. Yaitu tertib
mushaf Usman yang tak ada seorang sahabatpun menentangnya. Ini menunjukkan
telah terjadi kesepakatan (ijma') atas tertib surah, tanpa suatu perselisihan
apa pun.
Kedua: Dikatakan
bahwa tertib surah itu berdasarkan ijtihad para sahabat, mengingat adanya
perbedaan tertib di dalam mushaf-mushaf mereka.
Misalnya: mushaf
Ali disusun menurut tertib nuzul, yakni dimulai dengan Iqra', kemudian
Muddassir, lalu Nun, Qalam, kemudian Muzammil, dst hingga akhir surah Makki dan
madani.Dalam mushaf Ibn Masu'd yang pertama ditulis adaslah surah Baqarah,
Nisa' dan Ali-'Imran. Dalam mushaf Ubai yang pertama ditulis ialah Fatihah,
Baqarah, Niasa' dan Ali-Imran.
Ketiga: Dikatakan
bahwa sebagian surah itu tertibnya tauqifi dan sebagian lainnya berdasarkan
ijtihad para sahabat, hal ini karena terdapat dalil yang menunjukkan tertib
sebagian surah pada masa Nabi.
Mannaul Qatthan
menyatakan : Apabila membicarakan ketiga pendapat ini, jelaslah bagi kita bahwa
pendapat kedua, yang menyatakan tertib surah-surah itu berdasarkan ijtihad para
sahabat, tidak bersandar dan berdasar pada suatu dalil. Sebab, ijtihad sebagian
sahabat mengenai tertib mushaf mereka yang khusus, merupakan ihtiyar mereka
sebelum Qur'an dikumpulkan secara terib. Ketika pada masa Usman Qur'an
dikumpulkan , ditertibkan ayat-ayat dan surah-surahnya pada suatu huruf (
logat) dan umatpun menyepakatinya, maka mushaf-mushaf yang ada pada mereka
ditinggalkan. Seandainya tertib itu merupakan hasil ijtihad , tentu mereka
tetap berpegang pada mushafnya masing-masing.
Sementara itu,
pendapat ketiga yang menyatakan sebagian surah itu tertibnya tauqifi dan
sebagian lainnya bersifat ijtihadi, dalil-dalilnya hanya berpusat pada
nash-nash yang menunjukkan tertib tauqifi. Adapun bagian yang ijtihadi tidak
bersandar pada dalil yang menunjukkan tertin ijtihadi. Sebab, ketetapan yang
tauqifi dengan dalil-dalilnya tidak berarti bahwa selain itu adalah hasil
ijtihad. Disamping itu pula yang bersifat demikian hanya sedikit sekali.
Dengan demikian
bahwa tertib surah itu bersifat tauqifi seperti halnya tertib ayat-ayat.
Wallahu a'lam.
Belum ada tanggapan untuk "Penyusunan Tertib Surat dan Ayat Al-Qur'an"
Post a Comment