Home · Tajwid · Sharaf · Nahwu · Balaghah · Do'a · Daftar Isi

Semangat Berjuang Tanpa Kenal Lelah (Kultum)

Hikmah Pagi : Semangat Berjuang Tanpa Kenal Lelah
Setiap manusia senantiasa mempunyai impian dan harapan yang berbeda-beda. Setiap harapan diupayakan untuk diwujudkan melalui perjuangan yang tidak kenal lelah, terkadang banyak yang berfikir: kapan kita menikmati istirahatnya? Padahal berjuang yang sesungguhnya tidaklah kenal istilah istirahat kecuali di Surga-Nya Allah nanti. Sebagaimana Suatu ketika Imam Ahmad Ibn Hambal ditanya:
مَتَى يَجِدُ الْعَبْدُ طَعْمَ الرّاحَةِ؟ عِنْدَ أَوَّلِ قَدَمٍ يَضَعُهَا فِي الْجَنَّةِ
Kapan seorang hamba dapat merasakan waktu istirahat? Beliau menjawab: saat pertama kali kakinya menginjakkan Surga. (Lihat: al-Muntaqa an-Nafis Min Talbis Iblis, Hal: 69).

Seorang yang saleh pernah memberikan nasehat: paling tidak ada 4 amalan yang bisa membuat kita dibangunkan rumah di Surga, (a). Membaca Lailahaillallah secara dawam, (b). Jika berbuat dosa segera beristighfar: “astaghfirullah”, (c). Jika mendapatkan kenikmatan membaca: “Alhamdulillah”, (d). Dan jika mendapatkan musibah langsung membaca: “Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rooji’un”.
Terdapat cerita yang menarik dari salah seorang ulama’: suatu ketika kami melihat seorang pasukan kuning (OB) sedang menyapu jalan raya, tak berhenti lisannya mengucapkan: “Alhamdulillah .... Astaghfirullah” dibaca berulang-ulang. Maka kemudian kami bertanya kepadanya, Apa ini? Apakah anda tidak pernah belajar dzikir yang lain? Beliau (OB) menjawab, memang kenapa? Demi Allah, saya hafal 30 Juz al-Qur’an. Saya bertahun-tahun lamanya memperhatikan kehidupan ini, dan saya temukan manusia dalam dua kondisi; terombang-ambing antara kenikmatan dan tumpukan dosa. Maka saya tidak lepas mengucapkan: “al-hamdulillah” terhadap kenikmatan yang diberikan oleh Allah, dan saya berupaya senantiasa istighfar berharap Allah mengampuni dosa saya yang semakin menggurita. (Lihat: ‘Indama Yahlu al-Masa’, Hal. 281)
Imam As Syâfi’i rahimahullah juga pernah menyatakan:
طَلَبُ الرَّاحَةِ فِيْ الدُّنْيَا لاَ يَصِحُّ لِأَهْلِ الــمُرُوءَاتِ، فَإِنَّ أَحَدَهُمْ لَمْ يَزلْ تَعْبَان فِي كُلِّ زَمَانٍ
Mencari istirahat di dunia tidaklah layak bagi seorang pejuang, karena seorang pejuang senantiasa bekerja keras sepanjang masa. (Lihat: al-Qowaaid al-Hisan, Hal: 26).
Semoga Allah senantiasa memberkahi kehidupan kita di dunia dan di akhirat Aamien Allahumma Aamien. Al-Faqir Ila Allah, ZA.

Artikel keren lainnya:

Pengertian Musawah dan Contohnya

Pengertian Musawah dalam Balaghah
Musawah adalah mengungkapkan kata-kata yang sesuai antara lafaz dan maknanya, tidak lebih dan tidak kurang. Jika salah satu dari suatu lafaz dalam kalimat tersebut dikurangi atau dibuang atau tidak disebutkan maka akan mengurangi maknanya.
Ijaz, Ithnab, Musawah
Ada kalanya kita dituntut untuk berbicara tidak panjang dan juga tidak singkat. Sehingga antara kata-kata dengan maksud yang diinginkan menjadi seimbang. Semua ini dilakukan supaya pembicaraan kita lebih efektif dan efisien serta dapat difahami oleh audiens secara umum.
Ungkapan dengan gaya al-musawah biasanya yang digunakan pada hal-hal berikut:
1. Naskah-naskah keilmuan,
2. Naskah-naskah hukum syari’at,
3. Teks perjanjian antar negara,
4. Teks yang memuat ketetapan-ketetapan resmi,
5. Penjelasan hukum agama,
6. Penjelasan tentang hak dan kewajiban.
Pada keenam hal di atas tentunya seorang mutakallim harus menggunakan ungkapan-ungkapan yang tidak bertele-tele dan juga tidak terlalu singkat.
Contoh Musawah
Berikut contoh musawah dari Al-Qur'an dan juga berupa syair.
Ar-Rum: 44
مَنْ كَفَرَ فَعَلَيْهِ كُفْرُهُ
”Barang siapa yang kafir (ingkar) maka dia sendirilah yang menanggung (akibat) kekafirannya itu.” (QS. Ar-Rūm [30]: 44)
Ath-Thur: 21
كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ
”Setiap orang tergadai (terikat) dengan apa yang diperbuatnya”. (QS. Ath-Thūr [52]: 21)
Fathir: 43
وَلَا يَحِيقُ الْمَكْرُ السَّيِّئُ إِلَّا بِأَهْلِهِ
“Rencana yang jahat itu tidak akan menimpa kecuali atas orang yang merencanakannya.” (QS. Fāthir [35]: 43)
Al-Baqarah: 110
وَمَا تُقَدِّمُوا لِأَنْفُسِكُمْ مِنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِنْدَ اللَّهِ
“Apa yang kalian perbuat untuk diri kalian berupa kebaikan niscaya kalian akan mendapatkan pahala di sisi Allah”. (QS. Al-Baqarah [2]: 110)
An-Nabighah Adz-Dzubyani berkata:
فَإِنَّكَ كَالَّيْلِ الَّذِيْ هُوَ مُدْ رِكِيْ، وَإِنْ خِلْتَ أَنَّ الْمُنْتَأَى عَنْكَ وَاسِعٌ
Sesungguhnya kamu itu seperti malam yang dapat mengejarku sekali pun engkau menduga bahwa menghindar darimu banyak tempat yang luas.
Tharafah bin Abd berkata:
سَتُبْدِيْ لَكَ الأَيَّامُ مَا كُنْتَ جَاهِلاٌ، وَيَأْتِيْكَ بِالأَخْبَارِ مَنْ لَمْ تُزَوِّدِ
Hari-hari akan menunjukkan kepadamu apa-apa yang belum engkau ketahui dan akan datang kepadamu orang-orang yang belum pernah kauberi bekal dengan membawa aneka ragam berita.
Semua contoh di atas adalah al-Musāwah (persamaan susunan makna dengan kalimat) sehingga kalau salah satu dari susunan kalimat digugurkan maka akan merusak makna kalimat tersebut.

Artikel keren lainnya:

Teknik Pembelajaran Istima’ (Menyimak)

Teknik Pembelajaran Istima’ Bahasa Arab
Untuk meningkatkan pembelajaran keterampilan menyimak dan agar pembelajarannya menarik, ada beberapa teknik yang dapat dilakukan dalam proses belajar mengajar. Teknik-teknik itu antara lain sebagai berikut ini:
1. Simak ulang-ucap
Teknik simak-ulang ucap digunakan untuk memperkenalkan bunyi bahasa dengan pengucapan atau lafal yang tepat dan jelas. Guru dapat mengucapkan atau memutar rekaman buyi bahasa tertentu seperti fonem, kata, kalimat, idiom, semboyan, kata-kata mutiara, dengan jelas dan intonasi yang tepat. Siswa menirukan. Teknik ini dapat dilakukan secaea individual, kelompok, dan klasikal.
2. Identifikasi kata kunci
Teknik identifikasi kata kunci dilakukan oleh dengan cara meminta siswa mencari kata atau kalimat inti dari sebuah cerita minimal satu hingga dua paragraf. Kalimat inti itu dapat dicari melalui beberapa kata kunci. Kata kunci itulah yang mewakili pengertian kalimat.
3. Parafrase
Teknik parafrase dilakukan dengan oleh guru dengan cara menyiapkan sebuah puisi kemudian dibacakan atau diperdengarkan. Setelah menyimak siswa diharapkan dapat menceritakan kembali isi puisi tadi dengan kata-katanya sendiri.
3. Merangkum
Teknik merangkum dapat dilakukan oleh guru dengan cara menyiapkan bahan simakan minimal satu hingga dua paragraf kemudian disampaikan secara lisan kepada siswa dan siswa menyimak. Setelah selesai menyimak siswa disuruh membuat rangkuman.
4. Identifikasi kalimat topik
Teknik identifikasi topik dapat dilakukan oleh guru dengan  cara menyiapkan bahan simakan minimal satu hingga dua paragraf  kemudian disampaikan secara lisan kepada siswa dan siswa menyimak. Setelah selesai menyimak siswa disuruh mencari kalimat topiknya.
Setiap paragraf dalam wacana minimal mengandung dua unsur yaitu: (a) kalimat topik, (b) kalimat pengembang. Posisi kalimat topik dapat di awal, tengah, dan akhir. Kalimat topic dan kalimat pengembang itulah yang harus dicari oleh siswa.
5. Menjawab pertanyaan
Teknik menjawab pertanyaan dapat dilakukan oleh guru dengan  cara menyiapkan bahan simakan minimal satu hingga dua paragraf  kemudian disampaikan secara lisan kepada siswa dan siswa menyimak. Setelah siswa selesai menyimak, guru dapat mengajukan beberapa pertanyaan untuk  menggali pemahaman siswa.
6. Bisik berantai
Teknik bisik berantai ini dapat dilakukan oleh guru dengan  cara membisikkan pesan kepada siswa pertama dan dilanjutkan kepada siswa berikutnya sampai siswa terakhir. Siswa terakhir harus mengucapkannya dengan nyaring. Tugas guru adalah menilai apakah yang dibisikkan tadi sudah sesuai atau belum. Jika belum sesuai, bisikan dapat diulangi, jika sudah sesuai bisikan dapat diganti dengan topik yang lain.
7. Menyelesaikan cerita
Teknik menyelesaikan cerita ini dapat dilakukan oleh guru dengan  cara memperdengarkan suatu cerita kepada siswa sampai selesai. Setelah siswa selesai menyimak, guru menyuruh seseorang untuk menceritakan kembali dengan kata-katanya sendiri. Sebelum selesai bercerita, guru menghentikan cerita siswa tadi dan menggantikan dengan siswa lain yang bertugas menyelesaikan cerita kawannya, begitu seterusnya sehingga cerita itu berakhir seperti yang disimaknya.

Artikel keren lainnya:

Hikmah dan Kisah Bertawakkal Kepada Allah

PARA MANUSIA LANGIT
Kenalan saya, seorang Perencana Keuangan di Jakarta punya banyak Klien dari kalangan Artis. Dia cerita, waktu itu pernah dicurhati seorang Artis yang tiap hari nongol di Televisi, terkenal dimana-mana, tetapi buat bayar cicilan mobil 5 juta saja tidak punya. Gaya hidup akhirnya meremukkan hidupnya..
Berdo'a
Saya pernah kenal seorang Presenter TV Nasional. Kalau sedang tampil rapi, pakai jas rapi sekali. Hanya sekali ketemu di Seminar, dia minta nomer HP. Sebulan kemudian dia SMS, "Mas, saya pinjam uangnya 1 juta bisa" ? Minggu depan saya kembalikan.."
Tahun 2009 malah ada Vokalis Band terkenal, saya kenal sejak 2003. Ketika dulu masih kerja di EO, sering saya ketemu waktu saya jadi stage manager. Lagunya ngehits di semua Radio.
Satu sore ngajak ketemu, Ujung-ujungnya pinjam uang dengan alasan ini itu. Dan sampai hari ini tidak pernah dikembalikan hingga tahun-tahun berlalu.
Kisah Ustad Luqmanul Hakim gak kalah unik.. Waktu masih kuliah S2 di Malaysia, dia diundang makan di sebuah Restoran mewah oleh salah satu kawannya. Ustad Luqman bahkan diminta memindahkan parkiran Motor bututnya agar tidak menggangu pemandangan di halaman depannya. Usai makan, kawannya justru curhat dan minta nasehat, sambil menunjuk Mobil mewah di halaman depan yang sudah 6 bulan cicilannya belum terbayar..
Betul kan, rezeki dari Allah itu pasti cukup untuk hidup, tapi tak akan cukup untuk gaya hidup..
Ada lagi kisah seorang Ibu tua dengan kain jarik datang ke sebuah Masjid usai Jumatan..
Panitia dan Takmir sedang berkumpul sambil duduk menghitung uang hasil Infaq Jamaah hari itu.
Ketika Ibu itu datang dengan baju sangat biasa dan berkain jarik, salah seorang dari mereka berdiri, mendekati Ibu itu sambil berkata, "Maaf Ibu, disini tidak memberikan sumbangan.."
Ibu itu membuka lipatan kain jariknya, mengeluarkan uang berwarna merah, biru, merah, biru, merah, biru yang berlembar-lembar banyaknya, sambil berkata: Maaf, Nak, saya mau ikut bersedekah untuk pembangunan Masjid ini. Ini uangnya mohon diterima.."
Jleebb... Seketika para Takmir itu menunduk, tak ada yang berani memandang wajah Ibu itu..
Salah tingkah dan menahan malu...
Tulisan dari Ustad Salim A. Fillah ini juga menarik, menahan nafas membacanya, tertulis dalam bukunya "Barakallahu Laka, Bahagianya Merayakan Cinta"
Suatu malam, Ustadz Muhammad Nazhif Masykur berkunjung ke rumah. Setelah membicarakan beberapa hal, Beliau bercerita tentang Tukang Becak di sebuah kota di Jawa Timur. Ustadz Salim melanjutkan, “Ini baru cerita, kata saya. Yang saya catat adalah, "Pernyataan misi hidup Tukang Becak itu, yakni: "Jangan pernah menyakiti dan Hati-hati memberi makan istri". “Antum pasti tanya,” kembali Salim melanjutkan ceritanya sembari menirukan kata-kata Ustadz Muhammad.
"Tukang Becak macam apakah ini, sehingga punya mission statement segala?". Saya juga takjub dan berulang kali berseru, “Subhanallah,” mendengar kisah hidup Bapak berusia 55 tahun ini..
Tukang becak ini Hafidz Qira’at Sab’ah! Beliau menghafal Al-Qur’an lengkap dengan tujuh qira’at seperti saat ia diturunkan: Qira’at Imam Hafsh, Imam Warasy, dan lainnya.
Dua kalimat itu sederhana, tetapi bayangkanlah sulitnya mewujudkan hal itu bagi kita.
Jangan pernah menyakiti. Dalam tafsir beliau di antaranya adalah "soal tarif becaknya". "Jangan sampai ada yang menawar", karena menawar menunjukkan ketidakrelaan dan ketersakitan.
Misalnya ada yang berkata, “Pak, Terminal Rp 5.000 ya." Lalu dijawab,“Waduh, enggak bisa, Rp 7.000 Mbak." Itu namanya sudah menyakiti. Makanya, beliau tak pernah pasang tarif.
“Pak, terminal Rp 5.000 ya.” Jawabnya pasti OK. “Pak, terminal Rp 3.000 ya." Jawabnya juga OK. Bahkan kalau, “Pak, terminal Rp 1.000 ya.” Jawabnya juga sama, OK. Gusti Allah, manusia macam apa ini ?
Kalimat kedua, "Hati-hai memberi makan Istri" Artinya, Sang Istri hanya akan makan dari keringat dan Becak tuanya. Rumahnya berdinding gedek. Istrinya berjualan gorengan. Stop ! Jangan dikira beliau tidak bisa mengambil yang lebih dari itu. Harap tahu, Putra Beliau dua orang Hafidz Al-Qur’an semua.  Salah satunya sudah menjadi Dosen terkenal di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) terkemuka di Jakarta. Adiknya, tak kalah sukses. Pejabat strategis di Pemerintah.
Uniknya, saat pulang, anak-anak sukses ini tak berani berpenampilan mewah.
Mobil ditinggal beberapa blok dari Rumah.
Semua aksesoris, seperti arloji dan handphone dilucuti. Bahkan, baju parlente diganti kaus oblong dan celana sederhana. Ini Adab dan Tata Krama..
Sudah berulang kali Sang Putra mencoba meminta Bapak dan Ibunya ikut ke Jakarta, tetapi tidak pernah tersampaikan.
Setiap kali akan bicara, serasa tercekat di tenggorokan, lalu mereka hanya bisa menangis.
Menangis, Sang Bapak selalu bercerita tentang kebahagiaannya, dan dia mempersilakan Putra-Putranya menikmati kebahagiaan mereka sendiri..
Ustadz Salim melanjutkan, “Waktu saya ceritakan ini pada Istri di Gedung Bedah Sentral RSUP Dr. Sardjito keesokan harinya, kami menangis..
Ada banyak Kekasih Allah yang tak kita kenal !
Ah, benar sekali : Banyak Kekasih Allah dan "Manusia Langit" yang tidak kita kenal. Tukas Ustad Salim A Fillah.
Kawanku, hari terus berganti, Matahari datang Pagi ini, dan menghilang Sore nanti.
Usia kita terus bertambah, tanpa sadar banyak hal yang begitu saja kita lewatkan hanya untuk mengejar dunia yang sementara.
Padahal esok pada waktunya, kita semua saat pulang ternyata hanya dibungkus kain kafan tak bersaku..
Tak ada bekal uang yang berlaku..
Semua harta yang selama ini kita kejar habis-habisan, ternyata semu belaka..
Pangkat, Jabatan, Kemewahan yang selama ini dibanggakan, akan berakhir ditimbun tanah Kuburan.. 
Banyak orang yang mengejar label kaya dengan menggadaikan dunianya. Harga diri sudah musnah entah kemana..
Sementara, banyak orang yang diam-diam ternyata kaya raya, dan lebih suka mencari muka hanya pada Tuhannya..
Benar kata kawan saya Mas Arief Budiman, "Orang kaya adalah orang yang selalu merasa cukup, sehingga dia terus berbagi".
"Orang miskin adalah orang yang selalu merasa kurang".
SAAT maut menyapa, yang kita bawa hanya Amaliyah..
Adapun harta hanya akan membuat pertanyaan di Padang Mahsyar kian berat..
Semoga ALLAH menolong kita. Aamiin

Artikel keren lainnya:

Fi’il Madhi, Fi’il Mudhari’ dan Fi’il Amar: Pengertian dan Contoh

Fi’il Madhi, Fi’il Mudhari’ dan Fi’il Amar
Fi’il adalah kata yang menunjukkan suatu perbuatan atau peristiwa dengan diiringi waktu, baik itu lampau, sekarang atau yang akan datang. Singkatnya fi’il adalah kata kerja dalam bahasa Arab. Dilihat dari segi polanya, fi’il terbagi menjadi tiga bentuk utama, yaitu madhi, mudhari dan amar.

A. Fi’il Madhi

Fi’il madhi adalah kata yang menujukkan suatu perbuatan atau peristiwa yang terjadi di waktu lampau.
Fi’il madhi merupakan bentuk dasar dari kata dalam bahasa Arab. Ciri dari fi’il madhi adalah difathahkan huruf akhirnya kecuali jika fa’ilnya dhamir tertentu. Contoh fi’il madhi:
قَرَأَ – عَلِمَ – قَاتَلَ – اِنْكَسَرَ – اِسْتَشْفَى – تَجَلْبَبَ
Apabila subjeknya berupa isim dhamir, maka ujungnya berubah sesuai dengan dhamirnya. Berikut polanya:
Contoh
Pola
Dhamir
أَصْبَحَ
فَعَلَ
هُوَ
أَصْبَحَا
فَعَلَا
هُمَا
أَصْبَحُوْا
فَعَلُوْا
هُمْ
أَصْبَحَتْ
فَعَلَتْ
هِيَ
أَصْبَحَتَا
فَعَلَتَا
هُمَا
أَصْبَحْنَ
فَعَلْنَ
هُنَّ
أَصْبَحْتَ
فَعَلْتَ
أَنْتَ
أَصْبَحْتُمَا
فَعَلْتُمَا
أَنْتُمَا
أَصْبَحْتُمْ
فَعَلْتُمْ
أَنْتُمْ
أَصْبَحْتِ
فَعَلْتِ
أَنْتِ
أَصْبَحْتُمَا
فَعَلْتُمَا
أَنْتُمَا
أَصْبَحْتُنَّ
فَعَلْتُنَّ
أَنْتُنَّ
أَصْبَحْتُ
فَعَلْتُ
أَنَا
أَصْبَحْنَا
فَعَلْنَا
نَحْنُ

B. Fi’il Mudhari

Fi’il mudhari adalah kata yang menunjukkan suatu perkataan dan peristiwa yang terjadi di masa sekarang atau masa yang akan datang.
Cara mengubah fi’il madhi menjadi bentuk mudhari’ adalah dengan menambahkan salah satu huruf mudharaah yaitu alif, nun, ya’, dan ta’ yang dikumpulkan dalam kata (أَنَيْتُ).
ضَرَبَ يَضْرِبُ
عَلَّمَ يُعَلِّمُ
Pada fi’il tsulatsi maka difathahkan huruf mudharaahnya, disukunkan fa’nya dan berharakat ‘ainnya.
عَلِمَ يَعْلَمُ
دَخَلَ يَدْخُلُ
Sedangkan apabila fi’il madhinya terdiri dari 4 huruf maka didhammahkan huruf mudharaahnya dan kasrah ‘ainnya.
أَخْرَجَ يُحْرِجُ
وَسْوَسَ   يُوَسْوِسُ
Apabila pada fi’il madhi terdapat hamzah tambahan maka pada bentuk mudhari’ dibuang hamzahnya.
أَدْخَلَ يُدْخِلُ
اِسْتَغْفَرَ يَسْتَغْفِرُ
Apabila pada bentuk madhi diawali ta’ tambahan maka fa’ dan ‘ainnya difathahkan.
تَبَاعَدَ يَتَبَاعَدُ
تَدَحْرَجَ يَتَدَحْرَجُ

Apabila pada bentuk madhi diawali hamzah’ tambahan dan hurufnya lebih dari 4 maka ‘ainnya dikasrahkan.
اِجْتَمَعَ يَجْتَمِعُ
اِسْتَخْرَجَ يَسْتَخْرِجُ
Sama halnya dengan fi’il madhi, apabila fa’ilnya berupa isim dhamir maka ada perubaha. Berikut perubahannya:
Contoh
Pola
Dhamir
يَرْجِعُ
يَفْعَلُ
هُوَ
يَرْجِعَانِ
يَفْعَلَانِ
هُمَا
يَرْجِعُوْنَ
يَفْعَلُوْنَ
هُمْ
تَرْجِعُ
تَفْعَلُ
هِيَ
تَرْجِعَانِ
تَفْعَلَانِ
هُمَا
يَرْجِعْنَ
يَفْعَلْنَ
هُنَّ
تَرْجِعُ
تَفْعَلُ
أَنْتَ
تَرْجِعَانِ
تَفْعَلَانِ
أَنْتُمَا
تَرْجِعُوْنَ
تَفْعَلُوْنَ
أَنْتُمْ
تَرْجِعِيْنَ
تَفْعَلِيْنَ
أَنْتِ
تَرْجِعَانِ
تَفْعَلَانِ
أَنْتُمَا
تَرْجِعْنَ
تَفْعَلْنَ
أَنْتُنَّ
أَرْجِعُ
أَفْعَلُ
أَنَا
نَرْجِعُ
نَفْعَلُ
نَحْنُ

C. Fi’il Amar

Fi’il amar adalah kata kerta yang digunakan untuk memerintah atau memohon. Fi’il amar menunjukkan peristiwa yang akan datang.
Cara membuat fi’il amar adalah dengan mensukunkan akhirnya atau membuang nun dan membuang huruf mudharaahnya. Apabila setelah dibuang huruf mudharaah huruf awalnya sukun maka ditambah hamzah washal. Apabila huruf ketiganya dhammah maka hamzahnya didhammahkan dan bila kasrah atau fathah maka hamzahnya disukunkan.
Mari kita membuat fi’il amar langkah per langkah:
Fi’il amar hanya berlaku untuk dhamir mukhathab.
Contoh
Pola
Dhamir
تَرْجِعُ
تَفْعَلُ
أَنْتَ
تَرْجِعَانِ
تَفْعَلَانِ
أَنْتُمَا
تَرْجِعُوْنَ
تَفْعَلُوْنَ
أَنْتُمْ
تَرْجِعِيْنَ
تَفْعَلِيْنَ
أَنْتِ
تَرْجِعَانِ
تَفْعَلَانِ
أَنْتُمَا
تَرْجِعْنَ
تَفْعَلْنَ
أَنْتُنَّ
Kemudian sukunkan akhirnya atau buang huruf terakhirnya. Dibuang akhirnya apabila akhirnya berupa nun tambahan dan sebelumnya mad atau berupa huruf ilat.
تُبَاعِدُ تُبَاعِدْ
تَرْجِعُ تَرْجِعْ
تَرْجِعُوْنَ تَرْجِعُوْا
تَقُوْلُ تَقُوْلْ تَقُلْ
تَخْشَى تَخْشَ
Kemudia huruf mudharaahnya dibuang. Apabila setelah dibuang huruf mudharaah huruf awalnya sukun maka ditambah hamzah washal. Adapun cara baca hamzahnya adalah apabila huruf ketiganya dhammah maka hamzahnya didhammahkan dan bila kasrah atau fathah maka hamzahnya dibaca kasrah.
تُبَاعِدْ بَاعِدْ
تَرْجِعْ رْجِعْ اِرْجِعْ
تَرْجِعُوْا رْجِعُوْا اِرْجِعُوْا
تَقُلْ قُلْ
تَخْشَ خْشَ اِخْشَ
Berikut contoh fi’il amar dengan berbagai pola isim dhamir.
Contoh
Contoh
Dhamir
بَاعِدْ
اُدْخُلْ
أَنْتَ
بَاعِدَا
اُدْخُلَا
أَنْتُمَا
بَاعِدُوْا
اُدْخُلُوْا
أَنْتُمْ
بَاعِدِيْ
اُدْخُلِيْ
أَنْتِ
بَاعِدَا
اُدْخُلَا
أَنْتُمَا
بَاعِدْنَ
اُدْخُلْنَ
أَنْتُنَّ
Berikut tabel fi’il mutasharrif tam dengan perbandingan bentuk madhi, mudhari’ dan amar.
امر
مضارع
ماض
قُمْ
يَقُوْمُ
قَامَ
اُكْبُرْ
يَكْبُرُ
كَبُرَ
أَحْسِنْ
يُحْسِنُ
أَحْسَنَ
قَرِّبْ
يُقَرِّبُ
قَرَّبَ
تَكَلَّمْ
يَتَكَلَّمُ
تَكَلَّمَ
تَبَاعَدْ
يَتَبَاعَدُ
تَبَاعَدَ
Sudah faham? Kalau masih ada yang belum difahami dari materi di atas. Silahkan bertanya di kolom komentar! Terima kasih.


Artikel keren lainnya: