Hikmah
Pagi : Semangat Berjuang Tanpa Kenal Lelah
Setiap
manusia senantiasa mempunyai impian dan harapan yang berbeda-beda. Setiap
harapan diupayakan untuk diwujudkan melalui perjuangan yang tidak kenal lelah,
terkadang banyak yang berfikir: kapan kita menikmati istirahatnya? Padahal
berjuang yang sesungguhnya tidaklah kenal istilah istirahat kecuali di
Surga-Nya Allah nanti. Sebagaimana Suatu ketika Imam Ahmad Ibn Hambal ditanya:
مَتَى
يَجِدُ الْعَبْدُ طَعْمَ الرّاحَةِ؟ عِنْدَ أَوَّلِ قَدَمٍ يَضَعُهَا فِي
الْجَنَّةِ
Kapan
seorang hamba dapat merasakan waktu istirahat? Beliau menjawab: saat pertama
kali kakinya menginjakkan Surga. (Lihat: al-Muntaqa an-Nafis Min Talbis Iblis,
Hal: 69).
Seorang
yang saleh pernah memberikan nasehat: paling tidak ada 4 amalan yang bisa
membuat kita dibangunkan rumah di Surga, (a). Membaca Lailahaillallah secara
dawam, (b). Jika berbuat dosa segera beristighfar: “astaghfirullah”, (c). Jika
mendapatkan kenikmatan membaca: “Alhamdulillah”, (d). Dan jika mendapatkan
musibah langsung membaca: “Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rooji’un”.
Terdapat
cerita yang menarik dari salah seorang ulama’: suatu ketika kami melihat
seorang pasukan kuning (OB) sedang menyapu jalan raya, tak berhenti lisannya
mengucapkan: “Alhamdulillah .... Astaghfirullah” dibaca berulang-ulang. Maka
kemudian kami bertanya kepadanya, Apa ini? Apakah anda tidak pernah belajar
dzikir yang lain? Beliau (OB) menjawab, memang kenapa? Demi Allah, saya hafal
30 Juz al-Qur’an. Saya bertahun-tahun lamanya memperhatikan kehidupan ini, dan
saya temukan manusia dalam dua kondisi; terombang-ambing antara kenikmatan dan
tumpukan dosa. Maka saya tidak lepas mengucapkan: “al-hamdulillah” terhadap
kenikmatan yang diberikan oleh Allah, dan saya berupaya senantiasa istighfar
berharap Allah mengampuni dosa saya yang semakin menggurita. (Lihat: ‘Indama
Yahlu al-Masa’, Hal. 281)
Imam As Syâfi’i rahimahullah juga pernah menyatakan:
Imam As Syâfi’i rahimahullah juga pernah menyatakan:
طَلَبُ
الرَّاحَةِ فِيْ الدُّنْيَا لاَ يَصِحُّ لِأَهْلِ الــمُرُوءَاتِ، فَإِنَّ
أَحَدَهُمْ لَمْ يَزلْ تَعْبَان فِي كُلِّ زَمَانٍ
Mencari
istirahat di dunia tidaklah layak bagi seorang pejuang, karena seorang pejuang
senantiasa bekerja keras sepanjang masa. (Lihat: al-Qowaaid al-Hisan, Hal: 26).
Semoga
Allah senantiasa memberkahi kehidupan kita di dunia dan di akhirat Aamien
Allahumma Aamien. Al-Faqir Ila Allah, ZA.
Belum ada tanggapan untuk "Semangat Berjuang Tanpa Kenal Lelah (Kultum)"
Post a Comment