Home · Tajwid · Sharaf · Nahwu · Balaghah · Do'a · Daftar Isi

Tata Cara Shalat ‘Idul Fitri (Panduan Ringkas Shalat 'Id)

Tata Cara Shalat ‘Idul Fitri | Panduan Shalat 'Idul Fitri
Shalat ‘idul fitri dilaksanakan pada tanggal 1 syawal dimulai sejak terbit matahari hingga waktu dzuhur. Shalat idul fitri dilaksanakan dua rakaat secara berjamaah dan terdapat khutbah setelahnya. Namun, bila ada uzur untuk melaksanakan shalat ‘id secara berjamaah, maka boleh dilakukan secara sendiri-sendiri (munfarid) di rumah daripada tidak sama sekali.
Ilustrasi: Shalat Idul Fitri
Berikut tata cara shalat idul fitri secara tertib:
Pertama, berniat untuk melaksanakan idul fitri.
Niat shalat idul fitri:
أُصَلِّي سُنَّةً لِعِيْدِ اْلفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًا|إِمَامًا) لِلَّهِ تَعَالَى
Latin: Ushalli sunnatal liidil fithri rak’ataini (ma’muman/imaman) lillahi ta’ala.
Artinya: “Aku berniat shalat sunnah Idul Fitri dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala.”
Melafalkan dan “makmûman” kalau menjadi makmum dan “imâman” kalau menjadi imam.
Hukum pelafalan niat ini sunnah. Yang wajib adalah ada maksud secara sadar dan sengaja dalam batin bahwa seseorang akan menunaikan shalat sunnah Idul Fitri. Sebelumnya shalat dimulai tanpa adzan dan iqamah (karena tidak disunnahkan), melainkan cukup dengan menyeru "ash-shalâtu jâmi‘ah".
Kedua, takbiratul ihram seperti shalat biasa.
Ketiga, membaca do’a iftitah.
Keempat, takbir 7 kali yang diselingi tasbih.
Setelah membaca doa iftitah, disunnahkan takbir lagi hingga tujuh kali untuk rakaat pertama. Di antara takbir-takbir itu dianjurkan membaca tasbih. Di antara lafalnya:
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
Latin: Allahu akbar kabiran, walhamdulillahi katsiran, wa subhanallahi bukrataw ashilan.
Artinya: “Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang.”
Atau membaca:
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
Latin: Subhanallahi walhamdulillahi wa la ilaha illallahu wallahu akbar.
Artinya: “Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah maha besar.”
سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ . اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي
Latin: Subhanallah wal hamdulillah wa  laa ilaha illallah wallahu akbar. Allahummaghfirli war hamni.
Artinya: “Maha suci Allah, segala pujian bagi-Nya, tidak ada sesembahan yang benar untuk disembah selain Allah. Ya Allah, ampunilah aku dan rahmatilah aku.”
Kelima, membaca surat Al-Fatihah.
Keenam, membaca ayat Al-Qur’an.
Ketujuh, ruku’, iti’dal, dua kali sujud dan duduk antara sujud seperti pada shalat biasa.
Kedelapan, berdiri lagi dan takbir lima kali. Disela-sela takbir membaca tashbih seperti pada rakaat pertama.
Takbir yang lima kali tidak termasuk takbir intiqal yakni takbir ketika bangkit dari sujud.
Kesembilan, membaca Al-Fatihah sampai salam seperti pada shalat biasa.
Adapun setelah Al-Fatihah dianjurkan membaca surat Qaf pada rakaat yang pertama dan surat Al-Qamar pada rakaat yang kedua. Ada riwayat bahwa ‘Umar bin Al Khattab pernah menanyakan pada Waqid Al Laitsiy mengenai surat apa yang dibaca oleh Rasulullah saw ketika shalat ‘Idul Fithri dan ‘Idul Adha. Ia pun menjawab,
كَانَ يَقْرَأُ فِيهِمَا بِــــ (ق وَالْقُرْآنِ الْمَجِيدِ) وَ (اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ)
Artinya: “Nabi saw membaca “Qaaf, wal qur’anil majiid” (surat Qaaf) dan “Iqtarabatis saa’atu wansyaqqal qamar” (surat Al Qomar) pada shalat ‘idain”
Boleh pula membaca surat Al-A’laa pada raka’at pertama dan surat Al-Ghasyiyah pada raka’at kedua. Dari An Nu’man bin Basyir, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقْرَأُ فِى الْعِيدَيْنِ وَفِى الْجُمُعَةِ بِ (سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى) وَ (هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْغَاشِيَةِ) قَالَ وَإِذَا اجْتَمَعَ الْعِيدُ وَالْجُمُعَةُ فِى يَوْمٍ وَاحِدٍ يَقْرَأُ بِهِمَا أَيْضًا فِى الصَّلاَتَيْنِ.
Artinya: “Rasulullah saw biasa membaca dalam shalat ‘ied maupun shalat Jum’at “Sabbihisma rabbikal a’la” (surat Al-A’laa) dan “Hal ataka haditsul ghasyiyah” (surat Al Ghasyiyah).” An-Nu’man bin Basyir mengatakan begitu pula ketika hari ‘ied bertepatan dengan hari Jum’at, beliau membaca kedua surat tersebut di masing-masing shalat.
Setelah selesai shalat i’dul fitri, sunnah mendengarkan khutbah. Dalam hal rukun dan syarat dalam khutbah ‘id sama dengan khutbah jum’at. Perbedaannya adalah kalau khutbah jum’at dilakukan sebelum shalat, sedangkan khutbah ‘id dilakukan setelah shalat. Selain itu, awal khutbah jum’ah diawali dengan hamdalah, sedangkan khutbah ‘id diawali dengan takbir sembilan kali.

Artikel keren lainnya:

Belum ada tanggapan untuk "Tata Cara Shalat ‘Idul Fitri (Panduan Ringkas Shalat 'Id)"

Post a Comment