Lelaki itu kemudian menjawab,
Ada suatu hari, Ketika itu aku baru bertugas selama beberapa bulan lamanya. Tiba-tiba aku mendengar di antara jamaah umrah, seorang lelaki dari Afrika Barat bagian Utara (Moroko, Aljazair, Tunis - beliau lupa tepatnya) sedang berdoa:
"Ya Allah, teman-temanku seluruhnya telah engkau beri anak. Saudara-saudaraku seluruhnya telah engkau beri anak. Sedangkan aku, belum punya anak. Segala cara telah aku tempuh, namun belum berhasil. Maka berikanlah aku anak ya Allah"
Lelaki itu berdoa dengan sungguh-sungguh dan khusyuk. Hingga Allah jadikan aku mengingat wajahnya, dan mengingat suaranya.
Kemudian waktu berlalu hingga belasan atau 20an tahun lamanya. Ketika itu aku sedang kembali bertugas di dekat Kakbah, dan tiba-tiba aku mendengar suara yang sama dengan 20 tahun lalu yang aku dengar. Lelaki yang sama datang dan kembali berdoa. Namun doanya kali ini berbeda.
"Ya Allah, cabutlah nyawa anakku. Matikanlah anakku. Anakku ini memalukan aku dan keluargaku. Dia durhaka kepadaku". Dan lelaki ini terus menyebutkan kenakalan anaknya.
Ilustrasi: Anak Nakal |
Aku lihat orang itu dan aku sadar, ini adalah orang yang dulu, yang 20 tahun lalu meminta agar ia diberi anak. Maka akupun berjalan kepadanya dan menariknya keluar dari kerumunan.
"Kamu yang 20 tahun lalu berdoa di sini, berdoa meminta anak. Iya kan ??"
"Iya" ujarnya dengan penuh kaget
"Dengar, sungguh kamu telah berbuat dzholim pada anakmu 2 kali. Aku mendengar doamu 20 tahun yang lalu, dan kamu hanya meminta kepada Allah anak. Kamu tidak meminta anak yang sholeh. Kamu hanya bilang semua orang Engkau beri anak, maka berikanlah kepadaku anak. Kamu tidak bilang ya Allah berikanlah aku anak yang sholeh. Kau telah dzholim pada anakmu. Yang kedua, kenapa kamu tak berdoa agar Allah memberikan hidayah pada anakmu?? Ini adalah kedzholimanmu yang kedua"
Dan subhanallah, orang itu terperanjat.
"Sini ikut aku, dan kamu berdoa lagi kepada Allah agar Allah beri hidayah kepada anakmu"
Maka lelaki itupun berdoa dengan sungguh-sungguh hingga menangis, berharap Allah berikan hidayah pada anaknya dan menyesali perbuatannya.
Kemudian keduanyapun berpisah. Setahun berjalan, maka sang lelaki itupun kembali datang ke tanah suci, dan kali ini ia membawa anaknya.
Kali ini sang anak sudah tampak padanya bahwa ia telah hijrah. Telah menjadi anak yang taat dan penurut, dan telah menjadi anak yang shalih. Singkat cerita, kami bertiga pun bertemu. Maka akupun bertanya kepadanya
"Bagaimana ceritanya engkau bisa berubah?"
Maka pemuda itupun menjawab,
"Suatu ketika aku mendengar adzan di waktu Ashar. Dan aku tidak tahu mengapa, Allah jadikan hatiku sangat ingin datang shalat berjamaah di masjid. Yang biasanya aku malas, tiba-tiba muncul keinginan untuk berubah. Tiba-tiba aku ingin ke Masjid"
"Kapan tepatnya kejadian itu?"
Pemuda itupun menjawab dengan lebih detail. Dan setelah dicocokkan dengan waktu Saudi, itulah hari dan jam yang sama ketika sang ayah berdoa kepada Allah agar anaknya diberi hidayah.
Maasyallah. Tepat di saat sang ayah berdoa agar anaknya diberi hidaya, saat itu juga Allah beri hidayah kepada anaknya. Padahal lokasi mereka jauh terpisah. Inilah di antara kisah menakjubkan dari terkabulnya doa. Mau anak senakal apapun, atau bagaimanapun. Apabila itu maslahat, maka Allah akan kabulkan
-----*-----
Belum ada tanggapan untuk "Kisah Hikmah Seorang Ayah yang Mempunyai Anak Nakal"
Post a Comment