PERBEDAAN ANTARA QURAN DENGAN HADIS QUDSI DAN HADIS NABAWI
Kita sering mendengar istilah Al-Qur'an dan Al-Hadis. Adapula istilah hadis qudsi dan hadis nabawi. Lalu apa perbedaan istilah-istilah tersebut? Yuk simak penjelasannya!
A. Al-Qur’an
Kata Al-Qur’an berasal dari kata Qara`a mempunyai arti
mengumpulkan dan menghimpun, dan qira`ah berarti menghimpun huruf-huruf dan
kata-kata satu dengan yang lain dalam suatu ucapan yang tersusun rapih. Qur`an
pada mulanya seperti qira`ah , yaitu masdar (infinitif) dari kata qara`
qira`atan, qur`anan. Sebagaimana dalam firman Allah SWT :
إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ
وَقُرْآَنَهُ فَإِذَا قَرَأْنَاهُ
فَاتَّبِعْ قُرْآَنَهُ (القيامة 17-18)
Artinya : "Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah
mengumpulkannya dan membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka
ikutilah bacaannya itu`. (Al-Qiyamah :17-18)
Para ulama menyebutkan definisi Quran yang mendekati
makananya dan membedakannya dari yang lain dengan menyebutkan bahwa:
هو كلام الله الْمعجز
الْمُنَزل على سيدنا محمد صلى الله عليه وسلم، المكتوب بالمصاحف، المنقول بالتواتر،
الْمُتعَّبد بتلاوته
Artinya : Kalam Allah yang bersifat mukjizat, yang
diturunkan kepada Muhammad SAW, tertulis di mushaf , diriwayatkan secara mutawattir,
dan membacanya adalah ibadah.
Penjelasan Arti Quran secara istilah, adalah sebagai berikut:
1. Definisi`kalam`(ucapan) merupakan kelompok jenis
yang meliputi segala kalam. Dan dengan menghubungkannya dengan Allah ( kalamullah
) berarti tidak semua masuk dalam kalam manusia, jin dan malaikat.
2. Batasan dengan kata-kata (almunazzal)`yang
diturunkan` maka tidak termasuk kalam Allah yang sudah khusus menjadi
milik-Nya. Sebagaimana disebutkan dalam Firman Allah :`Katakanlah: Sekiranya
lautan menjadi tinta untuk kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu
sebelum habis kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan
sebanyak itu `.(al-Kahfi: 109).
3. Batasan dengan definisi hanya `kepada Muhammad saw` Tidak
termasuk yang diturunkan kepada nabi-nabi sebelumnya seperti taurat, injil dan
yang lain.
4. Sedangkan batasan (al-muta'abbad bi tilawatihi)
`yang pembacanya merupakan suatu ibadah` mengecualikan hadis ahad dan
hadis-hadis qudsi .
B. Hadis Nabawi
Hadis (baru) dalam arti bahasa lawan qadim ( lama ). Sedang
menurut istilah pengertian hadis ialah apa saja yang disandarkan kepada Nabi
saw. Baik berupa perkataan, perbuatan persetujuan atau sifat.
▪
Yang berupa perkataan, seperti perkataan Nabi saw.: “Sesungguhnya sahnya
amal itu disertai dengan niat. Dan setiap orang bergantung pada niatnya….”
▪
Yang berupa perbuatan ialah seperti ajaranya pada sahabat mengenai bagaimana
caranya mengerjakan shalat, kemudian ia mengatakan : “Shalatlah seperti kamu
melihat aku melakukan shalat”. juga mengenai bagaimana ia melakukan ibadah
haji, dalam hal ini Nabi saw. Berkata : “Ambilah dari padaku manasik
hajimu”.
▪
Sedang yang berupa persetujuan ialah:
seperti ia menyetujui suatu perkara yang dilakukan salah seorang
sahabat, baik perkataan ataupun perbuatan, dilakukan dihadapannya atau tidak,
tetapi beritanya sampai kepadanya. Misalnya: mengenai makanan biawak yang
dihidangkan kepadanya, dan persetujuannya.
▪
Dan yang berupa sifat adalah riwayat seperti: “bahwa Nabi saw. Itu selalu
bermuka cerah, berperangai halus dan lembut, tidak keras dan tidak pula kasar,
tidak suka berteriak keras, tidak pula bernicara kotor dan tidak juga suka
mencela.”
C. Hadis Qudsi
Lafadzh qudsi dinisbahkan sebagai kata quds, nisbah ini
mengesankan rasa hormat, karena materi kata itu menunjukkan kebersihan dan
kesucian dalam arti bahasa. Maka kata taqdis berarti menyucikan Allah. Taqdis
sama dengan tathiir, dan taqddasa sama dengan tatahhara (suci, bersih ) Allah
berfirman dengan kata-kata malaikat-Nya : “…pada hal kami senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan diri kami karena Engkau.”
(al-Baqarah : 30 ) yakni membersihkan diri untuk-Mu.
Secara Istilah, Hadis Qudsi ialah hadis yang oleh Nabi saw,
disandarkan kepada Allah. Maksudnya Nabi meriwayatkannya bahwa itu adalah kalam
Allah. Maka rasul menjadi perawi kalam Allah ini dari lafal Nabi sendiri.
Cara Periwayatan Hadits Qudsi :
Bila seseorang meriwayatkan hadis qudsi maka dia
meriwayatkannya dari Rasulullah SAW dengan disandarkan kepada Allah, dengan
mengatakan:
1. Rasulullah SAW mengatakan mengenai apa yang
diriwayatkannya dari Tuhannya, atau ia mengatakan: …..
Contoh: “Dari Abu Hurairah Ra. Dari Rasulullah SAW
mengenai apa yang diriwayatkannya dari Tuhannya Azza Wa Jalla, tangan Allah itu
penuh, tidak dikurangi oleh nafakah, baik di waktu siang atau malam hari….”
2. Rasulullah SAW mengatakan : Allah Ta`ala telah berfirman
atau berfirman Allah Ta`ala.
Contoh: “Dari Abu Hurairah Ra, bahwa Rasulullah SAW
berkata : ` Allah ta`ala berfriman : Aku menurut sangkaan hamba-Ku terhadap-Ku.
Aku bersamanya bila ia menyebut-Ku.bila menyebut-KU didalam dirinya, maka Aku
pun menyebutnya didalam diri-Ku. Dan bila ia menyebut-KU dikalangan orang
banyak, maka Aku pun menyebutnya didalam kalangan orang banyak lebih dari
itu….”
D. Perbedaan Quran dengan Hadis Qudsi
Ada beberapa perbedaan antara Quran dengan hadis Qudsi,yang
terpenting diantaranya ialah :
1. Al-Quranul Karim adalah mukjizat yang abadi hingga hari
kiamat, bersifat tantangan (I'jaz) bagi yang ingkar untuk membuat yang serupa
dengannya, sedang hadis Qudsi tidak untuk menantang dan tidak pula untuk
mukjizat.
2. Al-Quranul karim hanya dinisbahkan kepada Allah, sehingga
dikatakan: Allah ta`ala telah berfirman, sedang hadis Qudsi- seperrti telah
dijelaskan diatas-terkadang diriwayatkan dengan disandarkan kepada Allah;
sehingga nisbah hadis Qudsi kepada Allah itu merupakan nisbah yang dibuatkan.
3. Seluruh isi Quran dinukil secara mutawatir, sehingga
kepastiannya sudah mutlak. Sedang hadis-hadis Qudsi kebanyakannya adalah khabar
ahad, sehingga kepastiannya masih merupakan dugaan. Ada kalanya hadis Qudsi itu
sahih, terkadang hasan (baik) dan terkadang pula dha`if (lemah).
4. Al-Quranul Karim dari Allah, baik lafal maupun maknanya.
Maka dia adalah wahyu, baik dalam lafal maupun maknanya. Sedang hadis Qudsi
maknanya saja yang dari Allah, sedang lafalnya dari Rasulullah SAW . hadis Qudsi ialah wahyu dalam makna tetapi
bukan dalam lafal.
5. Membaca Al-Quranul Karim merupakan ibadah, karena itu ia
dibaca didalam salat. Sedang hadis kudsi tidak disuruhnya membaca didalam
salat. Allah memberikan pahala membaca hadis Qudsi secara umum saja. Maka
membaca hadis Qudsi tidak akan memperoleh pahala seperti yang disebutkan dalam
hadis mengenai membaca Quran bahwa pada setiap huruf akan mendapatkan kebaikan.