Home · Tajwid · Sharaf · Nahwu · Balaghah · Do'a · Daftar Isi

Istiarah Tamtsiliyyah dalam Balaghah (Pengertian dan Contoh)

Pengertian Istiarah Tamtsiliyyah

Isti’arah (اِسْتِعَارَة) menurut bahasa berarti meminta pinjaman. Sedangkan dalam istilah ilmu balaghah, isti’arah adalah:

هيَ تَشْبيهٌ حُذِفَ أحَدُ طَرفَيْهِ، فَعَلَاقَتُها الْمشابهةُ دائمًا

Isti‘arah adalah tasybih yang dibuang salah satu tharafnya, maka ‘alaqah pada isti’arah adalah musyabahah (unsur kesamaan) selamanya.

Istiarah Tamtsiliyyah

Suatu kalimat dinamakan isti’arah jika terpenuhi tiga rukun isti’arah berikut:

1. Musta’ar minhu (مُسْتَعَار مِنْه), yaitu kata yang dipinjam darinya atau musyabbah bih.

2. Musta’ar lahu (مُسْتَعَار لَه), yaitu kata yang dipinjam untuknya atau musyabbah.

3. Musta’ar (مُسْتَعَار), yaitu sifat yang dipinjamkan.

Adapun yang dimaksud istia’arah tamtsiliyyah adalah:

تركيبٌ استُعْمِلَ في غير ما وُضِعَ له لِعلاَقَةِ المشابَهةِ مَعَ قَرينَةٍ مَانِعةٍ مِنْ إِرادةِ مَعْناهُ الأَصْليِّ

Istiarah tamtsiliyyah adalah susunan kalimat yang digunakan bukan pada tempatnya (bukan makna aslinya) karena alaqah musyabahah (hubungan kesamaan) serta ada qarinah (alasan) yang mencegah untuk difahami dengan makna yang asli.

Secara simplenya, istiarah tamtsiliyyah adalah tasybih tamtsil yang dibuang musyabbahnya. Maka untuk memahami materi ini, mari kita meriviu materi tentang tasybih tamtsil.

-------------------------

Tasybih Tamtsil

Pengertian Tasybih Tamtsil:

هُوَ مَا كَانَ وَجْهُ الشَّبْهِ فيهِ صورةً مُنْتَزَعَةً مِنْ مُتَعَدِدٍ

Tasybih tamtsil adalah tasybih yang keadaan wajah syabahnya terdiri dari gambaran yang dirangkai dari keadaan beberapa hal. Untuk lebih memahaminya, silahkan perhatikan beberapa contoh berikut disertai penjelasannya.

اَلْعِلْمُ بِلَا عَمَلٍ كَالشَّجَرِ بِلَا ثَمَرٍ

Artinya: “Ilmu tanpa amal bagaikan pohon tanpa buah.”

Kalau ada suatu pohon namun tidak ada buahnya maka akan terasa kurang afdol begitu pula ilmu yang tidak diamalkan.

وَالْمَاءُ يفصلُ بينَ زهـرِ الرَّوْضِ، في الشَّطَّيْنِ، فَصْلًا

كَبِسَاطِ وَشْيٍ، جَرَّدَتْ أيْدِي القُيُونِ عَلَيْهِ نَصْلاً

Artinya: “Sungai yang memisahkan taman bunga itu pada kedua pinggirnya, bagaikan baju sulaman yang dihamparkan, sedangkan di atasnya tergeletak sebilah pedang yang telah terhunus dari sarungnya.”

-------------------------

Karena istiarah tamstiliyah merupakan tasybih tamstil yang dihilangkah musyabbah dan yang tersisa adalah muysabbah bihnya, maka istiarah tamtsiliyyah mirip seperti halnya peribahasa dalam bahasa Indonesia atau bahasa melayu.

Contoh Istiarah Tamtsiliyyah

عادَ السَّيْفُ إلى قِرَابهِ، وَحلَّ اللَّيْثُ منيعَ غابه

Artinya:

Pedang itu telah kembali ke sarungnya dan singa itu menempati sarangnya di hutan 

Ungkapan tadi merupakan penggambaran seorang mujahid yang kembali ke negaranya setelah berpergian.

وَمَنْ يَكُ ذَافَمٍ مُرّ مريضٍ # يَجِدُ مُرًّا بِهِ الماءَ الزُّلَالاَ

Artinya:

Barang siapa merasa pahit mulutnya karena sakit, niscaya air tawar terasa pahit olehnya

Bait di atas karya Al-Mutanabi ditujukan pada orang–orang yang mencela syairnya karena mereka tidak punya bakat syair, atau bagi orang yang tidak dianugerahi bakat untuk memahami keindahan syair.

اَنْتَ تَرْقُمُ عَلَي المَاءِ

Artinya:

Engkau melukis di permukaan air

Kalimat ini disampaikan kepada orang yang menekuni suatu urusan yang tidak mungkin dapat ia capai dengan tuntas.

قَبْلَ الرِّمَاءِ تُمْلاَءُ الكَنَائِنُ

Artinya:

Sebelum memanah, wadah anak panah harus penuh

Maksudnya adalah apabila seseorang hendak melakukan sesuatu sebaiknya ada persiapan dan bekal terlebih dahulu.

يٰاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُقَدِّمُوْا بَيْنَ يَدَيِ اللّٰهِ وَرَسُوْلِه وَاتَّقُوا اللّٰهَ (الحجرات 1)

Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertakwalah kepada Allah”  (QS. Al-Hujurat: 1)

Ayat di atas merupakan istiarah tamtsiliyyah dan merupakan penggambaran dari ungkapan “tidak boleh menetapkan sesuatu hukum, sebelum ada ketetapan dari Allah dan Rasul-Nya.

فَمَنْ يَّكْفُرْ بِالطَّاغُوْتِ وَيُؤْمِنْ بِاللّٰهِ (فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقٰى لَا انْفِصَامَ لَهَا) وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ

Artinya:

Barang siapa ingkar kepada Tagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.(QS. Al-Baqarah: 256)

Ungkapan “berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus” adalah tasybih dari berpegang teguh pada agama Islam.

وَكُنْتُمْ عَلٰى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ

Artinya:

Sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, (QS. Ali 'Imran: 103)

Ayat di atas merupakan penggambaran keadaan kaum muslimin pada masa zahiliyah.

وَمَا جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِيْ كُنْتَ عَلَيْهَا اِلَّا لِنَعْلَمَ مَنْ يَّتَّبِعُ الرَّسُوْلَ (مِمَّنْ يَّنْقَلِبُ عَلٰى عَقِبَيْهِ)

Artinya:

“Kami tidak menjadikan kiblat yang (dahulu) kamu (berkiblat) kepadanya melainkan agar Kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke belakang.” (Al-Baqarah: 143)

Ungkapan “yang berbalik ke belakang” adalah perumpamaan untuk orang murtad yang kembali lagi kepada kemusyrikan.

 

Contoh Istiarah Tamtsiliyyah Lainnya:

(1) إِنَّك لا تَجْني منَ الشَّوْكِ العنبَ

1. Sesungguhnya kamu tidak ada mendapatkan anggur dari pohon duri.

 (2) أَنت تنْفُخُ في رَمَادٍ

2. Kamu meniup debu.

 (3) لا تنْثُرِ الدُّرَّ أمامَ الخنازير

3. Jangan menebarkan mutiara di depan babi.

 (4) يبتغي الصَّيْدَ في عِرِّيسَةِ الْأَسَدِ

4. Dia ingin berburu di kandang singa.

 (5) أَخذَ الْقوْسَ بِأَرْيِهَا

5. Busur itu telah dipegang oleh ahlinya.

 (6) اِستسْمَنْتَ ذَا وَرَم

6. Kamu menganggap gendut orang yang bengkak.

 (7) أَنتَ تَضربُ في حديدٍ بارد

7. Kamu menempa besi yang dingin.

 (8) هو يَبني قصوراً بغير أَساس

8. Dia membangun gedung tanpa fondasi.

 (9) لكل صارم نبْوَة

9. Setiap pedang ada bagian tumpulnya.

(10) لاَ يُلْدَغُ الْمُؤْمِنُ مِنْ جُحْرٍ وَاحِدٍ مَرَّتَيْنِ

10. Seorang mukmin tidak dipatuk dua kali di lubang yang sama.

(11) المورِدُ الْعذْبُ كثير الزِّحام

11. Sumber air yang tawar banyak diperebutkan.

(12) « اعْقِلْهَا وَتَوَكَّلْ »

12. Ikatlah untamu, lalu bertawakallah.

(13) أَنتَ تحْصُدُ ما زَرَعْتَ

13. Kamu menuai apa yang kamu tanam.

(14) أِلْقِ دَلْوَكَ في الدِّلاءِ

14. Taruhlah timbamu dengan timba-timba yang lain.

(15) يُخَرِّبون بيوتَهم بأَيديهم

15. Mereka menghancurkan rumah mereka dengan tangan mereka sendiri.

(16) إنَّ الحديد بالحديد يُفلحُ

16. Sesungguhnya besi dapat diptong dengan besi lainnya.

(17) لا بُدَّ للمصدور أَن يَنْفُث

17. Orang yang sakit pada dadanya pasti mengeluarkan dahak.

(18) لكلِّ جوادٍ كبْوة

18. Setiap kuda balap pasti pernah mogok.

(19) ومَن قصَد البحْرَ استقلَّ السَّواقِيا

19. Barang siapa mengaharap laut, maka dia menganggap kecil sungai-sungai.

(20) أحَشَفاً وَسُوْءَ  كِيْلَةٍ

20. Apakah kurmanya yang buruk atau takarannya yang salah?

===================

Terima kasih telah berkunjung ke blog ini. Semoga blog ini memberikan banyak manfaat.

Artikel keren lainnya:

1 Tanggapan untuk "Istiarah Tamtsiliyyah dalam Balaghah (Pengertian dan Contoh)"

  1. afwan, bukankah ada beberapa contoh yg tidak ada qorinahnya shg terlihat mirip kinayah?

    ReplyDelete