Home · Tajwid · Sharaf · Nahwu · Balaghah · Do'a · Daftar Isi

Hakikat Musibah (Covid-19) dalam Pandangan Islam

DIALOG MANUSIA DENGAN SANG KHALIQ TENTANG MUSIBAH (COVID-19)

Sabar

Manusia bertanya kepada Sang Khaliq:

Ya Allah, apakah gerangan yang sedang menimpa kami saat ini ?

Al Qur'an menjawab:

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan” (QS. Al-Baqarah: 155)

 

Mengapakah kami harus diuji dengan wabah corona seperti ini ?

Al Qur'an menjawab:

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: ”Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi ?” (QS. Al-Ankabut: 2)

 

Untuk apa sesungguhnya ujian ini, ya Allah ?

Al Qur'an menjawab:

“Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa (seseorang) kecuali dengan izin Allah ; barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk ke (dalam) hatinya” (QS. At-Taghabun:11)

 

Namun, mengapa harus terjadi pada kami ?

Al Qur'an menjawab:

“Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta" (QS. Al-Ankabut: 3)

 

Darimana datangnya musibah ini ya Allah ?

Al Qur'an menjawab:

“Dari mana datangnya ini ?” Katakanlah: “Itu dari dirimu sendiri” (QS. Ali Imran: 165)

 

Tapi ya Allah, wabah ini sungguh buruk bagi kami….

Al Qur'an menjawab:

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu ; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (QS. Al-Baqarah: 216)

 

Telah sesak nafas kami, berat hidup kami, gara-gara wabah ini….

Al Qur'an menjawab:

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya” (QS. Al-Baqarah: 286)

 

Kami tidak bisa bekerja ya Allah, kami dikurung di rumah saja, kami tidak bisa berbuat apa-apa….

Al Qur'an menjawab:

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS. Ali Imran: 139)

 

Terkadang, wabah ini memberikan tekanan yang demikian dahsyat kepada kami. Rasanya kami telah menyerah kalah. Sebagian dari kami bahkan telah berputus asa.

Al Qur'an menjawab:

“Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir" (QS. Yusuf: 87).

“Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Rabbnya, kecuali orang-orang yang sesat” (QS. Al-Hijr: 56)

 

Kami menjadi gelisah, tidak tenang, karena beban berat yang kami hadapi akibat wabah ini….

Al Qur'an menjawab:

“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” (QS. Ar-Ra’d: 28)

 

Di saat sempit seperti ini, masih adakah jalan keluar bagi kami ? Masih adakah pintu rezeki untuk menyambung hidup kami ya Allah ?

Al Qur'an menjawab:

“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan memberikan baginya jalan keluar (dalam semua masalah yang dihadapinya), dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya” (QS. Ath-Thalaq: 2-3).

“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menjadikan baginya kemudahan dalam (semua) urusannya” (QS. Ath-Thalaq: 4)

 

Tapi, perusahaan sudah memotong gaji kami. Bahkan sebagian dari kami, sudah tidak memiliki pekerjaan lagi. Siapa yang akan memberikan rezeki kepada kami ?

Al Qur'an menjawab:

“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya" (QS. Hud: 6)

 

Sudah selama ini kami menjalani kebijakan Stay At Home. Rasanya sudah tidak kuat untuk terus menerus dikurung di dalam rumah. Lelah ya Allah. Sungguh kami tidak tahu, sampai kapan suasana ini….

Al Qur'an menjawab:

“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.” (QS. Ali Imran: 200)

 

Mengapa Engkau menyuruh kami untuk bersabar?

Al Qur'an menjawab:

“Allah mencintai orang-orang yang sabar” (QS. Ali Imran: 146)

 

Adakah balasan atas kesabaran kami ya Allah ?

Al Qur'an menjawab:

“Sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan” (QS. An-Nahl: 96)

 

Alhamdulillah. Seberapa banyakkah pahala yang akan Engkau berikan kami ?

Al Qur'an menjawab:

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas” (QS. Az-Zumar: 10)

 

Subahanallah… Lalu bagaimana nasib kami kelak di akhirat ya Allah ?

Al Qur'an menjawab:

“Sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu (surga),(sambil mengucapkan) ‘SeLamat untuk kalian atas kesabaran kalian. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu” (QS. Ar-Ra’du: 23-24)

 

Alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah...

Sekarang kami tenang ya Allah, kami ridha dengan ketentuan-Mu, kami bersabar dengan ujian-Mu.

Al Qur'an menjawab:

“Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya” (QS. Al-Bayyinah: 8) “Dan keridhaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar" (QS. At-Taubah: 72)

 

"Khasanah Al Qur'an"

-------------------------------

Semoga bermanfaat Sahabat...

Salam Sehat !!!

Artikel keren lainnya:

Zhonna (ظَنَّ) Dan Saudaranya (Pengertian dan Contoh) | Nahwu

 Pengertian Zhonna dan Saudaranya

Fi’il zhonna dan saudaranya apabila masuk ke mubtada dan khabar akan beramal menashabkan keduanya karena berposisi sebagai maf’ul. Artinya mubtada menjadi maf’ul pertama dan khabar menjadi maf’ul kedua.

Zhonna dan Saudaranya

Contoh:

Asalnya:

زَيْدٌ طَالِبٌ

Artinya: Zaid seorang murid.

Kemudian dimasuki fi’il zhonna, sehingga menjadi:

 ظَنَنْتُ زَيْدًا طَالِبًا

Artinya: Saya menyangka Zaid seorang murid.

Kata (زَيْدًا) dan (طَالِبًا) beruabah ‘irabnya menjadi nashab setelah didahului oleh fi’i zhonna.

Perlu diingat bahwa zhonna itu termasuk fi’il. Oleh karena itu harus ada fa’il yang mendampinginya, baik berupa fa’il zhahir atau fa’il dhamir.

Mubtada’ dan khabar yang berubah menjadi ‘irab nashab tentunya harus berupa mufrad. Apabila mubtada’ dan khabarnya berupa isim mabni atau berupa jumlah atau syibhul jumlah, maka tidak ada perubahan tetapi ‘irabnya menduduki tempat manshub. Contoh:

ظَنَّ أَحْمَدُ خَالِدًا يَنَامُ فِي الْغُرْفَةِ

Fi'il Yang Termasuk Zhonna dan Saudaranya

Adapun yang dimaksud dengan zhonna dan saudaranya fi’il yang menashabkan mubtada’ dan kahabrnya karena keduanya dianggap sebagai maf’ul. Fi’il zhonna dan saudaranya dikelompokkan menjadi 4 macam:

a. Berfaedah menunjukkan makna prasangka, yaitu (ظَنَّ), (حَسِبَ), (خَالَ), dan (زَعَمَ).

b. Berfaedah menunjukkan makna yakin, yaitu (رَأَى), (عَلِمَ), dan (وَجَدَ).

c. Berfaedah menunjukkan makna perubahan atau pergantian, yaitu (اتَّخَذَ) dan (جَعَلَ).

d. Berfaedah menunjukkan makna penglihatan, yaitu (سَمِعَ).

Berikut penjelasannya:

1. (ظَنَّ)

Artinya menyangka atau menduga. Contoh:

ظَنَنْتُ زَيْدًا فِي الْبَيْتِ

“Saya menduga Zaid itu tidur”

2. (حَسِبَ)

Artinya menyangka atau menduga. Contoh:

حَسِبْتُ الْمَالَ نَافِعًا

“Saya menduga harta itu memberi manfaat”

3. (خَالَ)

Artinya membayangkan atau mengira. Contoh:

خِلْتُ الشَّجَرَةَ مُثْمِرَةً

“Saya membayangkan pohon itu berbuah”

4. (زَعَمَ)

Artinya menganggap atau mengklem. Contoh:

زَعَمْتُ خَالِدًا شُجَاعًا

“Saya menganggap bahwa Khalid itu pemberani”

5. (رَأَى)

Artinya meyakini. Contoh:

رَأَيْتُ الْعِلْمَ نَافِعًا

“Saya yakin ilmu itu bermanfaat”

Apabila artinya “melihat” maka tidak termasuk saudara zhonna dan hanya perlu satu maf’ul saja.

6. (عَلِمَ)

Artinya mengetahui. Contoh:

عَلِمْتُ الْخِيَانَةَ عَارًا

“Saya tahu khiyanat itu adalah cela”

7. (وَجَدَ)

Artinya mendapati atau menemukan. Contoh:

وَجَدْتُ زَيْدًا بَاكِيًا

“Saya mendapati Zaid menangis”

8. (اتَّخَذَ)

Artinya mengambil atau menjadikan. Contoh:

اتَّخَذَ أَحْمَدَ الْكِتَابَ جَلِيْسًا

“Ahamd menjadikan buku sebagai teman”

9. (جَعَلَ)

Artinya menjadikan atau membuat. Contoh:

جَعَلَ أَحْمَدُ الطِّيْنَ جَرَّةً

“Ahmad membuat tanah menjadi guci”

10. (سَمِعَ)

سَمِعْتُ خَلِيْلًا مَرِيْضًا

“Saya mendengar bahwa Khalil itu sakit”

Selain fi’il-fi’il di atas, masih ada lagi fi’il-fi’il yang semakna dan beramal seperti halnya zhonna dan saidaranya.

- (حَجَا)

Artinya memperkirakan atau memprediksi. Contoh:

حَجَوْتُ الْجَوَّ بَارِدًا

“Aku memperkirakan cuaca dingin”

- (عَدَّ)

Artinya menganggap. Contoh:

عَدَدْتُ الصَّدِيْقَ أخًا

“Aku menganggap teman itu sebagai saudara”

- (رَدَّ)

Artinya mengembalikan. Contoh:

رَدّتِ الْاِسْتِقَامَةُ الْوُجُوْهَ الْمُظْلِمَةِ نِيْرَةً

“Istiqomah mengembalikan jalan kegelapan kepada terang benderang”

- (تَرَكَ)

Artinya membiarkan atau meninggalkan. Contoh:

تَرَكْتُ الطُّلَابَ يَبْحَثُوْنَ فِي الْمَسْألَةِ

“Aku membiarkan siswa-siswa itu membahas suatu masalah”

- DLL

=================

Catatan:

1. Fi’il yang merupakan turunan atau tashrifan dari zhonna dan saudaranya beramal sama dengan fi’il madhinya. Contoh:

يَجْعَلُ أَحْمَدُ الطِّيْنَ جَرَّةً

2. Apabila antar mubtada’ kabar dan zhonna diselang oleh (), maka gugurlah amal zhonna.

ظَنَنْتُ أَنَّ زَيْدًا نَائِمٌ

“Saya yakin Zaid itu sedang tidur”.

=================

ولله أعلم بالصواب

وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم

سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا أنت، أستغفرك وأتوب إليك

Artikel keren lainnya:

Lirik Sya'ir I’tiraf (Pengakuan) Lengkap Arab, Latin, dan Terjemahnya.

Lirik I’tiraf (Pengakuan) Lengkap Arab, Latin, dan Artinya.

Syair ini adalah karya Abu Nawas dan berisi tentang pengakuan akan dosa-dosa serta do'a supaya diampuni dosa-dosa tersebut. Sya'ir ini sudah banyak dinyanyikan oleh beberapa penyanyi khususnya ketika acara keagamaan.

Penggalan Itiraf

I'tiraf (Pengakuan) Oleh ABu Nawas

إِلَهِيْ لَسْتُ لِلْفِرْدَوْسِ أَهْلًا وَلاَ أَقْوَى عَلىَ نَارِ الْجَحِيْمِ

Ilāhī lastu lil firdausi ahlān wa lā aqwā ‘alā nāril jahīmi

Wahai Tuhanku ! Aku bukanlah ahli surga, tapi aku tidak kuat dalam neraka jahim

فَهَبْ لِي تَوْبَةً وَاغْفِرْ ذُنُوْبِيْ فَإِنَّكَ غَافِرُ الذَّنْبِ الْعَظِيْمِ

Fa hablī taubatan waghfir dzunūbī fa innaka ghāfirudzdzambil ‘azhīmi

Maka berilah aku taubat (ampunan) dan ampunilah dosaku, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dosa yang besar

ذُنُوْبِيْ مِثْلُ أَعْدَادِ الرِّمَالِ فَهَبْ لِيْ تَوْبَةً يَاذَا الْجَلاَلِ

Dzunūbī mitslu a’dādir rimāli fa hablī taubatan yā dzāljalāli

Dosaku bagaikan bilangan pasir, maka berilah aku taubat wahai Tuhanku yang memiliki keagungan

وَعُمْرِي نَاقِصٌ فِي كُلِّ يَوْمٍ وَذَنْبِي زَائِدٌ كَيْفَ احْتِمَالِي

Wa ‘umrī nāqishun fī kulli yaumi wa dzambī zā-idun kaifah timāli

Umurku ini setiap hari berkurang, sedang dosaku selalu bertambah, bagaimana aku menanggungnya َ

إِلٰـهِي عَبْدُكَ الْعَاصِي أَتَاكَ مُقِرًّا بِالذُّنُوْبِ وَقَدْ دَعَاكَ

Ilāhī ‘abdukal ‘āshī atāka muqirran bidzdzunūbi wa qad da’āka

Wahai, Tuhanku ! Hamba Mu yang berbuat dosa telah datang kepada Mu dengan mengakui segala dosa, dan telah memohon kepada Mu َ

فَإِنْ تَغْفِرْ فَأنْتَ لِذَاكَ أَهْلٌ فَإِنْ تَطْرُدْ فَمَنْ نَرْجُو سِوَاكَ

Fa in taghfir fa anta lidzāka ahlun wa in tathrud faman narjū siwāka

Maka jika engkau mengampuni, maka Engkaulah yang berhak mengampuni. Jika Engkau menolak, kepada siapakah lagi aku mengharap selain kepada Engkau?

Artikel keren lainnya:

Fi'il Mu'tal (Pengertian, Tashrif, dan Pembagian) dalam Sharaf

 A. Pengertian Fi’il Mu’tal (الفعل المعتل)

Yang dimaksud dengan fi’il mu’tal adalah:

الفعلُ المعتلُّ: مَا كَانَ أَحَدُ أَحْرُفِهِ الْأَصْلِيَّةِ أَحَدَ حَرْفِ عِلَّةٍ

Fi’il mu’tal adalah fi’il yang salah satu dari huruf aslinya adalah huruf ‘illah.

الْفِعْلُ الْمُعْتَلُ هُوَ مَا كَانَ فِي حُرُوْفِهِ الْأَصْلِيَّةِ حَرْفٌ أَوْ اثْنَانِ مِنْ حُرُوْفِ الْعِلَةِ

Fi’il mu’tal adalah fi’il yang di huruf aslinya terdapat satu atau dua huruf ‘illat.

Fi'il Mu'tal

Yang dimaksud dengan huruf illat adalah alif (ا), wau (و), dan ya’ (ي). Perlu diketahui bahwa alif pada huruf asli fi’il merupakan pengganti dari wau atau ya’. Apabila fi’il yang pada huruf aslinya terdapat satu atau dua dari huruf illat tersebut maka termasuk fi’il mu’tal. Dapat kita fahami juga bahwa tidak ada fi’il yang terdapat tiga huruf illat atau lebih.

Contoh fi’il mu’tal:

وَجَدَ – قَالَ – رَمَى

B. Pembagian Fi’il Mu’tal (الفعل المعتل)

Fi’il mu’tal dibagi menjadi empat jenis, yaitu Mitsal, Ajwaf,  Naqish, dan Lafif.

1. Mitsal (المثال)

Dikenal juga dengan istilah mu'tal fa. Yang dimaksud fi’il mu’tal bina mitsal atau mu'tal fa' adalah:

وَهُوَ مَا كَانَ أَوَّلُ حُرُوْفِهِ الْأَصْلِيَّةِ حَرْفَ عِلَّةٍ

Fi’il mu’tal mitsal adalah fi’il yang huruf pertamanya merupakan huruf ‘illah.

Artinya apabila huruf yang sepadan dengan “fa fi’il” berupa huruf illah maka disebut dengan fi’il mu’tal mitsal.

Contoh:

 وَجَدَ – يَسَرَ - وَجِلَ

Contoh tashrif istilahi dari fi’il mu’tal bina mitsal:

وَصَلَ – يَصِلُ – وُصُوْلًا – وَاصِلٌ – مَوْصُوْلٌ - صِلْ – لَا تَصِلْ – مَوْصِلٌ - مِيْصَلٌ

Contoh tashrif lughawi fi’il madhi dari fi’il mu’tal bina mitsal:

هو وَصَلَ، هما وَصَلَا، هم وَصَلُوْا، هي وَصَلَتْ، هما وَصَلَتَا، هنَّ وَصَلْنَ.

أنتَ وَصَلْتَ، أنتما وَصَلْتُمَا، أنتم وَصَلْتُمْ، أنتِ وَصَلْتِ، أنتما وَصَلْتُمَا، أنتنّ وَصَلْتُنَّ.

أنا وَصَلْتُ، نحن وَصَلْنَا.

Contoh tashrif lughawi fi’il mudhari’ dari fi’il mu’tal bina mitsal:

هو يَصِلُ، هما يَصِلَانِ، هم يَصِلُوْنَ، هي تَصِلُ، هما تَصِلَانِ، هنَّ يَصِلْنَ.

أنتَ تَصِلُ، أنتما تَصِلَانِ، أنتم تَصِلُوْنَ، أنتِ تَصِلِيْنَ، أنتما تَصِلَانِ، أنتنّ تَصِلْنَ.

أنا أَصِلُ، نحن نَصِلُ.

2. Ajwaf (الأجوف)

Dikenal juga dengan istilah mu'tal 'ain. Yang dimaksud fi’il mu’tal bina ajwaf atau mu'tal 'ain adalah:

وَهُوَ مَا كَانَ ثَانِيُ حُرُوْفِهِ الْأَصْلِيَّةِ حَرْفَ عِلَّةٍ

Fi’il mu’tal ajwaf adalah fi’il yang huruf keduanya berupa huruf ‘illah.

Contoh:

قَامَ – طَابَ - سَارَ

Contoh tashrif istilahi dari fi’il mu’tal bina ajwaf:

سَارَ – يَيْسِيْرُ – سَيْرًا – سَائِرٌ – مَسِيْرٌ - سِرْ – لَا تَسِرْ – مَسِيْرٌ - مِسْيَرٌ

Contoh tashrif lughawi fi’il madhi dari fi’il mu’tal bina ajwaf:

قَامَ – قَامَا – قَامُوْا – قَامَتْ – قَامَتَا – قُمْنَ - قُمْتَ – قُمْتُمَا – قُمْتُمْ – قُمْتِ - قُمْتُمَا – قُمْتُنَّ - قُمْتُ - قُمْنَا.

Contoh tashrif lughawi fi’il mudhari’ dari fi’il mu’tal bina ajwaf:

يَقُوْمُ – يَقُوْمَانِ - يَقُوْمُوْنَ – تَقُوْمُ – تَقُوْمَانِ – يَقُمْنَ – تَقُوْمُ – تَقُوْمَانِ - تَقُوْمُوْنَ – تَقُوْمِيْنَ – تَقُوْمَانِ – تَقُمْنَ – أَقُوْمُ - نَقُوْمُ.

3. Naqish (الناقص)

Dikenal juga dengan istilah mu'tal lam. Yang dimaksud fi’il mu’tal bina naqish atau mu'tal lam adalah:

وَهُوَ مَا كَانَ آخِرُ حُرُوْفِهِ الْأَصْلِيَّةِ حَرْفَ عِلَّةٍ

Fi’il mu’tal naqish adalah fi’il yang huruf terakhirnya berupa huruf ‘illah.

Contoh:

رَمَي – لَقَي - غَزَا

Contoh tashrif istilahi dari fi’il mu’tal bina naqish:

سَرَي – يَسْرِيْ – سِرَايَة – سَارٍ – مَسْرِيٌّ - اِسْرِ – لَا تَسْرِ – مَسْرًى - مِسْرًى

Contoh tashrif lughawi fi’il madhi dari fi’il mu’tal bina naqish:

رَمَى – رَمَيَا – رَمَوْا – رَمَتْ – رَمَتَا – رَمَيْنَ – رَمَيْتَ – رَمَيْتُمَا – رَمَيْتُمْ – رَمَيْتِ – رَمَيْتُمَا – رَمَيْتُنَّ – رمَيتُ - رَمَيْنَا

 Contoh tashrif lughawi fi’il mudhari’ dari fi’il mu’tal bina naqish:

يَرْمِي – يَرْمِيَانِ – يَرْمُوْنَ – تَرْمِي – تَرْمِيَانِ – يَرْمِيْنَ – تَرْمِي – تَرْمِيَانِ – تَرْمُوْنَ – تَرْمِيْنَ – تَرْمِيَانِ – تَرْمِيْنَ – أَرْمِي - نَرْمِي

4. Lafif (اللفيف)

Yang dimaksud fai’il mu’tal bina lafif adalah:

مَا كَانَ فِيْهِ حَرْفَانِ مِنْ أَحْرُفِ الْعِلَّةِ أَصْلِيَانِ

Fi’il mu’tal lafif adalah fi’il yang di dalamnya terdapat dua huruf ‘illah asli (bukan huruf tambahan).

Fi’il mu’tal lafif dibagi menjadi dua jenis:

a. Lafif Maqrun (اللفيف المقرون)

مَا كَانَ حَرْفَا الْعِلَّةِ فِيْهِ مُجْتَمَعَيْنِ

Lafif maqrun adalah fi’il yang terdapat dua huruf ‘illah secara berdampingan (‘ain fi’il dan lam fi’il).

Contoh:

 طَوَى – شَوَى - رَوِيَ

Contoh tashrif istilahi dari fi’il mu’tal bina lafif maqrun:

شَوَى – يَشْوِى - شَيًّا – شَاوٍ – مَشْوِيٌّ – اِشْوِ – لَا تَشْوِ - مَشْوًى - مِشْوًى

Contoh tashrif lughawi fi’il madhi dari fi’il mu’tal bina lafif maqrun:

شَوَى شَوَيَا شَوَوْا – شَوَتْ – شَوَتَا – شَوَيْنَ – شَوَيْتَ – شَوَيْتُمَا – شَوَيْتُمْ – شَوَيْتِ – شَوَيْتُمَا – شَوَيْتُنَّ – شَوَيْتُ - شَوَيْنَا

 Contoh tashrif lughawi fi’il mudhari’ dari fi’il mu’tal bina lafif maqrun:

يَشْوِى يَشْوِيَانِ – يَشْوُوْنَ – تَشْوِى – تَشْوِيَانِ – يَشْوِيْنَ – تَشْوِى – تَشْوِيَانِ – تَشْوُوْنَ – تَشْوِيْنَ – تَرْمِيَانِ – تَشْوِيْنَ – أَشْوِى - نَشْوِى

b. Lafif Mafruq (اللفيف المفروق)

مَا كَانَ حَرْفَا الْعِلَّةِ فِيْهِ مُفْتَرِيْقَيْنِ

Lafif mafruq adalah fi’il yang terdapa dua huruf ‘illah secara terpisah (fa’ fi’il dan lam fi’il).
Contoh:

 وَفَى – وَقَى – وَجِيَ

Contoh tashrif istilahi dari fi’il mu’tal bina lafif maqrun:

وَقَى – يَقِي - وِقَايَةً – وَاقٍ – مَوْقِيٌّ – قِ – لَا تَقِ - مَوْقًى - مِيْقًى

Contoh tashrif lughawi fi’il madhi dari fi’il mu’tal bina lafif maqrun:

وَجِيَوَجِيَاوَجُوْاوَجِيَتْوَجِيَتَاوَجِيْنَ - وَجِيْتَوَجِيْتُمَاوَجِيْتُمْوَجِيْتِوَجِيْتُمَاوَجِيْتُنَّوَجِيْتُ - وَجِيْنَا

 Contoh tashrif lughawi fi’il mudhari’ dari fi’il mu’tal bina lafif maqrun:

يَوْجَى يَوْجَيَانِ يَوْجَوْنَ تَوْجَى تَوْجَيَانِ تَوْجَيْنَ تَوْجَى تَوْجَيَانِ تَوْجَوْنَ تَوْجَيْنَ تَوْجَيَانِ تَوْجَيْنَ أَوْجَى - نَوْجَى

Itulah pembahasan ilmu sharaf tentang fi’il mu’tal. Terima kasih telah mampir dan semoga bermanfaat!

Artikel keren lainnya: