Hukum Mad | Mad Jaiz | Mad Wajib dan Lazim
Yang dimaksud hukum mad pada
artikel ini adalah memanjangkan mad lebih dari dua harakat. Kita harus bisa
membedakan antara pembagian mad dan hukum mad. Kalau membahas pembagian mad,
maka akan dibahas tentang mad ashli dan mad far’i dengan cabang-cabangnya.
Adapun pembahas tentang mad bukanlah mad secara umum melainkan hukum membaca
mad lebih dari dua harakat.
Huruf Mad |
Berikut kutipan dalam kitab
Al-Jazariyah:
لِلْمَـدِّ
أَحْكَامٌ ثَـلاَثَـةٌ تَــدُومْ • وَهْيَ الْوُجُوبُ وَالْجَـوَازُ وَاللُّـزُومْ
Artinya:
Hukum mad selamanya ada tiga,
yaitu wajib, jaiz dan lazim.
Hal yang sama diterangkan dalam
kitab Tuhfatul Athfal:
وَالْمدُّ
لاَزِمٌ وَوَاجِــبٌ أَتَى • وَجائِزٌ وَهْوَ وَقَصْـرٌ ثَــبَــتَا
Artinya:
Mad itu ada yang lazim dan wajib
kemudian yang jaiz dan bagi mad jaiz bisa qashr (2 harakat) hal ini telah
ditetapkan.
Dalam isitlah ukuran mad ada yang
disebut qashr, tawasuth dan thul. Pengertian qashr adalah ukuran 2 harakat,
tawasuth adalah 4 harakat dan thul adalah ukuran 6 harakat.
1. Mad Jaiz
Jaiz artinya boleh. Adapun mad
jaiz adalah mad yang para ulama’ ahli qiraat tidak sepakat untuk
memanjangkannya lebih dari dua rakaat. Yang termasuk kategori mad jaiz adalah
ketika mad berkumpul dengan hamzah tapi berbeda kata atau mad bertemu dengan
huruf mati karena waqaf.
Berikut yang termasuk mad jaiz:
a. Mad Jaiz Munfashil
Mad jaiz munfashil adalah mad bertemu hamzah pada dua kata. Disebut
mad jaiz karena tidak semua ulama ahli qiraat sepakat untuk memanjangkan mad
ini lebih dari dua harakat. Munfashil artinya terpisah yakni antara mad dengan
hamzah terdapat pada kata yang berbeda. Dalam Riwayat Imam Hafsh panjangnya 4-5
harakat. Sedangkan dalam Thayibatun Nasyr panjangnya 2 harakat.
Contoh mad jaiz munfashil:
كَلَّا
إِذَا - إِنِّيْ أَخَافُ – تُوْبُوْا إِلَى اللهِ
b Mad Shilah Thawilah
Mad shilah thawilah atau mad
shilah kubra adalah ha’ dhamir yang berada diantara dua huruf berharakat dan
sesudahnya ada hamzah. Ukuran panjang mad shilah kubra sama derajatnya dengan
mad jaiz munfashil yaitu 4-5 harakat dan yang diutamakan 4 harakat. Contoh:
مَالَهُ
أَخْلَدَهُ - عِنْدَهُ إِلَّا
c. Mad Badal
Mad badal adalah apabila huruf
mad terletak setelah hamzah atau bacaan mad yang terdapat pada hamzah. Ada dua
sebab mengapa mad ini dinamakan mad badal:
Pertama: Apabila huruf mad
merupakan pengganti dari hamzah seperti pada kata:
ءَامَنُواْ - أُوْتُوا – إِيْـمَانًا
Huruf mad pada mad pada contoh di
atas merupakan pengganti dari hamzah. Karena asal dari ketiga contoh di atas
adalah (أَأْمَنُوْا), (أُؤْتُوا),
dan (إِئْمَانًا). Dalam kaidah ibdal,
apabila ada dua hamzah beriringan dimana yang pertama berharakat dan hamzah
yang kedua sukun, maka hamzah yang kedua digantikan dengan huruf alif, ya’
sukun, atau wau sukun tergantung harakat pada hamzah yang pertama.
Kedua: Karena posisi mad
menggantikan posisi hamzah. Salah satu sebab mad far’i adalah bila terdapat
hamzah setelah huruf mad. Namun dalam mad badal posisi keduanya bergantian atau
bertukar posisi. Huruf mad pada kasus yang kedua ini bukanlah merupakan
pengganti dari hamzah, melainkan memang huruf asli. Contoh:
الْآخِرَةُ - يُرَاءُوْنَ
- مُتَّكِئِيْنَ
Panjang mad badal dalam riwayat Imam Hafsh adalah 2 harakat atau satu
alif. Dalam riwayat lain ada yang memanjangkannya lebih dari 2 harakat.
d. Mad Aridh Lissukun
Mad ‘aridh lissukun
adalah setelah mad terdapat huruf sukun karena waqaf. Panjangnya bisa 2, 4 atau
6 harakat. Contoh mad ‘aridh lissukun:
نَسْتَعِيْنُ – يُوقِنُوْنَ – عَظِيْمٌ – قَدِيْرٌ
Diutamakan panjang 6
harakat apabila huruf yang disukunkannya adalah hamzah dan tentunya terdapat
hukum mad wajib muttashil. Contoh:
السَّمَآءِ - حُنَفَآءَ
e. Mad Lin
Mad lin adalah apabila setelah huruf lin terdapat huruf sukun baru
karena diwaqafkan. Huruf lin adalah wau sukun atau ya sukun yang huruf
sebelumnya berharakat fathah. Contoh mad lin:
مِنْ خَوْفٍ -
ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ - هذَا الْبَيْتِ - هُوَ خَيْرٌ
Cara membaca mad lin adalah dengan memanjangkan vokal “u” atau “i”
dengan ukuran 2, 4 atau 6 harakat. Mad lin sama derajatnya dengan mad aridh
lissukun.
2. Mad Wajib
Wajib artinya harus. Adapun mad wajib adalah mad yang para ulama
qiraat sepakat untuk memanjangkannya lebih dari dua harakat tapi tidak sepakati
ukuran pastinya. Yang termasuk mad wajib adalah ketika mad bertemu secara
langsung dalam satu kata.
Mad Wajib muttashil
Mad wajib muttashil adalah huruf mad dan hamzah berada pada satu kata.
Disebut mad wajib karena para ulama sepakat membaca panjang lebih dari dua
harakat namun berbeda-beda ukurannya. Disebut muttashil yang artinya bersambung
karena mad bertemu hamzah dalam satu kata.
Contoh mad wajib muttashil:
اَلْمَلَائِكَةُ
- سُوْءُ - شَآءَ - يُرَاءُوْنَ - وَجِيْءَ
Ukuran panjangnya 4-5 harakat baik ketika washal maupun waqaf namun
yang lebih diutamakan 4 harakat. Boleh juga dibaca sampai 6 harakat jika
terdapat mad wajib muttashil diujung kata dan dibaca waqaf. Contoh:
حُنَفَآءَ
- السَّمَآءِ
3. Mad Lazim
Secara harfiah lazim artinya harus. Adapaun dalam istilah tajwid, mad
lazim adalah mad yang seluruh ulama’ qiraat sepakat untuk memanjangkannya lebih
dari dua harakat dan disepakati ukuran panjangnya 6 harakat. Yang termasuk mad
lazim adalah mad bertemu sukun asli dalam satu kata.
Mad lazim terbagi dua, yaitu mad lazim harfi dan mad lazim kilmi. Baik
harfi maupun kilmi dibagi lagi menjadi mukhaffaf dan mutsaqqal.
a. Mad Lazim Harfi Mukhaffaf
Mad lazim harfi mukhaffaf adalah
huruf fawatihus suwar yang bila dipecah terdiri dari 3 huruf dan ditengahnya
huruf mad. Hurufnya ada 8 yaitu dikumpulkan pada (نَقَصَ عَسَلُكُمْ).
Panjangnya 6 harakat. Contoh:
ن – يس – كهيعص – حم
Catatan:
Apabila huruf yang delapan
tersebut dipecah, maka seperti ini (نُوْنْ),
(قَافْ), (صَادْ),
(عَيْنْ), (سِيْنْ),
(لَامْ), (كَافْ),
dan (مِيْمْ).
Huruf-huruf pada fawatihus suwar dibagi tiga:
Dibaca pendek, yaitu alif.
Dibaca 2 harakat, yaitu pada 5
huruf yang dikumpulkan pada (حَيَّ طَهَرَ)
dan dihukumi mad ashli.
b. Mad Lazim Harfi Musyba’
Mad lazim harfi musyba’ adalah huruf fawatihus suwar yang bila dipecah
terdiri dari 3 huruf dan ditengahnya huruf mad dan diidghamkan. Panjangnya 6
harakat. Contoh:
الـمّ – الـمّر –
الـمّص – طسمّ
Seperti kita ketahui bahwa bila nun sukun bertemu mim dan mim sukun
bertemu mim hukumnya idgham dan disertai juga dengan ghunnah.
c. Mad Lazim Kilmi Mukhaffaf
Mad lazim kilmi mukhaffaf adalah mad bertemu huruf sukun pada satu
kata. Panjangnya 6 harakat. Di Al-Qur’an hanya tedapat di surat Yunus ayat 51
dan 91 yaitu kata:
...آلأنَ وَقَدْ كُنْتُمْ بِهِ تَسْتَعْجِلُونَ
آلأنَ
وَقَدْ عصيتُ قَبْلُ وَكُنْتَ مِنَ الْمُفْسِدِينَ
d. Mad Lazim Kilmi Mutsaqqal
Mad lazim kilmi mutsaqqal adalah mad bertemu huruf yang bertasydid
pada satu kata. Panjangnya 6 harakat. Contoh:
وَلَاالضَّآلِّيْنَ –
مِنْ دَآبَّةٍ – الطَّآمَّةُ – الصَّآخَّهُ
Demikian pemaparan tentang hukum-hukum mad. Semoga bermanfaat!
Alhamdulillah.
haturnuhun
ReplyDeleteSami2
Delete