Home · Tajwid · Sharaf · Nahwu · Balaghah · Do'a · Daftar Isi

Cara Membaca Hamzah Washal

Apa itu hamzah washal? Hamzah washal adalah hamzah yang berada di awal kata dan biasanya dibaca apabila di awal kalimat. Perlu diketahui nih bahwa kalau di Al-Qur’an cetakan arab penulisan hamzah washal adalah dengan menambah kepala shad di atas hamzah dan tanpa harakat sama sekali. Kalau di Al-Qur’an cetakan Indonesia sih ada beberapa yang diberi harakat.

Artikel keren lainnya:

Do’a Setelah Makan dan Minum Beserta Latin dan Terjemahnya

Do’a Sesudah Makan  | Do'a Setelah Minum
Bisa makan dan minum merupakan salah satu nikmat yang Allah berikan kepada kita. Sepantasnya kita bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang Allah berikan. Oleh karena itu, selepas kita makan dan minum, kita harus membaca hamdalah dan berdo’a kepada Allah seperti yang Nabi saw ajarkan kepada kita.
Makan
Berikut diantara do’a sesudah makan dan minum:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَطْعَمَنَا وَسَقَانَا وَجَعَلَنَا مُسْلِمِيْنَ
Latin:
“Alhamdu lillahi ladzi ath’amana wasaqana wajaalana muslimin”
Artinya:
“Segala puji bagi Allah yang telah memberi makan dan memberi minum kepada kami serta menjadikan kami orang-orang muslim”
Bisa juga berdo’a dengan do’a berikut:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَطْعَمَ وَسَقَى وَسَوَّغَهُ وَجَعَلَ لَهُ مَخْرَجًا
Latin:
“Alhamdu lillahi ladzi ath’ama wasaqa wasawwaghahu waja’ala lahu makhraja”
Artinya:
“Segala puji bagi Allah yang telah memberi makan dan minum serta melancarkannya dan menjadikan baginya tempat untuk keluar”
Dari kedua do’a di atas, kita dapati bahwa banyak hal yang harus kita syukuri, dianataranya:
> Bisa makan
> Bisa minum
> Menjadi muslim
> Bisa mencerna makanan
> Bisa mengeluarkan sisa makanan dan minuman
Bayangkan kita bisa makan dan minum tiap tapi tidak bisa mengeluarkan sisa makan dan minum. Betapa tersiksanya kita kalau mengalami hal tersebut. Di luar sana ada orang yang rela mengeluarkan jutaan rupiah untuk bisa BAB dan BAK. Alhamdulillah, kita bisa BAB dan BAK dengan lancar dan tanpa rasa sakit.
Meskipun nikmat makan dan minum sangat penting bagi kita, tetapi kita harus selalu ingat bahwa menjadi seorang muslim merupakan nikmat besar yang Allah berikan kepada kita. Karena dengan menjadi seorang muslim, kita bisa mencapai surganya Allah swt.
=============
Sumber do’a:
HR. Abu Daud, No. 3850 - 3851

Artikel keren lainnya:

Mad Shilah Qashirah dan Mad Shilah Thawilah (Pengertian dan Contoh)

Pengertian Mad Shilah | Macam-macam Mad Shilah | Conntoh Mad Shilah 
Mad shilah adalah mad pada ha’ dhamir yang berada diantara dua huruf berharakat. Mad pada mad shilah merupakan mad lafdziyah. Artinya secara tulisan tidak ada huruf mad namun secara lafadz ada madnya. Dalam istilah ilmu qiraat, dhamir yang dibaca panjang disebut dengan shilah. Dalam qiraat lain, ada juga yang membaca shilah pada dhamir mim jama'.
Ha’ dhamir disini merupakan dhamir untuk mudzakkar ghaib atau (هُوَ) dalam kedudukan majrur atau manshub. Ha’ dhamir dibaca dhammah apabila huruf sebelumnya berharakat dhammah, berharkat fathah atau huruf sukun selain ya’. Ha’ dhamir dibaca kasrah apabila huruf sebelum kasrah atau ya’ sukun.
Ha’ dhamir yang dibaca shilah di Al-Qur’an cetakan Madinah biasanya ada wawu kecil atau ya’ kecil setelah ha’ dhamir. Adapun di Al-Qur’an cetakan Indonesia digunakan dhammah terbalik atau kasrah tegak. Apabila kita menemukan tanda tersebut, berarti pada ha’ dhamir tersebut terdapat hukum mad shilah.
Dari pemaparan di atas, maka disimpulkan:
 Ha’ dhamir yang huruf sebelumnya sukun tidak dibaca mad, contoh:
مِنْهُ – عَلَيْهِ
 Ha’ dhamir yang huruf setelahnya sukun tidak dibaca mad, contoh:
لَهُ الْمُلْكُ – بِيَدِهِ الْمُلْكُ
 Ha’ dhamir yang dibaca mad adalah yang huruf sebelum dan sesudahnya berharakat, contoh:
وَأُتُوا بِهِ مُتَشَابِهًا - لَهُ أَخٌ
• Ha’ yang bukan dhamir dibaca pendek seperti:
لَـمْ يَنْتَهِ -  ما نَفْقَهُ
Macam-macam Mad Shilah
Pembagian Mad Shilah: Shugra dan Kubra
1. Mad Shilah Qashirah
Mad shilah qashirah atau mad shilah shugra adalah ha’ dhamir yang berada diatara dua huruf berharakat dan sesudahnya tidak ada hamzah. Mad shilah qashirah termasuk kelompok mad ashli. Ukuran panjangnya 2 harakat. Contoh:
إِنَّهُ كَانَ - لَهُ مَا
2. Mad Shilah Thawilah
Mad shilah thawilah atau mad shilah kubra adalah ha’ dhomir yang berada diantara dua huruf berharakat dan sesudahnya ada hamzah. Mad shilah thawilah termasuk kelompok mad far’i karena ada hamzah setelah mad. Ukuran panjang mad shilah kubra sama derajatnya dengan mad jaiz munfashil yaitu 4-5 harakat dan yang diutamakan 4 harakat. Contoh:
مَالَهُ أَخْلَدَهُ - عِنْدَهُ إِلَّا
----------
Pengecualian Mad Shilah
Ha; dhamir pada surat az-Zumar 7 dibaca pendek walaupun memenuhi syarat sebagai mad shilah yaitu pada ayat (يَرْ ضَهُ لَكُمْ). Sebenarnya sebelum Ha’ dhamir ada huruf sukun namun dibuang karena menjadi jawab syarat.
Menurut riwayat Hafsh dari Ashim Ha’ dibaca panjang karena tauqifi walaupun sebelumnya huruf sukun, yaitu pada surat al-Furqan 69. Ayatnya (فِيْهِ مُهَاناً).
---------
Sumber:
Tuhfah Al-Athfal
Nihayah Al-Qaul Al-Mufid
Terima kasih telah berkunjung. Kalau ada yang salah silakan dikoreksi.

Artikel keren lainnya:

Fawatihus Suwar atau Huruf Muqathaah dalam Tinjauan Ilmu Tajwid dan Tafsir

Fawatihus Suwar atau Huruf Muqathaah dalam Tinjaun Ilmu Tajwid dan Tafsir
Fawatihus suwar atau huruf muqathaah adalah huruf-huruf yang berada di awal surat. Disebut fawatihus suwar karena huruf tersebut berada di muka surat dan disebut huruf muqathaah karena membacanya huruf per huruf. Yang termasuk fawatihus suwar ada 14 yang dikumpulkan pada kalimat:
صِلْهُ سُحَيْرًا مَنْ قَطَعْكَ
(Fawatihus Suwar atau Huruf Muqathaah)
Adapun bentuk redaksi Fawatih As-Suwar di dalam Al-Quran dapat dijelaskan sebagai berikut.
> Terdiri atas satu huruf
Terdapat pada tiga tempat:
1. Surat Shad yang diawali huruf shad;
2. surat Qaf  yang diawali huruf Qaf;
3. Surat Al-Qalam yang diawali huruf nun.
> Terdiri atas dua huruf
Terdapat pada sepuluh tempat:
Surat Al-Mukmin yang diawali huruf ha mim;
Surat Al-Fusilat yang diawali huruf ha mim;
Surat Asy-Syura yang diawali huruf ha mim;
Surat Az-Zukhruf yang diawali huruf ha mim;
Surat Ad-Dukhan yang diawali huruf ha mim;
Surat Al-Jatsiyyah yang diawali huruf ha mim;
Surat Al-Ahqaf yang diawali huruf ha mim;
Surat Thaha yang diawali huruf tha dan ha;
Surat An-Naml yang diawali huruf tha dan sin;
Surat Yaasin yang diawali huruf ya’ dan sin.
> Terdiri atas tiga huruf
Terdapat pada 13 tempat:
Surat Al-Baqarah yang diawali huruf alif lam dan mim;
Surat Ali Imran yang diawali huruf alif lam dan mim;
Surat Al-Ankabut yang diawali huruf alif lam dan mim;
Surat Ar-Rum yang diawali huruf alif lam dan mim;
Surat Luqman yang diawali huruf alif lam dan mim;
Surat As-Sajdah yang diawali huruf alif lam dan mim;
Surat Yunus yang diawali huruf alif lam dan ra;
Surat Hud yang diawali huruf alif lam dan ra;
Surat Yusuf yang diawali huruf alif lam dan ra;
Surat Ibrahim yang diawali huruf alif lam dan ra;
Surat Al-Hijr yang diawali huruf alif lam dan ra;
Surat Asy-Syuara' yang diawali huruf tha sin dan mim.
Surat Al-Qashshas yang diawali huruf tha sin dan mim.
> Terdiri atas empat huruf
Terdapat pada dua tempat:
1. surat Al-A'raf  yang diawali huruf alif, lam, mim dan shad
2. Surat Ar-Ra'd yang diawali huruf alif, lam, mim dan ra.
> Terdiri atas lima huruf
Terdapat pada satu tempat: surat Maryam yang diawali huruf kaf, ha, ya’, 'ain dan shad.
Dalam Tinjauan Ilmu Tajwid
Dalam ilmu tajwid cara membaca huruf muqathaah terbagi menjadi tiga macam:
1. Pendek
Yaitu pada alif.
2. Dua harakat
Yaitu berlaku pada huruf yang bila dilafalkan terdiri dari dua huruf. Hurufnya ada 5 dan dikumpulkan pada (حَيَّ طَهَرَ). Nama hukumnya mad thabii harfi. Dalilnya:
وَمَا سِوَى الحَرْفِ الثُّلاَثِي لاَ أَلِـفْ • فَـمَـدُّهُ مَــدًّا طَبِيعِـيًّـا أُلِــفْ
وَذَاكَ أَيْضًا فِـي فَوَاتِـحِ السُّـوَرْ • فِي لَفْظِ (حَيٍّ طَاهِرٍ) قَـدِ انْحَصَـرْ
Kelima huruf di atas apabila dilafalkan maka terdiri dari dua huruf dimana setelah huruf tersebut terdapat alif mad.
ح (حَا)، ي (يَا)، ط (طَا)، هـ (هَا)، ر (رَا)
3. Enam harakat
Yaitu pada huruf yang bila dilafalkan terdiri dari tiga huruf. Hurufnya ada 8 dan dikumpulkan pada:
كَمْ عَسَلْ نَقَـصْ (ك م ع س ل ن ق ص)
Huruf-huruf diatas apabila dilafalkan terdiri dari tidag huruf, yakni:
ك (كَافْ)، م (مِيْمْ)، ع (عَيْنْ)، س (سِيْنْ)، ل (لَامْ)، ن (نُوْنْ)، ق (قَافْ)، ص (صَادْ)
Dalam ilmu tajwid, kedelapan huruf di atas dibaca panjang 6 harakat dan termasuk mad lazim harfi. Mad lazim harfi pun terbagi dua yaitu mad lazim harfi mukhafaf dan mad lazim mutsaqal. Berikut dalilnya:
كِلاَهُمَا مُثَـقَّـلٌ إِنْ أُدْغِمَا • مَخَفَّـفٌ كُلٌّ إِذَا لَمْ يُدْغَـمَا
> Mad lazim harfi mukhafaf
Apabila kedelapan huruf tersebut tidak diidghamkan. Contoh:
كهيعص – ن - حم
> Mad lazim harfi mutsaqal
Apabila dibaca idgham dan hanya terjadi ketika idgham Lam ke Mim dan Sin ke Mim. Contoh:
الـمّ - الـمّر - الـمّص - طسم
Dalam Tinjauan Ilmu Tafsir
Setelah basmalah, terdapat dalam 29 surat sekelompok huruf –kadang kala bahkan huruf tunggal– yang telah banyak menyebabkan diskusi dan refleksi dalam sejarah pemikiran umat Islam. Dalam catatan As-Suyuthi, ada kurang lebih 20 pendapat yang berkaitan dengan persoalan ini. Menurut As-Suyuthi, huruf muqathaah tergolong ke dalam ayat mutasabbih. Itulah sebabnya, banyak telaah tafsirilah untuk mengungkapkan makna rahasia yang terkandung di dalamnya.
Pada dasarnya, terdapat dua kubu ulama yang mengomentari persoalan di atas. Pertama, kubu salaf yang memahaminya sebagai rahasia yang hanya diketahui Allah. Di antara mereka adalah 'Ali bin Abu Thallib dan Abu Bakar. Dalam satu riwayatnya, 'Ali berkata:
"Setiap kitab memiliki sari pati (safwah) dan sari pati Al-Quran adalah huruf-huruf ejaannya."
Riwayat senada diucapkan Abu Bakar:
"Setiap kitab memiliki rahasia dan rahasia Al-Quran adalah permulaan-permulaan suratnya (awa'il as-suwar)."
Ahli hadits pun meriwayatkan bahwa para khalifah yang empat berkata:
"Huruf-huruf Al-Quran ini adalah ilmu tersembunyi dan rahasia yang hanya diketahui oleh allah semata."
Adapun kubu kedua melihat persoalan ini sebagai suatu rahasia yang juga dapat diketahui oleh manusia.
1. Menurut ahli tafsir
Menurut Ibn 'Abbas, berdasarkan riwayat Ibn Abi Hatim, huruf-huruf itu menunjukan nama Tuhan. Menurut Sayyid Al-Quthub, huruf-huruf itu mengingatkan kenyataan bahwa Al-Quran disusun dari huruf-huruf yang lazim dikenal oleh bangsa Arab, yaitu tujuan Al-Quran pertama kali diturunkan. Dalam pandangannya pula, misteri dan kekuatan huruf-huruf itu terletak pada kenyataan bahwa meski pun huruf-huruf ini begitu lazim dan sangat dikenal, manusia tidak akan dapat menciptakan gaya dan diksi yang sama dengannya untuk membuat kitab seperti Al-Quran. Pendapat lain adalah bahwa huruf-huruf itu berfungsi sebagai tanbih (peringatan), seperti terungkap dalam pendapat Ibn Katsir, Ath-Thabari, dan Rasyid Ridha, dalam kitab tafsirnya masing-masing.
2. Menurut ahli teologi dan tasawuf
Kelompok teolog dan tasawuf biasanya menafsirkan Al-Quran untuk melegitimasi doktrin-doktrin mereka. Seperti Ath-Thabari, salah seorang komentator  syi'ah, menjelaskan dengan merujuk kepada imamnya yang berjumlah enam bahawa alif merujuk enam sifat Tuhan, yaitu:
> Yang memulai
> Yang jujur dan yang lurus
> Yang unik
> Yang mereka
> Yang tunggal
Alif tidak berhubungan dengan huruf lain, sedangkan huruf lain berhubungan dengannya.
Dalam tradisi sufi, rahasia-rahasia huruf itu dijelaskan dengan perspektif estorik-simbolik. Ibn 'Arabi menjelaskan bahwa Alif adalah nama esensi Ilahi yang menunjukan bahwa Ia adalah yang pertama dari segala esensi, sementara lam terbentuk dari dua alif dan keduanya terandung dalam mim. Ia menjelaskan bahwa setiap nama merupakan referensi untuk hakikat (esensi), yaitu yang mengandung sesuatu yang lain (atribut). Oleh karena itu, mim merupakan referensi indakan Muhammad. Selain itu, ia menjelaskan bahwa alif adalah simbol sifat atau tindakan Muhammad, maka lam yang merupakan pengantar alif dan mim merupakan simbol nama malaikat Jibril.
3. Menurut kalangan orientalis
Para orientalis berpendapat bahwa potongan huruf ini merupakan simbol mistis atau tanda-tanda magis atau tiruan dari tulisan kitab samawi yang disampaikan kepada Muhammad. Namun hal ini tidak dapat dipatikan kebenarannya.
Seluruh pendapat ini sah-sah saja namun tidak juga bisa dipastikan kebenarannya. Karena itulah, hingga kini, ayat-ayat ini terbuka untuk penafsiran baru asal tetap dapat dipertanggungjawabkan.

Artikel keren lainnya: