Home · Tajwid · Sharaf · Nahwu · Balaghah · Do'a · Daftar Isi

Kaligrafi Basmalah Dalam Berbagai Khat

Kaligrafi Basmalah | Tulisan Bismillah Dalam Kaligrafi
Kaligrafi adalah seni menulis dengan indah dengan pena sebagai hiasan. Salah satu kaligrafi yang paling banyak karyanya adalah kaligrafi bahasa Arab. Biasanya kata atau kalimat yang dipakai merupakan cuplikan dari Al-Qur'an atau Hadits.
Di bawah ini ada beberapa contoh kaligrafi basmalah dalam berbagai bentuk khat.
• Basmalah dalam khat nakhi
Basmalah naskhi
• Basmalah dalam khat tsuluts
• Basmalah dalam khat diwani jali
Basmalah diwani jali
 • Basmalah dalam khat farisi
Basmalah farisi
 • Basmalah dalam khat tsuluts


Basmalah tsuluts
 • Basmalah dalam khat riq'ah
Basmalah riq'ah
 • Basmalah dalam khat raihani
Basmalah raihani
• Basmalah dalam khat raihani
Basmalah
• Basmalah dalam khat
Basmalah
 • Basmalah dalam khat kufi
Basmlaha Kufi
 • Basmalah dalam khat diwani
Basmalah
 • Basmalah dalam khat kufi

Basmalah
 • Basmalah dalam khat kontemporer
Basmalah
• Basmalah dalam khat tsulust
Basmalah
 • Basmalah dalam khat kufi
Basmalah
 • Basmalah dalam khat kufi persegi
Basmalah
 Itulah contoh-contoh kaligrafi basmalah dalam berbagai khat yang sangat indah dan keren tentunya.

Artikel keren lainnya:

Pengertian Ghunnah Musyaddadah Dan Contohnya

Pengertian Ghunnah Musyaddadah | Contoh Ghunnah Musyaddadah
Ghunnah musyaddadah adalah suara nasal atau suara dengung yang terdapat pada nun dan mim yang bertasydid. Ghunnah merupakan sifat yang terdapat pada nun dan mim. Apabila kedua huruf tersebut bertasydid, maka semakin tampak jelas sifat ghunnahnya.
Makhraj Min dan Nun
Pada dasarnya huruf nun dan mim dalam keadaan apapun selalu berghunnah. Coba tekan hidung saat melafalakan nun dan mim! Pasti akan ada getaran yang menunjukkan ada aliran suara yang melewati hidung.
Dijelaskan dalam kitab Tuhfatuh Athfal:
وَغُنَّ مِيمًـا ثُـمَّ نُونًـا شُدِّدَا • وَسَمِّ كُلاً حَـرْفَ غُنَّـةٍ بَــدَا
Artinya:
Dan dengungkanlah mim dan nun yang bertasydid, dan kedua huruf tersebut dinamai dengan huruf ghunnah.
Ketika nun dan mim bertasydid, maka ghunnahnya semakin nampak dan jelas. Begitu pula dijelaskan dalam kitab Muqaddimah Al-Jazariyyah:
وَأَظْهِرِ الغُنَّةَ مِنْ نُـوْنٍ وَمِنْ مِيْمٍ • إِذَا مَا شُدِّدَا....
Artinya:
Dan tampakkanlah ghunnah pada nun dan mim apabila keduanya bertasydid.
Kata (أَظْهِرْ) yang artinya “tampakkanlah” diterjemahkan dengan (أَكْمِلْ) yang artinya “sempurnakanlah”. Ghunnah pada mim dan nun bertasydid harus disempurnakan dan ditahan selama dua harakat.
Contoh Ghunnah Musyaddadah:
Contoh nun bertasydid
إِنَّا – فِيْهِنَّ - مَلِكِ النَّاسِ - وَآمَنَهُمْ مِّنْ
Contoh mim bertasydid
ثُمَّ - مُحَمَّدٌ – تُحَمِّلْنَا - عَذَابٌ مُّقِيْمٌ
Contoh ayat yang terdapat ghunnah musyaddadah:
مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ
وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ
إِنَّهَا عَلَيْهِمْ مُؤْصَدَةٌ
فِي عَمَدٍ مُمَدَّدَةٍ
تَرْمِيهِمْ بِحِجَارَةٍ مِنْ سِجِّيلٍ
فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَأْكُولٍ
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ
Tambahan:
Hukum ghunnah dibagi ke dalam 4 tingkatan, yaitu akmal, kamilah, naqishah, dan anqash.
1. Akmal
Artinya ghunnah paling sempurna. Ghunnah akmal adalah ghunnah pada nun dan mim ketika  idgham. Nun dan mim yang diidghamkan ditandai dengan tasydid dan disebut juga ghunnah musyaddadah. Ketika melafalkan ghunnah pada tingkatan ini ghunnahnya sangat jelas dan dipanjangkan 2 harkat.
Contoh ghunnah akmal:
إِنَّا – مَلِكِ النَّاسِ - لَهُمْ مَّا - عَذَابٌ مُّقِيْمٌ
2. Kamilah
Artinya ghunnah sempurna. Ghunnah kamilah yaitu ghunnah pada nun dan mim ketika ikhfa’. Nun dan mim dibaca ikhfa’ dalam tiga keadaan yaitu ikhfa’ haqiqi, iqlab dan ikhfa’ syafawi. Mempraktikkan ghunnah kamilah adalah dengung sempurna dan ditahan 2 harkat.
Contoh ghunnnah kamilah:
فَصَبْرٌ جَمِيْلٌ - سَمِيْعًا بَصِيْرًا - وَمَاهُمْ بِـمُـؤْمِنِيْنَ
3. Naqishah
Artinya ghunnah yang kurang. Ghunnah naqishah adalah ghunnah pada nun dan mim ketika sukun dan idzhar. Pada nun dan mim yang sukun terdapat shifat tawasuth sehingga ghunnahnya sedikit mengalir namun tidak panjang sampai 2 harakat.
Contoh ghunnah naqishah:
عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ – مِنْ غَيْرِ - لِيَبْلُوَكُـمْ أَيُّكُمْ
4. Anqash
Artinya ghunnah yang paling kurang. Ghunah anqash adalah ghunnah pada nun dan mim yang berharakat baik fathah, kasrah atau dhammah.
Contoh ghunnah anqash:
أَحْسَنُ عَمَلًا - وَآمَنُوْا
Sekian dan demikian. Semoga bermanfaat!

Artikel keren lainnya:

Pengertian Ulumul Qur’an Dilengkapi Objek Kajian dan Cabang-cabangnya

A. Pengertian Ulumul Qur’an
Kata ulum merupakan jamak dari kata ilmu. Ilmu etimologis adalah pehaman, ma’rifah dan pengetahuan. Sedangkan pengertian Al-Qur’an adalah kalam Allah swt yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw melalui Malaikat Jibril yang diawali oleh surat Al-Fatihah dan diakhiri oleh surat An-Nas.
Jadi, ulumul quran bisa diartikan ilmu yang membahas masalah-masalah yang berhubungan dengan Al-Quran. Adapun hal yang berkaitan dengan keAl-Qur’anan diantaranya segi asbabu nuzuul, pengumpulan dan penertiban Al-Qur`an, surah-surah Mekah dan Madinah, An-Nasikh wal mansukh, Al-Muhkam wal Mutasyaabih dan lain sebagainya.
Terkadang ulumul qur’an juga dinamakan juga ushulut tafsir atau dasar-dasar tafsir, karena yang dibahas berkaitan dengan beberapa masalah yang harus diketahui oleh seorang mufassir sebagai sandaran dalam menafsirkan Al-Qur`an.
Adapun definisi ulumul qur’an para ulama dijelaskan berikut ini:
> Menurut Az-Zarqani
“Beberapa pembahasan yang berkaitan dengan Al-Qur’an, dari sisi turun, urutan penulisan, kodifikasi, cara membaca, kemukjizatan, nasikh, munsukh, dan penolakan hal-hal yang bisa menimbulkan keraguan terhadapnya, serta hal-hal lain.”
> Menurut Manna ‘Al-Qaththan
“Ilmu yang mencangkup pembahasan – pembahasan yang berkaitan dengan Al-Qur’an dari sisi informasi tentang asbab an-nuzul (sebab-sebab turunnya Al-Qur’an), kodifikasi dan tertib penulisan Al-Qur’an, ayat-ayat yang diturunkan di mekkah dan ayat-ayat yang diturunkan di madinah, dan hal-hal yang lain yang berkaitan dengan Al-Qur’an.”
> Menurut  Abu Syahbah
“Sebuah ilmu yang memiliki banyak objek pembahasan yang berhubungan dengan Al-Qur’an, mulai proses penurunan, urutan penulisan, penulisan, kodifikasi, cara membaca, penafsiran, kemukjizatan, nasikh-mansukh, muhkan-mutasyabih, sampai pembahasan-pembahasan lain.”
B. Objek Pembahasan Ulumul Qur’an
Berkenaan dengan persoalan ini, M. Hasbi Ash-Shiddieqi berpendapat bahwa ruang lingkup pembahasan ulumul Qur’an terdiri atas enam hal pokok berikut ini.
1. Persoalan turunnya Al-Qur’an
> Waktu dan tempat turunnya Al-Qur’an
> Sebab-sebab turunnya Al-Qur’an
> Sejarah turunnya Al-Qur’an
2. Persoalan sanad
> Riwayat mutawatir
> Riwayat ahad
> Riwayat syadz
> Macam-macam Qira’at Nabi
> Para perawi
> Cara-cara penyebaran riwayat
3. Persoalan Qira’at.
> Cara berhanti
> Cara memulai
> Imalah
> Bacaan yang dipanjangkan
> Bacaan hamzah yang diringankan
> Bunyi huruf yang sukun dimasukan pada bunyi sesudahnya
4. Persoalan kata-kata Al-Qur’an
> Kata-kata Al-Qur’an yang asing
> Kata-kata Al-Qur’an yang berubah-ubah harakat akhirnya
> Kata-kata Al-Qur’an yang mempunyai makna serupa
> Padanan kata-kata Al-Qur’an
> Isti’arah
> Tasybih
5. Persoalan makna-makna Al-Qur’an yang berkaitan dengan hukum
> Makna umum yang tetap dalam keumumannya
> Makna umum yang dimaksudkan makna khusus
> Makna umum yang maknanya dikhususkan sunnah
> Nash
> Makna lahir
> Makna global
> Makna yang diperinci
> Makna yang tunjukan oleh konteks pembicaraan
> Makna yang dapat dipahami dari konteks pembicaran
> Nash yang petunjuknya tidak melahirkan keraguan
> Nash yang musykil ditafsirkan karena terdapat kesamaran didalamnya
> Nash yang maknanya tersembunyi karena suatu sebab yang terdapat pada kata itu sendiri
> Ayat yang menghapus dan yang dihapus
> Yang didahulukan
> Yang diahirkan
6. Persoalan makna Al-Qur’an yang berpautan dengan kata-kata Al-Qur’an
> Berpisah.
> Bersambung.
> Uraian singkat.
> Uraian panjang.
> Uraian seimbang.
> Pendek.
C. Cabang-Cabang Ulumul Qur’an
1. Ilmu Adab Tilawat Al-Qur’an
Ilmu yang memaparkan tata-cara dan kesopanan yang harus diikuti ketika membaca Al-Qur’an.
2. Ilmu Qira’at
Ilmu yang menerangkan bentuk-bentuk bacaan Al-Qur’an yang telah diterima dari Rasul SAW. Ada sepuluh Qiraat yang sah dan beberapa macam pula yang tidak sah.
3. Ilmu Tajwid
Ilmu yang menerangkan cara membaca Al-Qur’an dengan baik. Ilmu ini menerangkan di mana tempat memulai, berhenti, bacaan panjang dan pendek, dan sebagainya.
4. Ilmu Mawathin An-nuzul
Ilmu yang menerangkan tempat-tempat turun ayat, masanya, awalnya, dan akhirnya.
5. Ilmu Tawarikh An-Nuzul
Ilmu yang menjelaskan masa turun ayat dan urutan turunnya satu persatu, dari permulaan sampai akhirnya serta urutan turun surah dengan sempurna.
6. Ilmu Asbab An-Nuzul
Ilmu yang menjelaskan peristiwa-peristiwa yang menjadi sebab turunnya ayat.
7. Ilmu Gharib Al-Qur’an.
Ilmu yang menerangkan makna kata-kata yang ganjil dan tidak terdapat dalam kamus-kamus bahasa Arab yang biasa atau tidak terdapat dalam percakapan sehari-hari. Ilmu ini berarti menjelskan makna kata-kata yang pelik dan tinggi.
8. Ilmu Wujuh wa An-Nazha’ir
Ilmu yang menerangkan kata-kata Al-Qur’an yang mengandung banyak arti dan menerangkan makna yang dimaksud pada tempat tertentu.
9. Ilmu Ma’rifat Al-muhkam dan Al-Mutasyabih
Ilmu yang menjelaskan ayat-ayat yang dipandang muhkam (jelas maknanya) dan yang mutasyabihat (samar maknanya, perlu ditakwil).
10. Ilmu Nasikh Al-Mansuk
Ilmu yang menerangkan ayat-ayat yang dianggap mansukh (yang dihapuskan) oleh sebagian mufassir.
11. Ilmu Badai’ Al-Qur’an
Ilmu yang bertujuan menampilkan keindahan-keindahan Al-Qur’an dari sudut kesusastraan, keanehan-keanehan, dan ketinggian balaghahnya.
12. Ilmu I’jaz
Ilmu yang menerangkan kekuatan susunan dan kandungan ayat-ayat Al-Qur’an sehingga dapat membungkam para sastrawan Arab.
13. Ilmu Tanasub
Ilmu yang menerangkan persesuaian dan keserasian antara suatu ayat dan ayat yang didepan dan yang dibelakangnya.
14. Ilmu Aqsam
Ilmu yang menerangkan arti dan maksud-maksud sumpah Tuhan yang terdapat dalam Al-Qur’an.
15. Ilmu Amtsal
Ilmu yang menerangkan maskud perumpamaan-perumpamaan yang dikemukan Al-Qur’an.
16. Ilmu Jadal
Ilmu yang membahas bentuk-bentuk dan cara-cara debat dan bantahan Al-Qur’an yang dihadapkan kepada kamu Musyrik yang tidak bersedia menerima kebenaran dari Tuhan.
17. Ilmu I’rab Al-Qur’an
Ilmu yang menerangkan baris kata-kata Al-Qur’an dan kedudukannya dalam susunan kalimat.

Artikel keren lainnya:

Contoh Fi’il, Fa’il dan Maf’ul di Al-Qur’an

Contoh Fi’il, Fa’il dan Maf’ul di Al-Qur’an | Contoh Ayat yang Terdapat Fi’il, Fa’il dan Maf’ul
Dalam tata bahasa Indonesia, istilah fi’il adalah predikat, fa’il adalah subjek dan maf’ul adalah objek. Pola kalimat dalam bahasa Indonesia adalah SPO sedangkan dalam bahasa Arab adalah PSO.
Ilustrasi
Berikut ini ada contoh fi’il, fa’il dan maf’ul dalam Al-Qur’an dengan sedikit penjelasan. Perlu diingat! Yang berwarna hitam adalah fi’il, biru adalah fa’il, dan merah adalah maf’ul. Dikecualikan bila fa’il atau maf’ut berbentuk isim dhamir, maka akan digabungkan dengan fi’ilnya.
1. Fa’il dan maf’ul berasal dari isim dhahir
Al-Humazah: 2
وَأَخْرَجَتِ الْأَرْضُ أَثْقَالَهَا
Al-Muzzammil: 16
فَعَصَى فِرْعَوْنُ الرَّسُولَ
2. Fa’ilnya isim dhamir dan maf’ulnya isim dhahir
Al-Lahab: 3
سَيَصْلَى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ
Fa’ilnya dhamir (هُوَ).
Al-Maun: 2 dan 7
يَدُعُّ الْيَتِيمَ | وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ
Pada ayat 2, fa’ilnya adalah dhamir (هُوَ). Pada ayat 7, fa’ilnya adalah (هُمْ).
Quraisy: 3
فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ
Pada ayat 3, fa’ilnya adalah dhamir (هُمْ) dan maf’ulnya adalah dhamir (هُمْ).
Al-Kafirun: 2
لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ
Fa’ilnya dhamir (أَنَا) dan maf’ulnya adalah kata (مَا) yang merupakan isim maushul.
Quraisy: 4
فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ (3)
Pada ayat 3, fa’ilnya adalah dhamir (هُمْ).
Al-Fil: 3
وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيلَ
Fa’ilnya adalah dhamir (هُوَ).
Al-Humazah: 2
جَمَعَ مَالًا وَعَدَّدَهُ
Fa’ilnya adalah dhamir (هُوَ) dan maf’ul pada fi’il yang kedua adalah dhamir (هُوَ).
At-Takatstsur 2 dan 6
حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ (2) لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ (6)
Fa’il pada ayat 3 adalah dhamir (أَنْتُمْ) dan pada ayat 4 adalah dhamir (أَنْتُمْ).
Al-Fatihah: 4-5
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ (4) اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (5)
Fa’il pada ayat 4 adalah dhamir (نَحْنُ) dan pada ayat 5 adalah dhamir (أَنْتَ). Sedangkan maf’ul pada ayat 5 adalah dhamir (أَنْتَ) dan pada ayat 5 adalah dhamir (نَحْنُ)
Al-Baqarah: 3
وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ
Fa’ilnya adalah dhamir (هُمْ).
Al-Baqarah: 9
يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَالَّذِينَ آَمَنُوا
Fa’ilnya adalah dhamir (هُمْ)
3. Fa’ilnya isim dhahir dan maf’ulnya isim dhamir
Al-Baqarah: 10
فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا
Maf’ulnya adalah dhamir (هُمْ).
At-Takatstsur 1
أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ
Fa’il pada ayat pada ayat 2 adalah dhamir (أَنْتُمْ).
4. Fa’il dan maf’ul adalah isim dhamir
At-Takatstsur 7
ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِينِ
Fa’il pada ayat 7 adalah dhamir (أَنْتُمْ) dan maf’ul adalah dhamir (هِيَ).
An-Nashr: 3
وَاسْتَغْفِرْهُ
Fa’ilnya dhamir (أَنْتَ) dan maf’ulnya adalah dhamir (هُوَ).
Quraisy: 4
الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآَمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ (4)
Pada ayat 4, fa’ilnya adalah dhamir (هُوَ) dan maf’ulnya adalah dhamir (هُمْ).
Sekian dan demikian pemaparan tentang contoh-contoh ayat yang berisi fi’il, fa’il dan maf’ul. Semoga bermanfaat. Bila ada yang belum faham, ditanyakan saja di kolom komentar!

Artikel keren lainnya:

Amil Jawazim (Arti dan Contohnya)


I’rab dasar dari fi’il mudhari adalah rafa’. Dalam keadaan tertentu bisa berubah jadi nashab atau jazm. Untuk bisa menerapkan i’rab jazm pada fi’il mudhari harus ada yang namanya amil jawazim.

Artikel keren lainnya: