Home · Tajwid · Sharaf · Nahwu · Balaghah · Do'a · Daftar Isi

Tashrif dan Makna Fi’il Tsulatsi Mazid Ruba’i Wazan (أَفْعَلَ)

Tashrif dan Makna Fi'il Tsulatsi Mazid Rubai' Wazan (أَفْعَلَ)
Fi’il tsulatsi mazid ruba’i bab 1 adalah fi'il tsulatsi yang pada bentuk madhinya ditambahkan hamzah qatha’ di awalnya sehingga menjadi pola (أَفْعَلَ).
Setelah sebelumnya dibahas tentang tashrifan fi’il tsulatsi mujarrad dari bab 1-6, selanjutnya saya akan memberikan sedikit pemaparan tentang tashrifan tsulatsi mazid 1 huruf. Untuk bab yang pertama yaitu ditambah hamzah qatha’ di awal. Perubahan kata juga berdampak terhadap makna, maka disini juga saya memaparkan faedah makna dari fi'il tsulatsi mazid wazan (أَفْعَلَ).
Berikut tashrifan tsulatsi mazid ruba’i wazan (أَفْعَلَ):
أَبْرَأَ
أَعْطَى
أَجَابَ
أَمَدَّ
أَكْرَمَ
أَفْعَلَ
فعل ماض
يُبْرِئُ
يُعْطِى
يُجِيْبُ
يُمِدُّ
يُكْرِمُ
يُفْعِلُ
فعل مضارع
إِبْرَاءً
إِعْطَاءً
إِجَابَةً
إِمْدَادًا
إِكْرَامًا
إِفْعَالًا
مصدر
مُبْرَأً
مُعْطًى
مُجَابًا
مُـمَـدًّا
مُكْرَمًا
مُفْعَلًا
مصدر
مُبْرِئٌ
مُعْطٍ
مُجِيْبٌ
مُـمِـدٌّ
مُكْرِمٌ
مُفْعِلٌ
اسم فاعل
مُبْرَأٌ
مُعْطًى
مُجَابٌ
مُـمَـدٌّ
مُكْرَمٌ
مُفْعَلٌ
اسم مفعول
أَبْرِئْ
أَعْطِ
أَجِبْ
أَمِدَّ
أَكْرِمْ
أَفْعِلْ
فعل أمر
لَا تُبْرِئْ
لَا تُعْطِ
لَا تُجِبْ
لَا تُمِدَّ
لَا تُكْرِمْ
لَا تُفْعِلْ
فعل نهي
مُبْرَأٌ
مُعْطًى
مُجَابٌ
مُـمَـدٌّ
مُكْرَمٌ
مُفْعَلٌ
اسم زمان
مُبْرَأٌ
مُعْطًى
مُجَابٌ
مُـمَـدٌّ
مُكْرَمٌ
مُفْعَلٌ
اسم مكان
Adapun makna dari fi’il tsulatsi mazid ruba’i wazan (أَفْعَلَ) adalah:
1. Ta’diyah ( لِلتَّعْدِيَةِ) yaitu merubah fiil lazim menjadi muta’addi. Contoh:
اَكْرَمَ أَحْمَدُ مُدَرِّسَهُ
Artinya: Ahmad “memuliakan” gurunya. Asalnya (كَرُمَ) yang artinya mulia.
يُقِيْمُ الْمُسْلِمُوْنَ الصَّلَاةَ فِي الْمَسْجِدِ
Artinya: Kaum muslimin “mendirikan” shalat di masjid.
2. Dukhul Fi Syai (لِلدُّخُوْلِ فِى الشَّيْء) yaitu menunjukkan arti masuk/berada ke dalam sesuatu. Contoh:
أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ للهِ
Artinya: Kami “berpagi hari” dan “berpagi hari” pula kerajaan milik Allah. Berpagi hari artinya memasuki pagi hari.
3. Qashdul makan (لِقَصْدِ الْمَكَانِ) yakni berarti menuju tempat. Contoh:
اَعْرَقَ سَلْمَانُ
 Artinya: Salman “menuju Iraq”.
4. Shairurah (لِلصَّيْرُوْرَةِ) berarti menjadi. Contoh:
اَقْفَرَ جُحَا
Artinya: Juha “menjadi miskin”.
5. Mubalaghah (لِلْمُبَالَغَةِ) yakni untuk melebih-lebihkan. Contoh:
اَشْغَلْتُ خَادِمِيْ
Artinya: Saya “sangat menyibukkan” pembantu saya.
6. Adanya sesuatu yang dihasilkan dari fi’il pada fa’il. Contoh:
أَثْـمَـرَ الْمَوْزُ
Artinya: Pisang “telah berbuah”. (apabila berbuah maka pasti ada buah di pohon pisang tersebut)
7. Adanya sifat
أَعْظَمْتُ مُدَرِّسًا
Artinya: Saya “memuliakan guru” (menemukan sifat mulia pada seorang guru).
8. Ta’ridh (لِلتَّعْرِيْضِ) artinya menyajikan, menggelar, dan memperlihatkan. Contoh:
أَبَاعَ أَحْمَدُ الثَّوْبَ
Artinya: Ahmad “menjual” baju. Maksudnya Ahmad memperlihatkan atau menggelar baju untuk dijual.
9. Hainunah (لِلْحَيْنُوْنَةِ) artinya dekat waktunya. Contoh:
أَحْصَدَ الزَّرْعُ

Artinya: Tanaman itu “telah dekat waktu panen”

Artikel keren lainnya:

1 Tanggapan untuk "Tashrif dan Makna Fi’il Tsulatsi Mazid Ruba’i Wazan (أَفْعَلَ)"