Home · Tajwid · Sharaf · Nahwu · Balaghah · Do'a · Daftar Isi

Sejarah Dinasti Safawiyah: Pendirian, Kejayaan, Kemunduran, dan Kehancuran

Dinasti Safawiyah adalah salah satu dinasti Islam yang paling berpengaruh di Persia (sekarang Iran dan sekitarnya). Dinasti ini memainkan peran penting dalam sejarah Islam Syiah dan memiliki dampak yang signifikan terhadap politik dan budaya di kawasan Timur Tengah.

A. Sejarah Berdirinya Dinasti Safawiyah

Asal-Usul Tarekat Safawiyah

Dinasti Safawiyah berakar dari Tarekat Sufi Safawiyah, sebuah tarekat mistik yang didirikan oleh Safi al-Din di Ardabil, Azerbaijan, pada abad ke-13. Tarekat ini awalnya lebih bersifat spiritual dan tidak memiliki ambisi politik. Pusat tarekat kemudian berpindah ke Kharqan, sebuah kota di Iran, di mana tarekat ini semakin berkembang dan mendapatkan pengikut.

Transformasi Menjadi Kekuatan Politik

Pada awal abad ke-16, salah satu keturunan Safi al-Din, yaitu Ismail I, berhasil menyatukan berbagai suku dan kelompok di kawasan Azerbaijan dan Iran di bawah panji-panji Syiah. Ismail I didukung oleh sekelompok prajurit fanatik Syiah yang dikenal sebagai Qizilbash. Kelompok ini menjadi tulang punggung militer dan ideologis kerajaan Safawiyah.
Ismail I berhasil menaklukkan sebagian besar wilayah Iran dan mendirikan Kekaisaran Safawiyah pada tahun 1501. Salah satu kebijakan penting Ismail I adalah mengubah Iran menjadi negara dengan mayoritas Syiah. Kebijakan ini membuat Safawiyah menjadi kekuatan utama Syiah di dunia Islam.

Faktor-Faktor yang Mendorong Kebangkitan Safawiyah

  • Kekosongan Kekuasaan: Setelah runtuhnya Dinasti Akmun, kekuasaan di kawasan Persia menjadi vakum, sehingga memberikan peluang bagi munculnya kekuatan baru.
  • Dukungan Populer: Tarekat Safawiyah berhasil mendapatkan dukungan luas dari masyarakat, terutama kelompok-kelompok yang merasa terpinggirkan.
  • Organisasi Militer yang Kuat: Qizilbash memberikan dukungan militer yang solid bagi Ismail I dalam menaklukkan wilayah-wilayah baru.

B. Wilayah Kekuasaan

Pada puncak kejayaannya, Dinasti Safawiyah menguasai wilayah yang sangat luas, meliputi seluruh Iran modern dan sebagian besar wilayah di sekitarnya.

Peta Imperium Safawi

Wilayah kekuasaan dinasti Syafawiyah termasuk:

  • Iran: Jantung dari kekuasaan Safawiyah dan pusat kebudayaan mereka.
  • Irak: Termasuk kota-kota suci Syiah seperti Najaf dan Karbala.
  • Azerbaijan: Wilayah kelahiran Syah Ismail I, dengan kota Ardabil sebagai pusat spiritual dinasti ini.
  • Armenia: Bagian dari Kaukasus yang sering menjadi medan perang antara Safawiyah dan Kekaisaran Usmani.
  • Georgia: Sebagian dari wilayah ini berada di bawah kekuasaan Safawiyah.
  • Turki Timur: Beberapa bagian dari Turki modern berada di bawah pengaruh Safawiyah dalam pertempuran melawan Usmani.

Dinasti Safawiyah sering berhadapan dengan dua kekuatan besar lainnya: Kekaisaran Usmani di barat dan Kekaisaran Mughal di timur. Meskipun begitu, mereka berhasil mempertahankan wilayahnya melalui diplomasi dan kekuatan militer.

C. Syah yang Berkuasa

Pemimpin kerajaan Iran diberi gelar "Syah". Beberapa Syah Safawiyah yang paling terkenal adalah:

  1. Ismail I (1501–1524): Pendiri Dinasti Safawiyah, Ismail I mendirikan kerajaan Safawi dengan menaklukkan Persia dan menyatukan wilayah tersebut di bawah bendera Syiah. Ia memproklamirkan Syiah sebagai agama resmi negara. Ismail I turun tahta ketika meninggal pada tahun 1524.

  2. Tahmasp I (1524–1576): Putra Ismail I, ia memperkuat kekuasaan Safawi dan berhasil mempertahankan kerajaan dari ancaman Ottoman dan Uzbek. Dia memerintah selama lebih dari 50 tahun dan turun tahta saat meninggal dunia pada tahun 1576.

  3. Ismail II (1576–1578): Putra Tahmasp I, Ismail II dikenal sebagai penguasa yang kejam dan paranoid. Pemerintahannya singkat, dan dia kemungkinan besar diracun oleh keluarganya sendiri pada tahun 1578.

  4. Mohammad Khodabanda (1578–1587): Kakak Ismail II, dia mengalami kebutaan dan dikenal sebagai penguasa yang lemah. Kekuasaan Safawi melemah di bawah pemerintahannya, dan ia digulingkan oleh putranya, Abbas I, pada tahun 1587.

  5. Abbas I (1587–1629): Dikenal sebagai Abbas Agung, ia dianggap sebagai penguasa terbesar Safawi. Abbas I mereformasi tentara, memperluas wilayah, dan mengubah Isfahan menjadi ibu kota yang megah. Ia meninggal pada tahun 1629, dan tahtanya diwariskan kepada cucunya, Safi.

  6. Safi (1629–1642): Cucu Abbas I, ia dikenal sebagai penguasa yang lemah dan tidak seefektif kakeknya. Safi meninggal secara alami pada tahun 1642.

  7. Abbas II (1642–1666): Putra Safi, ia memerintah dengan lebih kuat dibanding ayahnya. Abbas II berhasil menstabilkan kerajaan dan mengembalikan kejayaan Safawi sebelum wafat pada tahun 1666.

  8. Suleiman I (1666–1694): Putra Abbas II, Suleiman dikenal sebagai penguasa yang boros dan kurang peduli terhadap pemerintahan. Ia turun tahta ketika meninggal dunia pada tahun 1694.

  9. Sultan Husayn (1694–1722): Putra Suleiman I, Sultan Husayn dikenal sebagai penguasa yang tidak kompeten dan religius yang berlebihan. Kekaisaran Safawi runtuh di bawah kekuasaannya akibat invasi Afghanistan pada tahun 1722, dan dia dipaksa turun tahta.

  10. Tahmasp II (1729–1732): Putra Sultan Husayn, ia berusaha mengembalikan kejayaan Safawi dengan bantuan Nader Shah. Namun, ia kemudian digulingkan oleh Nader Shah pada tahun 1732.

  11. Abbas III (1732–1736): Putra Tahmasp II, Abbas III hanyalah penguasa boneka di bawah kendali Nader Shah. Kekuasaan Safawi resmi berakhir ketika Nader Shah mendirikan dinasti Afshariyah pada tahun 1736.

  12. Suleiman II (1749–1750): Cucu Suleiman I, Suleiman II diangkat sebagai raja boneka oleh faksi politik tertentu, tetapi ia memerintah hanya sebentar sebelum dibunuh.

  13. Ismail III (1750–1751, 1751–1773): Cucu Sultan Husayn, Ismail III juga adalah raja boneka yang digunakan oleh berbagai kekuatan politik. Kekuasaannya berakhir secara definitif pada tahun 1773.

D. Masa Kejayaan Safawiyah

Zaman keemasan Dinasti Safawiyah terjadi pada masa pemerintahan Syah Abbas I. Selama masa ini, Safawiyah mengalami kemajuan pesat di berbagai bidang:

  • Kebudayaan dan Seni: Kota Isfahan berkembang menjadi pusat kebudayaan dan arsitektur dunia Islam. Syah Abbas membangun banyak masjid, jembatan, istana, dan taman yang menampilkan seni dan arsitektur Persia. Salah satu contoh terbaik adalah Masjid Shah di Isfahan, yang terkenal dengan kubahnya yang indah dan detail mosaiknya.

  • Ekonomi: Syah Abbas I juga membuka jalur perdagangan baru dan membangun hubungan diplomatik dengan negara-negara Eropa. Ekspor sutra Persia mencapai puncaknya pada masa ini, menjadikan Safawiyah salah satu pusat perdagangan penting di Timur Tengah.

  • Militer: Reformasi militer dilakukan dengan mengadopsi teknologi senjata api dan menggunakan tentara bayaran dari Eropa untuk memperkuat pasukan Safawiyah. Ini membantu mempertahankan wilayah dan memerangi musuh, terutama Usmani.

E. Faktor Kemunduran Dinasti Safawiyah

Kemunduran Dinasti Safawiyah disebabkan oleh beberapa faktor internal dan eksternal, di antaranya:

  1. Pemerintahan yang Lemah: Setelah kematian Syah Abbas I, dinasti ini dipimpin oleh penguasa yang kurang kompeten. Banyak dari mereka menjadi boneka di tangan para pejabat istana dan elit militer, yang menyebabkan ketidakstabilan politik.

  2. Korupsi dan Intrik Istana: Korupsi merajalela di kalangan pejabat dan bangsawan. Intrik politik di istana Safawiyah juga melemahkan kekuasaan sentral, membuat pemerintahan kurang efisien dan rentan terhadap pemberontakan.

  3. Serangan Luar: Serangan dari luar, terutama dari suku Afghan di bawah Mahmud Hotak, yang berhasil merebut Isfahan pada tahun 1722, mengakhiri kekuasaan Safawiyah. Selain itu, konflik yang berkelanjutan dengan Kekaisaran Usmani dan Rusia juga menguras sumber daya dan kekuatan militer dinasti ini.

  4. Kelemahan Ekonomi: Penurunan dalam perdagangan internasional dan perang yang berkelanjutan menyebabkan kejatuhan ekonomi Safawiyah. Ini memperlemah kemampuan mereka untuk mempertahankan wilayah dan mempertahankan kekuatan militer yang memadai.

H. Peninggalan Dinasti Safawiyah

  • Naqsh-e Jehaan Square (Maidan Imam)

Dibangun antara 1598- sampai 1629, Maidan Iman merupakan salah satu lapangan terbesar di dunia yang terletak di pusat Kota Isfahan, Iran. Area ini juga dikelilingi oleh bangunan Dinasti Safawi lainnya seperti Masjid Shah di sisi selatan, Masjid Syekh Lutfallah di sisi timur, Istana Ali Qafu di barat.

Lapangan Naqsh-e Jehaan

Bangunan yang sekarang sudah ditetapkan UNESCO sebagai situs sejarah penting dalam daftar warisan dunia ini memiliki pintu masuk utama yang terkenal dengan sebutan Bazar Isfahan di bagian utara. Bazar Isfahan adalah pasar yang menjual macam-macam cendera mata khas Isfahan, seperti mutiara istana, seni kaligrafi, dan lukisan.

  • Jembatan Khaju

Jembatan ini dibangun oleh Shah Abbas II yang memiliki fungsi ganda sebagai bendungan untuk mengurai taman di sepanjang Sungai Zayandeh. Jembatan yang melintang di atas sungai Zayandeh ini dibangun pada abad ke-17 M dan memiliki lorong beratap yang dihiasai dengan keramik warna-warni.
Jembatan Khaju memiliki luas 23 meter persegi dengan panjang 105 meter dan lebar 14 meter. Pada prasasti yang terdapat di jembatan tersebut terlihat bahwa jembatan itu pernah diperbaiki pada 1873.
Jemabatan Khaju

  • Gedung Chahar Bagh

Gedung yang dibangun Dinasti Safawiyah pada masa Shah Husein 1706 ini diperuntukkan untuk sarana pendidikan. Letaknya di jalan Chahar-Bagh, salah satu jalan utama di Kota Isfahan. Jika dilihat dari luar bangunan ini hanya tampak pintu gerbang yang terbuat dari besi dengan tinggi menjulang dan besar. Sementara, dinding kuba dan sebagian besar dinding terbuat dari batu bata dan lapisan keramik bermotif bunga dengan dominasi warna biru dan kuning terang.

Sekolah Chahar Bagh

Shah Husein memerintahkan pembangunan sekolah ini sebagai pusat pendidikan agama dan ilmu pengetahuan di Isfahan. Sehingga, bangunan ini dikenal sebagai kawah candradimuka bagi orang-orang yang belajar ilmu agama pada zaman tersebut.

G. Lini Masa Dinasti Safawiyah

Dinasti Safawiyah memerintah Iran dari tahun 1501 hingga 1736, mendirikan sebuah imperium Islam Syiah yang memiliki pengaruh signifikan di wilayah tersebut. Berikut adalah garis waktu peristiwa-peristiwa penting dalam dinasti tersebut:

1501-1524: Kebangkitan Safawiyah

  • 1501: Ismail I, keturunan dari tarekat Sufi Safawiyah, mendirikan Imperium Safawiyah di Iran.
  • 1502: Ismail I mengubah populasi Iran menjadi mayoritas Syiah, menjadikan Iran negara dengan mayoritas Syiah.
  • 1514: Safawiyah mengalahkan Kekaisaran Usmani dalam Pertempuran Chaldiran, memperkuat kendali mereka atas Iran.
  • 1524: Ismail I meninggal, dan putranya, Tahmasp I, menggantikannya.

1524-1629: Masa Kejayaan Safawiyah

  • 1540-an: Safawiyah menaklukkan sebagian wilayah Irak, Afghanistan, dan Asia Tengah.
  • 1555: Safawiyah menandatangani Perjanjian Amasya dengan Usmani, menetapkan perdamaian sementara antara kedua imperium.
  • 1578: Safawiyah mengalahkan Uzbek dalam Pertempuran Merv, mengamankan kendali mereka atas Asia Tengah.
  • 1588: Shah Abbas I, dianggap sebagai penguasa Safawiyah yang terbesar, naik takhta.
  • 1598: Shah Abbas I memindahkan ibu kota ke Isfahan, yang menjadi pusat budaya dan ekonomi utama.
  • 1602-1618: Shah Abbas I mengalahkan Usmani dalam beberapa pertempuran, merebut kembali wilayah yang hilang.
  • 1629: Shah Abbas I meninggal, dan putranya, Shah Safi, menggantikannya.

1629-1736: Kemunduran dan Kejatuhan

  • 1638: Safawiyah kehilangan kota Baghdad kepada Usmani.
  • 1722: Orang-orang Afghanistan menyerang Iran dan merebut Isfahan, menyebabkan runtuhnya pemerintahan Safawiyah.
  • 1736: Nader Shah, seorang mantan jenderal Safawiyah, mendirikan dinasti Afsharid dan mengakhiri pemerintahan Safawiyah.

Dinasti Safawiyah memainkan peran penting dalam sejarah Iran dan wilayah tersebut. Patronase mereka terhadap seni, sastra, dan arsitektur berkontribusi pada perkembangan budaya Persia. Namun, perpecahan internal, masalah ekonomi, dan tekanan eksternal akhirnya menyebabkan kejatuhan mereka.

*************

Tes pemahaman materi di atas: Soal Bab Daulah Safawiyah

Artikel keren lainnya:

Belum ada tanggapan untuk "Sejarah Dinasti Safawiyah: Pendirian, Kejayaan, Kemunduran, dan Kehancuran"

Post a Comment