Home · Tajwid · Sharaf · Nahwu · Balaghah · Do'a · Daftar Isi

Daftar Surat dalam Al-Quran Beserta Arti dan Jumlah Ayat

Al-Quran merupakan kitab suci bagi ummat Islam. Al-Quran terdiri dari beberapa bagian yakni 30 juz  dan juga terbagi ke dalam 114 surat. Al-Quran diawali dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan An-Nas. Berikut adalah urutan dan daftar surat-surat yang terdapat di Al-Quran.

Mushaf Al-Quran

1. Al-Fatihah (Pembuka), surat ke-1, terdiri dari 7 ayat;

2. Al-Baqarah (Sapi Betina), surat ke-2, terdiri dari 286 ayat;

3. Ali Imran (Keluarga Imran), surat ke-3, terdiri dari 200 ayat;

4. An-Nisa (Wanita), surat ke-4, terdiri dari 176 ayat;

5. Al-Ma'idah (Jamuan), surat ke-5, terdiri dari 120 ayat;

6. Al-An'am (Hewan Ternak), surat ke-6, terdiri dari 165 ayat;

7. Al-A'raf (Tempat yang Tertinggi), surat ke-7, terdiri dari 206 ayat;

8. Al-Anfal (Harta Rampasan Perang), surat ke-8, terdiri dari 75 ayat;

9. At-Taubah (Pengampunan), surat ke-9, terdiri dari 129 ayat;

10. Yunus (Nabi Yunus), surat ke-10, terdiri dari 109 ayat;

11. Hud (Nabi Hud), surat ke-11, terdiri dari 123 ayat;

12. Yusuf (Nabi Yusuf), surat ke-12, terdiri dari 111 ayat;

13. Ar-Ra'd (Guruh), surat ke-13, terdiri dari 43 ayat;

14. Ibrahim (Nabi Ibrahim), surat ke-14, terdiri dari 52.

15. Al-Hijr (Gunung Al-Hijr), surat ke-15, terdiri dari 99 ayat;

16. An-Nahl (Lebah), surat ke-16, terdiri dari 128 ayat;

17. Al-Isra' (Perjalanan Malam), surat ke-17, terdiri dari 111 ayat;

18. Al-Kahfi (Penghuni-Penghuni Gua), surat ke-18, terdiri dari 110 ayat;

19. Maryam (Maryam), surat ke-19, terdiri dari 98 ayat;

20. Ta Ha (Ta Ha), surat ke-20, terdiri dari 135 ayat;

21. Al-Anbiya (Nabi-Nabi), surat ke-21, terdiri dari 112 ayat;

22. Al-Hajj (Haji), surat ke-22, terdiri dari 78 ayat;

23. Al-Mu'minun (Orang-Orang mukmin), surat ke-23, terdiri dari 118 ayat;

24. An-Nur (Cahaya), surat ke-24, terdiri dari 64 ayat;

25. Al-Furqan (Pembeda), surat ke-25, terdiri dari 77 ayat;

26. Asy-Syu'ara' (Penyair), surat ke-26, terdiri dari 227 ayat;

27. An-Naml (Semut), surat ke-27, terdiri dari 93 ayat;

28. Al-Qasas (Kisah-Kisah), surat ke-28, terdiri dari 88 ayat;

29. Al-'Ankabut (Laba-laba), surat ke-29, terdiri dari 69 ayat;

30. Ar-Rum (Bangsa Romawi), surat ke-30, terdiri dari 60 ayat;

31. Luqman (Keluarga Luqman), surat ke-31, terdiri dari 34 ayat;

32. As-Sajdah (Sajadah), surat ke-32, terdiri dari 30 ayat;

33. Al-Ahzab (Golongan-Golongan yang Bersekutu), surat ke-33, terdiri dari 73 ayat;

34. Saba' (Kaum Saba'), surat ke-34, terdiri dari 54 ayat;

35. Fathir (Pencipta), surat ke-35, terdiri dari 45 ayat;

36. Ya Sin (Yaasiin), surat ke-36, terdiri dari 83 ayat;

37. As-Saffat (Barisan-Barisan), surat ke-37, terdiri dari 82 ayat;

38. Shad (Shaad), surat ke-38, terdiri dari 88 ayat;

39. Az-Zumar (Rombongan-Rombongan), surat ke-39, terdiri dari 75 ayat;

40. Al-Ghafir (Yang Mengampuni), surat ke-40, terdiri dari 85 ayat;

41. Al-Fussilat (Yang Dijelaskan), surat ke-41, terdiri dari 54 ayat;

42. Asy-Syura (Musyawarah), surat ke-42, terdiri dari 53 ayat;

43. Az-Zukhruf (Perhiasan), surat ke-43, terdiri dari 89 ayat;

44. Ad-Dukhan (Kabut), surat ke-44, terdiri dari 59 ayat;

45. Al-Jatsiyah (Yang Bertekuk Lutut), surat ke-45, terdiri dari 37 ayat;

46. Al-Ahqaf (Bukit-bukit Pasir), surat ke-46, terdiri dari 35 ayat;

47. Muhammad (Nabi Muhammad),  surat ke-47, terdiri dari 38 ayat;

48. Al-Fath (Kemenangan),  surat ke-48, terdiri dari 29 ayat;

49. Al-Hujurat (Kamar-kamar),  surat ke-49, terdiri dari 18 ayat;

50. Qaf (Qaaf), surat ke-50, terdiri dari 45 ayat;

51. Az-Zariyat (Angin yang Menerbangkan), surat ke-51, terdiri dari 60 ayat;

52. Ath-Thur (Bukit), surat ke-52, terdiri dari 49 ayat;

53. An-Najm (Bintang), surat ke-53, terdiri dari 62 ayat;

54. Al-Qamar (Bulan), surat ke-54, terdiri dari 55 ayat;

55. Ar-Rahman (Yang Maha Pemurah), surat ke-55, terdiri dari 78 ayat;

56. Al-Waqi'ah (Hari Kiamat), surat ke-56, terdiri dari 96 ayat;

57. Al-Hadid (Besi), surat ke-57, terdiri dari 29.

58. Al-Mujadilah (Wanita yang Mengajukan Gugatan), surat ke-58, terdiri dari 22 ayat;

59. Al-Hasyr (Pengusiran), surat ke-59, terdiri dari 24 ayat;

60. Al-Mumtahanah (Wanita yang Diuji), surat ke-60, terdiri dari 13 ayat;

61. Ash-Shaff (Satu Barisan), surat ke-61, terdiri dari 14 ayat;

62. Al-Jumu'ah (Hari Jumat), surat ke-62, terdiri dari 11 ayat;

63. Al-Munafiqun (Orang-orang yang Munafik), surat ke-63, terdiri dari 11 ayat;

64. At-Taghabun (Hari Dinampakkan Kesalahan-kesalahan), surat ke-64, terdiri dari 18 ayat;

65. Ath-Thalaq (Talak), surat ke-65, terdiri dari 12 ayat;

66. At-Tahrim (Mengharamkan), surat ke-66, terdiri dari 12 ayat;

67. Al-Mulk (Kerajaan), surat ke-67, terdiri dari 30 ayat;

68. Al-Qalam (Pena), surat ke-68, terdiri dari 52 ayat;

69. Al-Haqqah (Hari Kiamat), surat ke-69, terdiri dari 52 ayat;

70. Al-Ma'arij (Tempat Naik), surat ke-70, terdiri dari 44 ayat;

71. Nuh (Nabi Nuh), surat ke-71, terdiri dari 28 ayat;

72. Al-Jinn (Jin), surat ke-72, terdiri dari 28 ayat;

73. Al-Muzzammil (Orang yang Berselimut), surat ke-73, terdiri dari 20 ayat;

74. Al-Muddassir (Orang yang Berkemul), surat ke-74, terdiri dari 56 ayat;

75. Al-Qiyamah (Kiamat), surat ke-75, terdiri dari 40 ayat;

76. Al-Insan (Manusia), surat ke-76, terdiri dari 31 ayat;

77. Al-Mursalat (Malaikat-Malaikat yang Diutus), surat ke-77, terdiri dari 50.

78. An-Naba' (Berita Besar), surat ke-78, terdiri dari 40 ayat;

79. An-Nazi'at (Malaikat-Malaikat yang Mencabut), surat ke-79, terdiri dari 46 ayat;

80. 'Abasa (Ia Bermuka Masam), surat ke-80, terdiri dari 42 ayat;

81. At-Takwir (Menggulung), surat ke-81, terdiri dari 29 ayat;

82. Al-Infitar (Terbelah), surat ke-82, terdiri dari 19 ayat;

83. Al-Muthaffifin (Orang-Orang yang Curang), surat ke-83, terdiri dari 36 ayat;

84. Al-Insyiqaq (Terbelah), surat ke-84, terdiri dari 25 ayat;

85. Al-Buruj (Gugusan Bintang), surat ke-85, terdiri dari 22 ayat;

86. Ath-Thariq (Yang Datang di Malam Hari), surat ke-86, terdiri dari 17 ayat;

87. Al-A'la (Yang Paling Tinggi), surat ke-87, terdiri dari 19 ayat;

88. Al-Gasyiyah (Hari Pembalasan), surat ke-88, terdiri dari 26 ayat;

89. Al-Fajr (Fajar), surat ke-89, terdiri dari 30 ayat;

90. Al-Balad (Negeri), surat ke-90, terdiri dari 20 ayat;

91. Asy-Syams (Matahari), surat ke-91, terdiri dari 15 ayat;

92. Al-Lail (Malam), surat ke-92, terdiri dari 21 ayat;

93. Adh-Dhuha (Waktu Matahari Sepenggalahan Naik (Duha)), surat ke-93, terdiri dari 11 ayat;

94. Asy-Syarh (Melapangkan), surat ke-94, terdiri dari 8 ayat;

95. At-Tin (Buah Tin), surat ke-95, terdiri dari 8 ayat;

96. Al-'Alaq (Segumpal Darah), surat ke-96, terdiri dari 19 ayat;

97. Al-Qadr (Kemuliaan), surat ke-97, terdiri dari 5 ayat;

98. Al-Bayyinah (Pembuktian), surat ke-98, terdiri dari 8 ayat;

99. Az-Zalzalah (Kegoncangan), surat ke-99, terdiri dari 8 ayat;

100. Al-'Adiyat (Berlari Kencang), surat ke-100, terdiri dari 11 ayat;

101. Al-Qari'ah (Hari Kiamat), surat ke-101, terdiri dari 11 ayat;

102. At-Takasur (Bermegah-megahan), surat ke-102, terdiri dari 8 ayat;

103. Al-'Asr (Masa), surat ke-103, terdiri dari 3 ayat;

104. Al-Humazah (Pengumpat), surat ke-104, terdiri dari 9 ayat;

105. Al-Fil (Gajah), surat ke-105, terdiri dari 5 ayat;

106. Quraisy (Suku Quraisy), surat ke-106, terdiri dari 4 ayat;

107. Al-Ma'un (Barang-Barang yang Berguna), surat ke-107, terdiri dari 7 ayat;

108. Al-Kausar (Nikmat yang Berlimpah), surat ke-108, terdiri dari 3 ayat;

109. Al-Kafirun (Orang-Orang Kafir), surat ke-109, terdiri dari 6 ayat;

110. An-Nasr (Pertolongan), surat ke-110, terdiri dari 3 ayat;

111. Al-Lahab (Gejolak Api), surat ke-111, terdiri dari 5 ayat;

112. Al-Ikhlas (Ikhlas), surat ke-112, terdiri dari 4 ayat;

113. Al-Falaq (Waktu Subuh), surat ke-113, terdiri dari 5 ayat;

114. An-Nas (Umat Manusia), surat ke-114, terdiri dari 6 ayat .

Artikel keren lainnya:

Ayat-ayat Muhkam dan Mutasyabih | Pengertian dan Manfaatnya

A. Pengertian Muhkam dan Mutasyabih

Menurut etimologi muhkam artinya suatu ungkapan yang maksud makna lahirnya tidak mungkin diganti atau diubah, adapun mutasyabih adalah ungkapan yang dimaksud makna lahirnya samar. Pada intinya Muhkam adalah ayat-ayat yang maknanya sudah jelas, tidak samar lagi.masuk ke dalam kategori muhkam adalah nash (kata yang menunjukan sesuatu yang dimaksud dengan terang dan tegas, dan dan memang untuk makna itu ia disebutkan) dan zharih (makna lahir). Adapum mutasyabih adalah ayat yang maknanya belum jelas. Masuk kedalam kategori mutasyabih ini adalah mujmal (global), mu’awal (harus ditakwil) musykil dan mubham (ambigus).

Muhkam dan Mutasyabih

B. Pandangan Para Ulama Terhadap Ayat-ayat Muhkam dan Mutasyabih

Para ulama juga berlainan paham mengenai kemuhkaman Al-Qur’an dan kemutasyabihatannya. Sebab dalam Al-Quran ada ayat-ayat yang menerangkan bahwa semua Al-Quran itu muhkam, seperti surah Hud ayat 1, dan ada pula ayat-ayat yang menjelaskan bahwa semuanya mutasyabih, seperti ayat 23 surah Az-Zumar. Sebagaimana ada juga ayat-ayat yang menjelaskan ada sebagian Al-Quran yang muhkam dan sebagian lain mutasyabih, seperti ayat 7 surah Ali Imran.

Ada tiga pendapat para ulama mengenai masalah tersebut, sebagi berikut:

a. Pendapat pertama berpendirian, bahwa semua Al-Qur’an itu muhkam, berdasarkan ayat 1 surah Hud:

كِتبٌ أُحْكِمَتْ آيتُهُ

“Suatu Kitab yang ayat-ayatnyatersusunrapih.”

b. Pendapat kedua mengatakan, bahwa Al-Qur’an itu seluruhnya mutasyabihat, dalam arti yang saling bersesuaian yang sebagian dengan bagian yang lain. Hal ini berdasarkan ayat 23 surah Az-Zumar:

اَللهُ نَزَّلَ اَحْسَنَ الْحَدِيْثِ كِتَابًامُتَشَابِهًامَثَانِيَ تَقْشَعِرًّ مِنْهُ جُلُوْدُ الَّذِيْنَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ

“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al-Qur’an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang ulang. Gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya.”

c. Pendapat ketiga mengatakan, bahwa Al-Qur’an itu terdiri dari dua bagian, yakni muhkam dan mutasyabih. Pendapat ini berdasarkan ayat 7 surah Ali Imran.

هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ مِنْهُ آَيَاتٌ مُحْكَمَاتٌ هُنَّ أُمُّ الْكِتَابِ وَأُخَرُ مُتَشَابِهَاتٌ فَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُونَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَاءَ الْفِتْنَةِ وَابْتِغَاءَ تَأْوِيلِهِ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيلَهُ إِلَّا اللَّهُ وَالرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ يَقُولُونَ آَمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ رَبِّنَا وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ

“Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.”

Jika dilihat sepintas, seolah-olah hanya pendapat ketiga yang benar dan sesuai dengan kenyataan yang ada dalam Al-Qur’an. Tetapi jika diamati secara seksama, sebenarnya semua pendapat itu benar dan sesuai dengan kenyataan yang ada dalam Al-Qur’an itu. Sebab ketiga itu ada dalilnya dalam Al-Qur’an, dan semuanya juga benar cara istidhal masing-masing. Yang berbeda hanya orientasi pendapat masing-masing.

C. Sikap Para Ulama Terhadap Ayat-ayat Muhkam dan Mutasyabih

Sikap para ulama terhadap ayat-ayat mutasyabih terbagi dalam dua   kelompok, yaitu:

1. Madzhab Salaf, yaitu para ulama yang mempercayai dan mengimani ayat-ayat mutasyabih dan menyerahkan sepenuhnya kepada Allah sendiri (tafwidh ilallah). Mereka menyucikan Allah dari pengertian-pengertian lahir yang mustahil bagi Allah dan mengimaninya sebagaimana yang diterangkan Al-Qur’an. Di antara ulama yang masuk ke dalam kelompok ini adalah Imam Malik yang berasal dari ulama mutaqaddimin.

2. Madzhab Khalaf, yaitu para ulama yang berpendapat perlunya menakwilkan ayat-ayat mutasyabih yang menyangkut sifat Allah sehingga melahirkan arti yang sesuai dengan keluhuran Allah. Mereka umumnya berasal dari kalangan ulama muta’akhirin.

D. Manfaat Ayat-Ayat Muhkamat dan Ayat-Ayat Mutasyabih

Dalam pembahasan ini perlu dijelaskan faedah atau hikmah ayat-ayat muhkam lebih dahulu sebelum menerangkan faedah ayat-ayat mutasyabihat.

1. Hikmah Ayat-Ayat Muhkamat

Adanya ayat-ayat Muhkamat dalam Al-Quran, jelas akan memberikan hikmah bagi manusia, hikmah tersebut diantaranya ialah:

a) Menjadi rahmat bagi manusia, khususnya orang kemampuan bahasa Arabnya lemah. Dengan adanya ayat-ayat muhkam yang sudah jelas arti maksudnya, sangat besar arti dan faedahnya bagi mereka.

b) Memudahkan bagi manusia mengetahui arti dan maksudnya. Juga memudahkan bagi mereka dalam menghayati makna maksudnya agar mudah mengamalkan pelaksanaan ajaran-ajarannya.
c) Mendorong umat untuk giat memahami, menghayati, dan mengamalkan isi kandungan Al-Quran, karena lafal ayat-ayatnya telah mudah diketahui, gampang dipahami, dan jelas pula untuk diamalkan.

d) Menghilangkan kesulitan dan kebingungan umat dalam mempelajari isi ajarannya, karena lafal ayat-ayat dengan sendirinya sudah dapat menjelaskan arti maksudnya, tidak harus menuggu penafsiran atau penjelasan dari lafal ayat atau surah yang lain.[9]
2. Hikmah Ayat-Ayat Mutasyabihat

Di antara hikmah keberadaan ayat-ayat mutasyabihat di dalam Al-Quran dan ketidakmampuan akal untuk mengetahuinya adalah sebagai berikut:
a) Memperlihatkan kelemahan akal manusia. Akal sedang dicoba untuk meyakini keberadaan ayat-ayat mutasyabih sebagaimana Allah memberi cobaan pada badan untuk beribadah. Seandainya akal yang merupakan anggota badan paling mulia itu tidak diuji, tentunya seseorang yang berpengetahuan tinggi akan menyombongkan keilmuannya sehingga enggan tunduk kepada naluri kehambaannya. Ayat-ayat mutasyabih merupakan sarana bagi penundukan akal terhadap Allah karena kesadaraannya akan ketidakmampuan akalnya untuk mengungkap ayat-ayat mutasyabih itu.
b) Teguran bagi orang-orang yang mengutak-atik ayat-ayat mutasybih. Sebagaimana Allah menyebutkan wa ma yadzdzakkaru ila ulu al-albab sebagai cercaan terhadap orang-orang yang mengutak-atik ayat-ayat mutasyabih. Sebaliknya Allah memberikan pujian bagi orang-orang yang mendalami ilmunya, yakni orang-orang yang tidak mengikuti hawa nafsunya untuk mengotak-atik ayat-ayat mutasyabih sehingga mereka berkata rabbana la tuzighqulubana. Mereka menyadari keterbatasan akalnya dan mengharapkan ilmu ladunni.

c) Membuktikan kelemahan dan kebodohan manusia. Sebesar apapun usaha dan persiapan manusia, masih ada kekurangan dan kelemahannya. Hal tersebut menunjukkan betapa besar kekuasaan Allah SWT, dan kekuasaan ilmu-Nya yang Maha Mengetahui segala sesuatu.

d) Memperlihatkan kemukjizatan Al-Quran, ketinggian mutu sastra dan balaghahnya, agar manusia menyadari sepenuhnya bahwa kitab itu bukanlah buatan manusia biasa, melainkan wahyu ciptaan Allah SWT.

e) Mendorong kegiatan mempelajari disiplin ilmu pengetahuan yang bermacam-macam.

Artikel keren lainnya:

Daftar Surat di Juz 28 (Qad Sami'allahu)

Juz 28 atau juz qad sami’allahu terdiri dari 9 surat dan dimulai dengan surat Al-Mujadalah dan diakhiri dengan surat At-Tahrim. Surah dengan ayat terbanyak dalam juz ini adalah surat Al-Hasyr dengan 24 ayat, diikuti surah Al-Mujadilah 22 ayat, kemudian surat At-Taghabun dengan jumlah 18 ayat, surah Ash-Shaff dengan 14 ayat dan disusul Surah Al-Mumtahanah dengan keseluruhan 13 ayat. Surah terpendek yang terdapat dalam bagian juz ini, yakni Surah Al-Jumu’ah dan Al-Munafiqun dengan masing-masing jumlah 11 ayat.

Juz 28

Berikut daftar surat di juz 28 dilengkapi dengan arti, nomor urut dan jumlah ayat:

1. Surat Al-Mujadalah

Al-Mujadalah artinya penggugatan, surat ke 58, tergolong madaniyyah, dan terdiri dari 22 ayat.

2. Surat Al-Hasyr

Al-Hasyr artinya pengusiran, surat ke 59, tergolong madaniyyah, dan terdiri dari 24 ayat.

3. Surat Al-Mumtahanah

Al-Mumtahanah artinya perempuan yang diuji, surat ke 60, tergolong madaniyyah, dan terdiri dari 13 ayat.

4. Surat Ash-Shaff

Ash-Shaff artinya barisan, surat ke 61, tergolong madaniyyah, dan terdiri dari 4 ayat.

5. Surat Al-Jumu’ah

Al-Jumu’ah artinya hari jum’at, surat ke 62, tergolong madaniyyah, dan  terdiri dari 11 ayat.

6. Surat Al-Munafiqun

Al-Munafiqun artinya orang-orang munafiq, surat ke 63, tergolong madaniyyah, dan terdiri dari 11 ayat.

7. Surat At-Taghabun

At-Taghabun artinya hari ditampakkan kesalahan, surat ke 64, tergolong madaniyyah, dan terdiri dari 18 ayat.

8. Surat Ath-Thalaq

Ath-Thalaq artinya perceraian, surat ke 65, tergolong madaniyyah, dan terdiri dari 12 ayat.

9. Surat At-Tahrim

At-Tahrim artinya pengharaman, surat ke 66, tergolong madaniyyah, dan terdiri dari 12 ayat.

Yang dimaksud madaniyyah adalah ayat atau surat yang diwahyukan setelah Nabi Muhammad hijrah ke Madinah.

Artikel keren lainnya:

40 Contoh Mad Wajib Muttashil

Mad wajib muttashil adalah huruf mad bertemu hamzah pada satu kata. Panjang dari mad wajib muttashil adalah 4-5 harakat.

Mad Wajib Muttashil

Contoh mad wajib muttashil:

اَلْمَلَائِكَةُ - سُوْءُ - شَآءَ - يُرَاءُوْنَ - وَجِيْءَ 

Contoh Mad Wajib Muttashil di Al-Quran dilengkapi keterangan surat dan ayat:

1. Al-Baqarah: 6

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ

2. Al-Baqarah: 13

أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ السُّفَهَاءُ

3. Al-Baqarah: 17

أَضَاءَتْ مَا حَوْلَهُ

4. Al-Baqarah: 23

وَادْعُوا شُهَدَاءَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ

5. Al-Baqarah: 31

أَنْبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَؤُلَاءِ

6. Al-Baqarah: 142

يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

7. Al-Baqarah: 146

كَمَا يَعْرِفُونَ أَبْنَاءَهُمْ

8. Al-An’am: 5

فَسَوْفَ يَأْتِيهِمْ أَنْبَاءُ

9. Al-An’am: 6

وَأَرْسَلْنَا السَّمَاءَ عَلَيْهِمْ مِدْرَارًا

10. Al-An’am: 22

أَيْنَ شُرَكَاؤُكُمُ

11. Al-An’am: 31

 قَدْ خَسِرَ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِلِقَاءِ اللَّهِ

12. Al-An’am: 42

 فَأَخَذْنَاهُمْ بِالْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ

13. An-Nahl: 9

وَمِنْهَا جَائِرٌ

14. An-Nahl: 25

أَلَا سَاءَ مَا يَزِرُونَ

15. An-Nahl: 27

إِنَّ الْخِزْيَ الْيَوْمَ وَالسُّوءَ عَلَى الْكَافِرِينَ

16. An-Nahl: 35

وَلَا آَبَاؤُنَا وَلَا حَرَّمْنَا مِنْ دُونِهِ

17. An-Nahl: 86

قَالُوا رَبَّنَا هَؤُلَاءِ شُرَكَاؤُنَا

18. An-Naml: 11

ثُمَّ بَدَّلَ حُسْنًا بَعْدَ سُوءٍ

19. An-Naml: 36

فَلَمَّا جَاءَ سُلَيْمَانَ

20. An-Naml: 47

قَالَ طَائِرُكُمْ عِنْدَ اللَّهِ

21. An-Naml: 62

وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاءَ الْأَرْضِ

 

22. Al-Ankabut: 4

أَنْ يَسْبِقُونَا سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ

23. Al-Ankabut: 5

مَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ اللَّهِ

24. Al-Ankabut: 21

وَيَرْحَمُ مَنْ يَشَاءُ

25. Al-Jatsiyah: 5

وَمَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ

27. Al-Jatsiyah: 10

مِنْ وَرَائِهِمْ جَهَنَّمُ

28. Al-Jatsiyah: 19

وَإِنَّ الظَّالِمِينَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ

29. Al-Jumuah: 11

وَتَرَكُوكَ قَائِمًا

30. Al-Qalam: 41

أَمْ لَهُمْ شُرَكَاءُ فَلْيَأْتُوا بِشُرَكَائِهِمْ

31. Al-Lail: 20

إِلَّا ابْتِغَاءَ وَجْهِ رَبِّهِ الْأَعْلَى

32. Adh-Dhuha: 8

وَوَجَدَكَ عَائِلًا فَأَغْنَى

33. Adh-Dhuha: 10

وَأَمَّا السَّائِلَ فَلَا تَنْهَرْ

34. Al-Qadr: 4

تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا

35. Al-Bayyinah: 5

حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ

36. Al-Bayyinah: 7

أُولَئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ

37. Al-Bayyinah: 8

جَزَاؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ

38. Al-Maun: 6

الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ

39. Quraisy: 2

إِيلَافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ وَالصَّيْفِ

40. An-Nashr: 1

إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ

*Penulisan ayat yang lebih tepatnya silakan lihat di mushaf Al-Qur’an.

Sumber:

Al-Quran Al-Karim

Muqaddimah Al-Jazariyyah

Tuhfah Al-Athfal 

Artikel keren lainnya: