Hukum melaksanakan shalat jenazah adalah fardu kifayah. Artinya kewajiban atas shalat jenazah di suatu daerah akan gugur jika ada yang mewakili untuk melaksanakannya. Yang perlu diingat bahwa shalat jenazah dilaksanakan dengan empat takbir serta tidak ada ruku', i'tidal, sujud, dan tasyahud.
Shalat Jenazah |
Berikut adalah lafal-lafal niat untuk shalat jenazah baik untuk laki-laki, perempuan, jenazah goib, dan jenazah masal:
1. Niat shalat jenazah
laki-laki:
اُصَلِّى عَلَى هَذِا
الْمَيِّتِ اَرْبَعَ تَكْبِرَاتٍ فَرْضَ الْكِفَايَةِ (اِمَامًا|مَأْمُوْمًا) للهِ تَعَالَى
Ushalli ‘ala haadzal mayyiti
arba’a takbiratin fardhal kifayati (imaman/ma’muman) lillahi ta’ala
“Saya niat salat atas jenazah ini
empat kali takbir fardu kifayah, sebagai (imam/makmum) karena Allah Ta’ala.”
2. Niat shalat jenazah
perempuan:
اُصَلِّى عَلَى
هَذِهِ الْمَيِّتَةِ اَرْبَعَ تَكْبِرَاتٍ فَرْضَ الْكِفَايَةِ (اِمَامًا|مَأْمُوْمًا) للهِ تَعَالَى
Ushalli ‘ala haadzihil
mayyitati arba’a takbiratin fardhal kifayatin (imaman/ma’muman) lillahi ta’ala
“Saya niat shalat atas jenazah
ini empat kali takbir fardu kifayah, sebagai (imam/makmum) karena Allah
Ta’ala.”
3. Niat shalat ghaib untuk jenazah
laki-laki:
أُصَلِّي عَلَى
مَيِّتِ (فُلَانِ) الْغَائِبِ أَرْبَعَ تَكْبِيرَاتٍ فَرْضَ الْكِفَايَةِ (اِمَامًا|مَأْمُوْمًا)
لِلّٰهِ تَعَالَى
Ushallî ‘alâ mayyiti (sebut
nama) al-ghâ-ibi arba’a takbîrâtin fardhal kifayâti imâman/ma’mûman lillâhi
ta’âlâ.
“Saya shalat atas jenazah si fulan
(sebutkan namanya) yang berada di tempat lain empat takbir dengan hukum fardhu
kifâyah sebagai (imam/makmum) karena Allah Ta’âlâ.”
4. Niat shalat ghaib untuk
jenazah perempuan:
اُصَلِّى عَلَى
الْمَيِّتَةِ (فُلَانَةٍ) اْلغَائِبِةِ اَرْبَعَ تَكْبِرَاتٍ فَرْضَ الْكِفَايَةِ (اِمَامًا|مَأْمُوْمًا)
للهِ تَعَالَى
Ushalli ‘alal mayyitati (sebut
nama) algha-ibati arba’a takbiratin fardhal kifayatin imaman/ma’muman lillahi
ta’ala.
“Saya niat shalat atas jenazah
(sebut nama) yang jauh empat kali takbir fardu kifayah sebagai (imam/makmum)
karena Allah Ta’ala.”
5. Niat shalat untuk dua
jenazah
Bila jenazahnya adalah dua laki-laki,
atau dua perempuan, atau satu laki-laki dan satu perempuan, maka lafal niatnya
sebagai berikut:
أُصَلِّي عَلَى
مَيِّتَيْنِ/مَيِّتَتَيْنِ (فُلَانٍ وَفُلَانٍ | فُلَانَةٍ وَفُلَانَةٍ | فُلَانٍ
وَفُلَانَةٍ) الْغَائِبَيْنِ/الْغَائِبَتَيْنِ أَرْبَعَ تَكْبِيرَاتٍ فَرْضَ
الْكِفَايَةِ (اِمَامًا|مَأْمُوْمًا(
لِلّٰهِ تَعَالَى
Ushallî ‘alâ
mayyitaini/mayyitataini (sebutkan nama kedua jenazahnya) al-ghaibaini/al-ghaibataini
arba’a takbîrâtin fardhal kifayâti imâman/ma’mûman lillâhi ta’âlâ.
“Saya menyalati dua jenazah (sebutkan
nama kedua jenazahnya)’ yang berada di tempat lain empat takbir dengan hukum
fardhu kifâyah sebagai (imam/makmum) karena Allah ta’âlâ.”
5. Niat shalat untuk banyak
jenazah
Bila jenazahnya lebih dari dua,
misalnya karena ada bencana alam, dll maka lafal niatnya adalah:
أُصَلِّي عَلَى
جَمِيعِ مَوْتَى قَرْيَةِ كَذَا الْغَائِبِينَ الْمُسْلِمِينَ أَرْبَعَ
تَكْبِيرَاتٍ فَرْضَ الْكِفَايَةِ إِمَامَا/مَأْمُومًا لِلّٰهِ تَعَالَى
Ushallî ‘alâ jamî’i mautâ
qaryati kadzâl ghaibînal muslimîna arba’a takbîrâtin fardhal kifayâti imâman/ma’mûman
lillâhi ta’âlâ.
“Saya menyalati seluruh umat
muslim yang jadi korban di daerah ‘...’ (sebutkan nama daerahnya) yang berada
di tempat lain empat takbir dengan hukum fardhu kifâyah sebagai (imam/makmum)
karena Allah ta’âlâ.”
Belum ada tanggapan untuk "Niat Shalat Jenazah Lengkap untuk Laki-laki, Perempuan, Goib, dan Masal"
Post a Comment