Home · Tajwid · Sharaf · Nahwu · Balaghah · Do'a · Daftar Isi

Pengertian, Pembagian, dan Contoh Hal dalam Nahwu

Pembahasan Hal dalam Ilmu Nahwu (Pengertian, Macam, dan Contoh di Al-Qur'an)
Pengertian Hal
Hal adalah isim nakirah manshub yang menjelaskan keadaan fa’il atau maf’ul ketika terjadinya suatu peristiwa. Fa’il atau maf’ul yang dijelaskan oleh hal disebut dengan shahibul hal dan shahibul hal harus berupa ma’rifah.
Contoh:
ذَهَبْتُ إِلَى الْمَدْرَسَةِ رَاكِبًا
شَرِبْتُ الْمَاءَ صَافِيًا
Kata (رَاكِبًا) merupakan hal yang menjelaskan keadaan fa’il. Adapun kata (صَافِيًا) merupakan hal yang menjelaskan keadaan maf’ul.
Pembagian Hal
Hal bisa terbagi menjadi 3 macam, yaitu mufrad, syubhul jumlah, dan jumlah.
Pembagian Hal
Berikut penjelasan dari setiap poinnya:
1. Mufrad
Beberapa ketentuan hal yang berupa mufrad:
a. Harus ada kesesuaian dengan shahibul hal.
Maksudnya ada muthabaqah antara hal dan shahibul hal dalam hal ‘adad (mufrad, mutsanna, dan jama’) serta nau’nya (mudzakkar dan muannats).
عَادَتِ الطَّائِرَةُ سَالِمَةً
عَادَتِ الطَّائِرَتَانِ سَالِمَتَانِ
عَادَتِ الطَّائِرَاتُ سَالِمَةً
لَا تَأْكُلْ مُسْرِفًا
لَا تَأْكُلَا مُسْرِفَيْنِ
لَا تَأْكُلُوْا مُسْرِفِيْنَ
b. Biasanya hal yang berupa mufrad terbentuk dari isim mustaq.
رَأَيْتُ الطَّالِبَ مَسْئُوْلًا
c. Ada juga hal yang berupa isim jamid (isim mashdar atau isim jinis).
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ
اشْتَرَيْتُ الْكِتَابَ يَدًا بِيَدٍ
d. Ada juga yang berupa mudhaf ilaih
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ
2. Syibhul jumlah
Hal yang berupa syibhul jumlah bisa terdir dari zharaf atau jar majrur.
أَقْبَلَ الْعِيْدُ بالْخَيْرَاتِ
رَأَيْتُ الطَّائِرَةَ بَيْنَ السَّحَابِ
3. Jumlah
Hal yang berupa jumlah bisa berbentuk jumlah ismiyyah atau fi’liyyah. Tentunya pada jumlah tersebut harus ada dhamir yang kembali ke shahibul halnya. Sebelum jumlah ismiyyah yang menjadi hal harus ada wau athaf.
جَاءَ الطِّفْلُ وَهُوَ يَبْكِى
جَاءَ الطِّفْلُ يَبْكِى
Ketentuan Posisi Hal
Pada dasarnya posisi hal adalah terletak setelah jumlah. Namun, ada beberapa ketentuan lain terkait posisi hal dalam jumlah.
Wajib mendahulukan hal daripada shahibul hal apabila:
1. Shahibul halnya nakirah yang tidak
أَقْبَلَ مُسْرِعًا قِطَارٌ
2. Shahibul hal ditakhshish dengan qashr
مَا حَضَرَ مُتَأَخِّرًا إِلَّا زَيْدٌ
Wajib mengakhirkan hal setelah shahibul hal apabila:
1. Hal ditakhshish dengan qashr
مَا جَاءَ النَّاجِحُ إِلَّا فَرِحًا
2. Shahibul hal berupa idhafah
أَعْجَبَنِيْ قَوْلُكَ صَادِقًا
3. hal berupa jumlah yang disertai wau
انْطَلَقَ الْقِطَارُ وَقَدْ حَلَّ اللَّيْلُ
>>> Baca juga: Uslub qashr (takhshish)
Contoh Hal Di Al-Qur’an
Berikut contoh hal dalam Al-Qur’an dilengkapi keterangan surat dan ayat:
Nuh: 14
وَقَدْ خَلَقَكُمْ أَطْوَارًا
Al-Baqarah: 60
كُلُوا وَاشْرَبُوا مِنْ رِزْقِ اللَّهِ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ
An-Nisa’: 79
وَأَرْسَلْنَاكَ لِلنَّاسِ رَسُولًا
Al-Ahqaf: 7
وَإِذَا تُتْلَى عَلَيْهِمْ آَيَاتُنَا بَيِّنَاتٍ
Ali Imran: 17
شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ
Al-‘An’am: 126
وَهَذَا صِرَاطُ رَبِّكَ مُسْتَقِيمًا قَدْ فَصَّلْنَا الْآَيَاتِ لِقَوْمٍ يَذَّكَّرُونَ
Ash-Shaff: 4
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ
• Al-Hasyr: 17
فَكَانَ عَاقِبَتَهُمَا أَنَّهُمَا فِي النَّارِ خَالِدَيْنِ فِيهَا
Al-Fajr: 28
ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً
Ibrahim: 43
مُهْطِعِينَ مُقْنِعِي رُءُوسِهِمْ لَا يَرْتَدُّ إِلَيْهِمْ طَرْفُهُمْ وَأَفْئِدَتُهُمْ هَوَاءٌ
Al-Hijr: 67
وَجَاءَ أَهْلُ الْمَدِينَةِ يَسْتَبْشِرُونَ
Al-Qashash: 79
فَخَرَجَ عَلَى قَوْمِهِ فِي زِينَتِهِ
Al-Hadid: 29
وَأَنَّ الْفَضْلَ بِيَدِ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ
• Ghafir: 28
وَقَالَ رَجُلٌ مُؤْمِنٌ مِنْ آَلِ فِرْعَوْنَ يَكْتُمُ إِيمَانَهُ
Maryam: 39
وَأَنْذِرْهُمْ يَوْمَ الْحَسْرَةِ إِذْ قُضِيَ الْأَمْرُ وَهُمْ فِي غَفْلَةٍ وَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ
Ash-Shaffat: 41-42
أُولَئِكَ لَهُمْ رِزْقٌ مَعْلُومٌ. فَوَاكِهُ وَهُمْ مُكْرَمُونَ
• Al-Baqarah: 187
وَلَا تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ
*****
Semoga tulisan di atas bermanfaat dan semakin faham tentang ilmu nahwu dan bahasa Arab.

Artikel keren lainnya:

7 Tanggapan untuk "Pengertian, Pembagian, dan Contoh Hal dalam Nahwu"

  1. artikel ini sangat membantu, terima kasih ...

    ReplyDelete
  2. Alhamdulillah jazakumullah khairan. Ali Imran ayat 18 bukan 17

    ReplyDelete
  3. alhamdulillah, jazakallah khayr atas ilmunya, tapi saya ingin bertanya sumbernya dapat darimana ya ?
    terimakasih

    ReplyDelete
  4. Saya mencari orang untuk jadi tempat saya bertanya tentang hal2 yang saya bingung /kurang paham terkait bahasa Arab.

    ReplyDelete