Home · Tajwid · Sharaf · Nahwu · Balaghah · Do'a · Daftar Isi

Cara Membaca Dua Sukun Yang Bertemu (Iltiqaus Sakinain)

Bertemunya dua huruf sukun | Cara baca dua sukun
Huruf sukun adalah huruf yang tidak berharakat dan biasanya ditandai dengan tanda bulatan atau bulan sabit di atas huruf. Begitu juga huruf yang bertasydid termasuk huruf yang disukunkan karena pada dasarnya tasydid itu adalah dua huruf yang sama dan yang pertama sukun.
Dua Sukun
كَلْلَا = كَلَّا
إِنَّ = إِنْنَ
Termasuk huruf sukun juga ketika ada tanwin. Karena pada dasarnya tanwin adalah nun sukun yang terdapat pada akhir isim. Maka bisa disimpulkan cara baca tanwin seperti berikut:
نُوْحٌ = نُوْحُنْ
مَثَلًا = مَثَلَنْ
يَوْمَئِذٍ = يَوْمَئِذِنْ
بَعْضٍ = بَعْضِنْ
لَهْوًا = لَهْوَنْ
عُزَيْرٌ = عُزَيْرُنْ
Ketika ada dua huruf sukun bertemu, maka ada yang dibuang dan ada yang diharakati. Berikut uraiannya:
• Dibuang
Maksud dibuang disini bukan berarti dihilangkan tulisannya. Tulisanya tetap ada tapi dalam bacaannya tidak ada. Kalau ada dua sukun bertemu dan huruf sukun pertama adalah huruf mad, maka madnya gugur. Contoh:
وَفِيْ + الرِّقَابِ = وَفِي الرِّقَابِ
فِيْ + الْفُلْكِ = فِي الْفُلْكِ
مَا + الْحَيَاةُ = مَا الْحَيَاةُ
وَإِذَا + السَّمَاءُ = وَإِذَا السَّمَاءُ
وَعَمِلُوْا + الصَّالِحَاتِ = وَعَمِلُوْا الصَّالِحَاتِ
Pada contoh-contoh di atas, mad yang dibaca washal kepada huruf sukun maka madnya menjadi hilang. Namun, apabila dibaca waqaf pada kata yang pertama, madnya berlaku lagi.
Apabila tanwin bertemu sukun maka tanwinnya menjadi harakat tunggal dan ditambah nun berharakat kasrah. Nun disini hanya dalam pelafalannya. Contoh:
نُوْحٌ ابْنَهُ = نُوْحُنِ ابْنَهُ
مَثَلًا الْقَوْمُ = مَثَلَنِ الْقَوْمُ
يَوْمَئِذٍ الْمَسَاقُ = يَوْمَئِذِنِ الْمَسَاقُ
بَعْضٍ الْقَوْلَ = بَعْضِنِ الْقَوْلَ
لَهْوًا انْفَضُّوْا = لَهْوَنِ انْفَضُّوْا
عُزَيْرٌ ابْنُ = عُزَيْرُنِ ابْنُ
• Berharakat
Jika huruf sukun yang pertama adalah selain mad atau huruf shahih, maka cara bacanya adalah dikasrahkan. Contoh:
قَامَتْ + الصَّلَاةُ = قَامَتِ الصَّلَاةُ
أَنْ + اقْتُلُوْا = أَنِ اقْتُلُوْا
أَوْ + ادْعُوْا = أَوِ ادْعُوْا
عَنْ + الْيَمِيْنِ = عَنِ الْيَمِيْنِ
إِنْ + اسْتَطَاعُوْا = إِنِ اسْتَطَاعُوْا
مَنْ + الَّذِيْ = مَنِ الَّذِيْ
قُلْ + اللَّهُمَّ =  قُلِ اللَّهُمَّ
Pada dasarnya jika ada dua sukun bertemu, maka sukun yang pertama menjadi kasrah, dikecualikan pada ketentuan berikut:
• pada min (مِنْ), sukunnya menjadi fathah. Contoh:
مِنْ + الْمَسْجِدِ = مِنَ الْمَسْجِدِ
مِنْ + اللهِ = مِنَ اللهِ
• mim pada dhamir atau wau layyinah, sukunnya menjadi dhammah.
Yang dimaksud mim disini adalah mim yang menunjukkan makna jamak yang terdapat pada dhamir, yakni pada:
هُمْ – كُمْ – ...ـتُمْ
Adapun yang dimaksud wau’ layyinah adalah wau sukun yang huruf sebelumnya berharakat fathah.
Contoh sukun yang menjadi dhammah:
هُمْ + الْمُفْلِحُوْنَ = هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
عَلَيْكُمْ + السَّلَامُ = عَلَيْكُمُ السَّلَامُ
أَتَوْا + الزَّكَوةَ = أَتَوُا الزَّكَوةَ
فَتَمَنَّوْا + الْمَوْتَ = فَتَمَنَّوُا الْمَوْتَ
Tambahan!
Apabila kita waqaf pada kata pertama, maka cara bacanya disukunkan kembali. Adapun apabila mewaqafkan tanwin, maka tanwinnya menjadi hilang. Sedangkan jika kita ingin ibtida’ dari kata yang kedua yang diawali dengan hamzah washal, cara membaca hamzah washalnya seperti berikut:
1. Dhammah
Yaitu pada hamzah washal yang terdapat pada fi’il dan huruf ketiga dari fi’il tersebut berharakat dhammah. Contoh:
اُدْخُلُوْا – اُخْرُخْ - اُنْصُرْ
2. Fathah
Yaitu pada hamzah washal pada isim yang diawali alif lam ta’rif. Contoh:
اَلْبَقَرَةُ – اَلنَّاسُ - اَلْعِلْمُ
3. Kasrah
• Hamzah washal yang terdapat pada fi’il dan huruf ketiga dari fi’il tersebut berharakat fathah atau kasrah. Contoh:
اِضْرِبْ – اِفْتَحْ - اِجْتَمَعَ
• Hamzah washal yang terdapat pada isim-isim musytaq. Contoh:
اِسْتِغْفَارٌ – اِجْتِمَاعٌ - اِسْتِخْرَاجٌ
• Hamzah washal yang terdapat pada isim-isim jamid. Contoh:
ابْنٌ - ابْنَةٌ  - اثْـــنَانِ - اثْـــنَـــتَانِ - امْـرَأةٌ - امْـرِئٌ - اسْــمٌ
Itulah sekilas hukum bertemunya dua huruf mati. Semoga bermanfaat!

Artikel keren lainnya:

2 Tanggapan untuk "Cara Membaca Dua Sukun Yang Bertemu (Iltiqaus Sakinain)"