Ijaz, Musawah dan Ithnab
Ada 3 gaya (uslub) yang sering
dipergunakan para ulama Balagah dalam berbicara sehingga relevan dengan situasi
dan kondisi pembicaraan dan kapasitas intelektual audien. Ketiga uslūb tersebut
adalah: al-Ijaz, al-Musawat dan al-Ithnab.
Ijaz, Musawah, Ithnab |
A. Ijaz
Ijaz adalah mengungkapkan kata-kata dengan lafaz yang
sedikit (ringkas) tetapi memiliki makna yang luas melebihi susunan kalimat.
Ijaz terbagi menjadi dua, yaitu Ijaz al-Qashr dan Ijaz
al-Hadzf.
1. Ijaz Al-Qashr
Ijaz al-Qashr adalah mengungkapkan kata-kata dengan
susunan lafaz yang sedikit dan ringkas tetapi memiliki makna yang luas dan
padat (maknanya lebih luas dari susunan kalimat).
Contoh:
اَلاَ لَهُ الْخَلْقُ وَالأَمْرُ (اعراف:
54)
“...Ketahuilah
milik Allah segala penciptaan dan urusan....” (QS. Al-A’rāf [7]: 54)
Kata (الخلق) yang artinya
penciptaan dan kata (الأمر) yang artinya
urusan mengandung makna semua atau segala hal yang berkaitan dengan penciptaan
makhluk dan urusannya seperti hidup, mati, senang, bahagia dan lain-lain itu
sudah terkandung dalam makna ayat ini.
2. Ijaz Al-Hadzf
Ijaz al-Hadzf adalah meringkas pengungkapan kata-kata
dengan tidak menyebutkan suatu lafaz atau kalimat. Jadi dalam Ijaz al-Hadzf ada
lafaz atau kalimat yang tidak disebutkan (digugurkan).
Contoh:
وَاسْأَلِ الْقَرْيَةَ الَّتِي كُنَّا
فِيهَا
“Bertanyalah kepada desa yang pernah kami
diami….” (QS. Yūsuf: 82)
Pada contoh pertama tidak disebutkan lafazh (أهل), yang asalnya:
وَاسْأَل أهل القرية
karena seseorang tidak mungkin bertanya kepada desa.
Tetapi seseorang akan bertanya kepada penduduk (orang-orang yang berada) di
desa tersebut.
B. Musawah
Musawah adalah mengungkapkan
kata-kata yang sesuai antara lafaz dan maknanya, tidak lebih dan tidak kurang.
Jika salah satu dari suatu lafaz dalam kalimat tersebut dikurangi atau dibuang
atau tidak disebutkan maka akan mengurangi maknanya.
Contoh:
مَنْ كَفَرَ فَعَلَيْهِ كُفْرُهُ
”Barang siapa yang kafir
(ingkar) maka dia sendirilah yang menanggung (akibat) kekafirannya itu.” (QS.
Ar-Rūm [30]: 44)
Contoh lain:
كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ
”Setiap
orang tergadai (terikat) dengan apa yang diperbuatnya”. (QS. Ath-Thūr [52]: 21)
C. Ithnab
Ithnab adalah mengungkapkan kata-kata dengan
lafaz yang panjang dan banyak tetapi mengandung makna yang sedikit. Ithnab
adalah antonim dari ijaz. Contoh seperti firman Allah dalam Al-Qur’an surat
Maryam ayat 4:
قَالَ
رَبِّ إنِّيْ وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّيْ وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا
Ia
berkata “Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah
ditumbuhi uban, (QS. Maryam 4).
Maksudnya ayat diatas adalah: “Saya sudah tua”.
Contoh lain:
رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَلِوَالِدَيَّ
وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتِيَ مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنتِ
“Ya Allah, ampunilah saya dan kedua orang
tua saya serta orang-orang yang memasuki rumahku dalam keadaan beriman baik
orang yang beriman dari laki-laki atau perempuan” (QS. Nūh : 28).
Pada contoh ini disebutkan lafaz (المؤمنين)
dan (المؤمنات) setelah disebutkannya lafaz (مؤمنا) yang merupakan bagiaan dari kata
setelahnya.
Sekian dan demikian penjelasan tentang al-ijaz,
al-musawah dan al-ithnab. Semoga bermanfaat.
Belum ada tanggapan untuk "Ijaz, Musawah dan Ithnab dalam Balaghah | Ilmu Maani"
Post a Comment