Home · Tajwid · Sharaf · Nahwu · Balaghah · Do'a · Daftar Isi

Isim Tawabi (Isim yang Mengikuti Isim Sebelumnya)

Keadaan suatu kata tidak hanya ditentukan oleh amil sebelumnya, namun juga karena dalam keadaan tawabi’. Semua isim yang dalam kedudukan tawabi’ i’rabnya mengikuti kata sebelumnya. Pemarapannya berikut ini.
4 Isim Tabi'
Tawabi’ adalah bentuk jama’ dari kata tabi’ yang artinya pengikut. Dalam ilmu nahwu, tawabi’ adalah kata yang mengikuti isim sebelumnya dalam hal i’rab (rafa’, nashab, jar), nau’ (mudzakkar dan muannats), definitif (nakirah dan ma’rifah), dan jumlah (mufrad, mutsana, dan jama’). Isim yang mengikuti disebut tabi’ dan isim yang diikuti disebut matbu’.
Tawabi’ ada 4 macam yaitu: na’at, athaf, taukid, dan badal.
1. Na’at (النعت)
Na’at adalah isim tabi’ yang menunjukkan sifat isim sebelumnya atau disebut man’ut. Na’at mengikuti man’utnya pada i’rab, bilangan, jenis, dan definitnya. Contoh:
هَذَا بَيْتٌ كَبِيْرٌ
اِشْتَرَيْتُ كِتَابَيْنِ جَدِيْدَيْنِ
اَنَا مِنَ الطُّلَابِ الْمُسْلِمِيْنَ
Artinya:
Ini rumah yang besar
Saya membeli dua buku baru
Saya termasuk mahasiswa muslim
2. Athaf (العطف)
Athaf adalah isim tabi’ yang disambungkan dengan matbu’nya oleh salah satu huruf athaf. Huruf athaf ada 9, yaitu:
و – ف – ثُمَّ – أَوْ – أَمْ – لَا – لَكِنْ – بَلْ – حَتَى
Contoh:
اِشْتَرَيْتُ كِتَابًا وَقَلَمًا
جَاءَ اَحْمَدُ فَحَسَنٌ
مَاتَ الرَّشِيْدُ ثُمَّ الْمَأْمُوْنُ
Artinya:
Saya membeli buku dan pulpen
Telah datang Ahmad kemudian Hasan
Telah meninggal Ar-Rasyid kemudian Al-Ma’mun
3. Taukid (التوكيد)
Taukid adalah isim tabi’ yang tujuannya menguatkan matbu’nya sehingga audien tidak bingung dengan pernyataan yang disampaikan. Taukid ada dua macam, yaitu lafdzi dan maknawi. Taukid lafdzi adalah mengulang kata muakkadnya. Contoh:
جَاءَ اَحْمَدُ اَحْمَدُ
اِشْتَرَيْتُ كِتَابًا كِتَابًا
Artinya:
Ahmad telah datang
Saya membeli buku
Sedangkan taukid maknawi adalah menguatkan dengan menggunakan kata berikut:
نَفْسٌ – عَيْنٌ – كُلٌّ – جَمِيْعٌ – عَامَةٌ – كِلَا – كِلْتَا
Contoh:
جَاءَ اَحْمَدُ عَيْنُهُ
فَسَجَدَ الْمَلَائِكَةُ كُلُّهُمْ
Artinya:
Ahmad (dirinya) telah datang
Para Malaikat (semuanya) bersujud
4. Badal (البدل)
Badal adalah isim tabi’ yang bertujuan untuk menjelaskan atau mengkonfirmasi matbu’nya baik secara utuh atau bagian daripadanya. Kalimat yang mengikuti disebut badal dan kalimat yang diikutinya disebut mubdal minhu. Badal terbagi menjadi 3 macam, yaitu badal muthabiq, badal ba’dhu min kull, dan badal isytimal.
a. Badal muthabiq
Badal muthabiq adalah yang setingkat antara badal dan mubdal minhunya. Contoh:
جَاءَ الْمُحَاضِرُ اَحْمَدُ
Artinya:
Telah datang Pak Dosen, Ahmad.
b. Badal ba’dhu min kull
Badal ba’dhu min kull adalah badal merupakan bagian dari mubdal minhu. Contoh:
قَرَأْتُ الْقُرْأَنَ جُزْؤَهُ الْأَوَّلَ
Artinya:
Saya membaca Al-Qur’an juz pertamanya.
c. Badal isytimal
Badal isytimal adalah badal merupakan sesuatu yang terdapat pada mubdal minhu. Contoh:
يُعْجِبُنِيْ اَحْمَدُ عِلْمُهُ
Artinya:
Ahmad telah membanggakannku ilmunya.
Coba perhatikan semua kata yang bercetak merah! Semua kata yang berwarna merah disebut tawabi’ dan mengikuti isim sebelumnya baik dalam i’rab (rafa’, nashab, jar), nau’ (mudzakkar dan muannats), definitif (nakirah dan ma’rifah), maupun jumlahnya. (mufrad, mutsana, dan jama’).
Itu sekilas pembahasan tentang isim tawabi’. Pemaparan lebih panjangnya akan dipublish pada artikel berikutnya. Hatur nuhun.
Penjelasan lebih panjang: Na'at >> Athaf >> Taukid >> Badal

Artikel keren lainnya:

5 Tanggapan untuk "Isim Tawabi (Isim yang Mengikuti Isim Sebelumnya)"