Home · Tajwid · Sharaf · Nahwu · Balaghah · Do'a · Daftar Isi

Pengertian Kalam Insyai dan Pembagiannya | Ilmu Maani

Kalam terbagi dua macam yaitu kalam khabari dan kalam insyai’. Pada artikel sebelumnya telah dipaparkan tentang kalam khabari. Adapun pada artikel kali ini akan dibahas kalam insyai mulai dari pengertian dan juga macam-macamnya. Penulis banyak mengambil materi pada artikel ini dari buku Al-Balaghah Al-Wadhihah dan Al-Balaghah Lil Jami’. 

Pengertian Kalam Insyai
Yaitu kalimat (sesuatu) yang tidak mengandung (yang tidak bisa disifati) dengan benar atau tidak benar karena ia hanya berkaitan dengan terjadinya suatu perbuatan atau tidak terjadinya.
Macam-macam Kalam Insyai
Kalam Insyai dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
1. Kalam Insyai Thalabi
ما يَسْتَدْعي مَطْلوباً غَيرَ حاصل وقتَ الطلب، ويكونُ بالأمر، والنهْي، والاستفهام، والتمني، والنِّداءَ
Yaitu sesuatu yang mengandung permintaan yang hasilnya tidak terwujudkan secara langsung pada waktu permintaan. Kalam insyai thalabi berbentuk perintah, larangan, pertanyaan, pengharapan, dan panggilan.
Di bawah ini akan dibahas secara rinci sebagai berikut:
a. Al-Amr (الأمر)
Al-Amru adalah menuntut suatu perbuatan dari orang yang lebih tinggi kedudukannya  kepada orang yang lebih rendah. Adapun perintah bisa bernbentuk:
- Shighat fi’il amar
Contoh:
عِشْ عَزِيْزًا أَوْ مُتْ وَأَنْتَ كَرِيْمٌ  # بَيْنَ طَعْنِ الْقِنَا وَخَفْقِ البُنُوْدِ
Artinya: Hiduplah mulia atau matilah  terhormat  #  Antara tusukan tombak dan  kibaran bendera perang.
Fi’il amar pada bait syair di atas adalah kata (عِشْ) dan (مُتْ).
- Fi’il mudhari’ diawali lam amar.
Contoh:
فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
Artinya: Maka katakanlah yang baik atau diam.
Fi‘il mudhari yang disertai dengan lam amar adalah kata (فَلْيَقُلْ) dan (لِيَصْمُتْ).
- Isim fi’il amar.
Adalah isim yang mempunyai makna perintah. Contoh kata (آمين) yang artinya kabulkanlah do’a kami.
- Mashdar yang menggantikan fi’il amar.
Contoh:
سَعْيًا فِيْ سَبِيْلِ الْخَيْرِ
Artinya: Berusahalah menuju jalan kebaikan!
b. An-Nahyu (النهي)
An-Nahyu adalah menuntut untuk tidak melakukan suatu perbuatan dari orang yang lebih tinggi kepada orang yang lebih rendah kedudukannya. An-nahyu hanya memiliki satu bentuk yaitu shighat fi’il mudhari’ yang didahului la nahyi. Contoh:
لَا تَأْكُلْ قَائِمًا
Artinya: Jangan makan sambil berdiri.
c. Al-Istifham (الاستفهام)
Istifham artinya pertanyaan atau meminta berita atau pernyataan. Ada beberapa kata yang dipakai untuk bertanya, diantaranya:
مَا، مَنْ، هَلْ، أ، مَتَى، كَمْ، أَيَّانَ، كَيْفَ، أَيْنَ، أَنَّى، أَيْ
Ada 2 hal yang ingin dicapai oleh pertanyaan, yaitu at-tashdiq dan at-tasawwur.
- At-tashdiq, yaitu untuk membenarkan suatu pernyataan dan jawabannya antara “ya” atau “tidak”.
- At-Tasawwur, yaitu mengetahui atau menentukan sesuatu dari 2 hal atau lebih.
Berikut beberapa kata yang digunakan sebagai istifham:
- Hamzah
Hamzah bisa dipakai untuk at–tasawwur atau at-tashdiq. Ketika hamzah digunakan untuk at-tasawwur diikuti oleh (أم) yang terletak antara dua kata pembanding.
Contoh:
أَمَحْمُوْدُ مُسَافِرٌ أَمْ أَحْمَدُ؟
Artinya: Apakah Mahmud yang bepergian atau Ahmad?
أَزِيَادٌ قَادِمٌ؟
Artinya: Apakah Ziad datang?
- Hurup (هَلْ)
Artinya apakah dan khusus dipergunakan untuk At- Tashdiq saja. Contoh:
هَلْ يَعْقِلُ الْحَيَوَانُ؟
Artinya: Apakah hewan itu berakal?
- (مَنْ)
Artinya siapa dan digunakan untuk menanyakan yang berakal. Contoh:
مَنْ يَصُوْمُ الْأنَ؟
Artinya: Siapa yang puasa sekarang?
- (مَا)
Artinya apa dan digunakan untuk menanyakan sesuatu yang tidak berakal. Contoh:
مَا الِقِيَامَةُ؟
Artinya: Apa itu kiyamah?
- (مَتَى)
Artinya kapan dan digunakan untuk menanyakan waktu. Contoh:
مَتَى تَذْهَبُ إِلَى الْمَدْرَسَةِ؟
Artinya: Kapan kamu pergi ke sekolah?
- (أَيَّانَ)
Artinya kapan dan digunakan untuk menanyakan waktu yang akan datang. Contoh:
أَيَّانَ يُبْعَثُ النَّاسُ مِنْ قُبُوْرِهِمْ؟
Artinya: Kapan manusia dibangkitkan dari kuburnya?
- (كَيْفَ)
Artinya bagaimana dan digunakan untuk menanyakan keadaan, proses, atau cara. Contoh:
كَيْفَ جِئْتَ إِلَى الْمَدْرَسَةِ؟
Artinya: Bagaimana kamu datang ke sekolah?
- (أَيْنَ)
Artinya dimana dan digunakan untuk menanyakan tempat. Contoh:
أَيْنَ بَيْتُكَ؟
Artinya: Di mana rumahmu?
- (كَمْ)
Artinya berapa dan digunakan untuk menanyakan bilangan. Contoh:
كَمْ عَدَدُ الطُلَّابِ فِيْ هَذَا الْفَصْلِ ؟
Artinya: Berapa jumlah mahasiswa di kelas ini?
- (أَيُّ)
Artinya mana saja atau yang mana dan digunakan untuk menanyakan pilihan. Contoh:
أَيُّ الرَّجُلَيْنِ أَكْبَرُ سِنًّا؟
Artinya: Orang mana yang lebih tua umurnya?
- (أَنَّى)
Bisa diartikan bagaimana, kapan, atau dimana. Contoh:
أَنَّى لَكَ هَذَا الْمَالَ؟
Artinya: Dari mana engkau memperoleh harta benda ini?
أَنَّى يُحْيِ هَذِهَ اللهُ بَعْدَ مَوْتِهَا؟
Artinya: ”...Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri Ini setelah hancur?....”  (QS. Al-Baqarah [2]: 259)
زُرْنِيْ أَنَّى شِئْتَ؟
Artinya: Kunjungilah saya kapan saja engkau mau
d. At-Tamanni (التمني)
At-tamanni adalah mengharap sesuatu yang sulit atau mustahil terjadi. Lafaz yang dipergunakan untuk at-tamanni yaitu (لَيْتَ). Contoh dalam syair:
أَلاَ لَيْتَ الشَّبَابَ يَعُوْدُ يَوْمًا  #  فَأُخْبِرَهُ بِمَا فَعَلَ الْمَشِيْبُ
Artinya: Semoga masa muda itu bisa kembali lagi # Supaya saya bisa memberitahu apa yang dilakukan seseorang di masa tua.
Selain menggunakan (ليت), bisa juga menggunakan (هَلْ), (لَوْ), dan (لَعَلَّ). Contoh:
فَهَلْ لَّنَا مِنْ شُفَعَاءِ فَيَشْفَعُوْا لَنَا
Artinya: “… Maka adakah bagi kami pemberi syafaat yang akan memberi syafaat bagi kami….” (QS. Al-A‘rāf [7]: 53)
فَلَوْ أَنَّ لَنَا كَرَّةً فَنَكُوْنَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ
Artinya: “Maka sekiranya kita dapat kembali sekali lagi (ke dunia) niscaya kami menjadi orang-orang yang beriman.” (QS. Asy-Syu‘arā’ [26]: 102)
أَسِرْبَ القَطَا هَلْ مَنْ يُعِيْرُ جَنَاحَهُ  #  لَعَلِّيْ إِلَى مَنْ قَدْ هَوِيْتُ أَطِيْرُ
Artinya: Wahai kawanan burung qatha (mirip merpati), siapakah yang mau meminjamkan sayapnya # Agar aku bisa terbang kepada kekasihku.
e. An-Nida (النِّداءَ)
An-Nida adalah meminta seseorang untuk menghadap dengan menggunakan huruf yang mengganti fi‘il (أَدْعُوْ) atau (أُنَادِيْ). Adat an-nida ada 8, yaitu:
الْهَمْزَةُ، "أي"، "يَا"، "آ"، "آي" "أَيا"، "هيَا"، "وا"
Adat an-nida hamzah dan (أي) untuk memanggil yang dekat dan yang lainnya untuk memanggil jauh. Contoh:
يَا مُحَمَّدُ
Artinya: Wahai Muhammad.
أَسُكَّانُ نُعْمَانَ الْأَرَاكَ تَيَقَّنُوْا  #  بِأَنَّكُمْ فِيْ رُبْعِ قَلْبِيْ سُكَّانُ
Artinya: Wahai penduduk Nu’man Al-Arak, yakinlah # Bahwa sesungguhnya kalian berada dalam hatiku.
Terkadang adat an-nida qorib digunakan yang jauh karena merasa dekat. Adapula adat an-nida baid digunakan untuk yang dekat karena untuk menghormati.
2. Kalam Insyai Ghair Thalabi
Kalam insyai ghair thalabi adalah kalam yang tidak mengandung permohonan yang hasilnya tidak terwujudkan secara langsung pada waktu permohonan. Yang termasuk kalam insyai ghair thalabi diantaranya:
a. At-Taajjub(التعجب)
At-ta’ajjub adalah ungkapan yang menunjukkan rasa heran/kagum. Contoh:
مَا أَجْمَلَ السَّمَاءَ
Artinya: Alangkah indahnya langit itu
b. Al-Qasam(القسم)
Al-qasam adalah ungkapan sumpah dengan menggunakan 3 huruf sumpah, yaitu (الواو), (الباء), dan (التاء). Contoh:
 والله ، بالله ، تالله
Artinya: Demi Allah.
c. At-Tarajji(الترجى)
At-Tarajji adalah mengharap sesuatu yang mungkin terjadi. Contoh:
وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوْا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ
Artinya: ”Boleh jadi kalian membenci sesuatu padahal itu baik bagi kalian.” (QS. Al-Baqarah [2]: 216)
لَعَلَّ السَّاعَةَ قَرِيْبٌ
Artinya: Semoga hari Kiamat itu dekat/cepat tiba.
d. Fi‘il al-Madh dan adz-Dzamm
Adalah  fi‘il yang dipergunakan untuk memuji dan mencela. Contoh:
نِعْمَ الْعَبْدُ أَوَّابٌ
Artinya: Sebaik-baik hamba adalah yang banyak bertobat.
بِئْسَ الْخُلُقُ الْكَذِبُ
Artinya: Sejelek-jelek prilaku adalah berdusta.
========
Rujukan:
Al-Balaghah Wadhihah
Al-Balaghah Lil Jami’

Artikel keren lainnya:

2 Tanggapan untuk "Pengertian Kalam Insyai dan Pembagiannya | Ilmu Maani"

  1. Assalamualaikum....
    Pak ustad, bisa kah posting zikir dan doa sesudah sholat fardhu? Kalo bisa dalam bentuk pdf biar mudah dibaca di handphone...
    Syukron

    ReplyDelete