Home · Tajwid · Sharaf · Nahwu · Balaghah · Do'a · Daftar Isi

Pengertian Qashr, Rukun, Dan Macamnya

Dalam kajian ilmu ma’ani ada yang dinamakan “al-qashr”. Apa yang dimaksud “al-qashr dalam ilmu balaghah? Untuk menemukan jawabannya silahkan baca artikel di bawah ini. In syaallah, dalam artikel ini akan djelaskan secara singkat tentang qashr mulai dari pengertia, rukun, dan macamnya.
#Pengertian Qashr dan Rukunnya
Qashr secara bahasa berarti menahan atau melarang sebagaimana firman Allah:
حُورٌ مَقْصُورَاتٌ فِي الْخِيَامِ
Artinya: “Hurul ’Ain (bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih  tertahan di kemah-kemah”. (QS. ar-Rahman : 72)
Adapun dalam ilmu balaghah, qashr adalah:
القَصْرُ تخْصِيْصُ أَمْرٍ بِآخَرِ بِطَرِيْقٍ مخصوصٍ
Artinya: Mengkhususkan sesuatu dari yang lainnya dengan menggunakan adat cara tertentu. Contoh:
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
Artinya: “Tiadalah kehidupan di dunia ini kecuali perhiasan yang menipu daya". (QS. Ali Imran : 185).
Rukun qashr ada 4 macam:
1. Maqshur (berbentuk sifat atau maushuf).
2. Maqshur alaih (berbentuk sifat atau maushuf).
3. Maqshur anhu yaitu sesuatu yang berada di luar yang dikecualikan.
4. Adat Qashr.
Maqshur dan maqshur alaih termasuk tharaf atau rukun utama. Dari contoh di atas yang menjadi maqshur adalah (الْحَيَاةُ الدُّنْيَا), maqshur alaihnya (مَتَاعُ الْغُرُورِ), adat qashrnya (مَا) dan (إِلَّا) serta yang menjadi maqshur anhunya adalah segala hal selain perhiasan yang menipu.
Tujuan qashr adalah untuk mengunggulkan atau menafikan (meniadakan) kemungkinan yang lain.
#Bentuk Ushlub Qashr
Cara untuk membuat qashr ada 3 cara:
1.     Adat Qashr
a.      Nafi dan Istitsna
Maqshur alaihnya berada setelah istitsna. Contoh:
مَا زَيْدٌ اِلَّا عَالِـمٌ
Artinya: Tiada zaid kecuali pintar
وَمَا يَخْدَعُونَ إِلَّا أَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ
Artinya: “dan tidaklah mereka menipu kecuali kepada dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.” (QS. Al-Baqarah: 9).
b.     Kata (إِنَّمَا)
Maqshur alaihnya wajib diakhirkan. Contoh:
إِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةَ وَالدَّمَ وَلَحْمَ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ بِهِ لِغَيْرِ اللَّهِ
Artinya: “Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah” (QS. Al-Baqarah: 173).
c.      Athaf (لَا), atau (بَلْ), atau (لَكِنْ).
Untuk membuat qashr dengan huruf (لَا) harus dalam bentuk itsbat dan apabila dengan huruf (بَلْ) dan (لَكِنْ) harus didahului nafi atau nahyi.
اَلْأَرْضُ متحرِّكةٌ لا ثَابِتَةٌ
Artinya: bumi itu bergerak tidaklah diam
مَا الْأَرْضُ ثَابِتَةً بلْ مُتَحَرَّكَةٌ
Artinya: tidaklah bumi itu diam melainkan bergerak
مَا الْفَخْرُ بِالنَّسَبِ لَكِنْ بِالْعِلْمِ
Artinya: Tiadalah kebanggaan itu dengan nasab (keturunan) tetapi dengan ilmu pengetahuan.
2.     Mendahulukan yang seharusnya diakhirkan
yang dimaksud mendahulukan yang seharusnya diakhirkan adalah mendahulukan suatu kata yang biasanya diakhirkan dalam kaidah ilmu nahwu seperti khabar dan maf’ul. Dalam kasus seperti ini yang jadi maqshur alaihnya adalah yang didahulukan. Contoh:
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
Artinya: “Hanya kepada Engkaulah kami beribadah, dan Hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.” (QS. Al-Fatihah: 5)
وَلِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Artinya: “Dan kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi, dan Allah maha perkasa atas segala sesuatu.”
3.     Dhamir pemisah
Yaitu menyisipkan dhamir antara mubtada’ dan khabar yang ma’rifat. Contoh:
أَمِ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ فَاللَّهُ هُوَ الْوَلِيُّ
Artinya: “Atau patutkah mereka mengambil pelindung-pelindung selain Allah? Maka, Dialah pelindung yang (sebenarnya).” (Asy-Syura : 9).
#Macam-macam Qashr
Qashr dilihat dari segi rukun utamanya dibagi menjadi dua, yaitu:
1.     Qashr shifah ‘ala maushuf
Yaitu sifat ditakhshish dengan maushuf. Contoh:
لَا عَالِـمَ اِلَّا زَيْدٌ
Artinya: Tiada yang pintar kecuali Zaid.
لاَ رَازِقَ إِلاَّ اللهُ
Artinya: Tiada yang memberi rezeki kecuali Allah.
2.     Qashr maushuf ‘ala shifah
Yaitu maushuf ditakhshish dengan sifat. Contoh:
وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ
Artinya: “Tiada Muhammad itu kecuali Rasul yang telah lewat sebelumnya rasul-rasul terdahulu....” (QS. Ali Imran : 144)
Qashr ditinjau dari segi kesesuaiannya dengan kebenaran dan kenyataan dibagi menjadi dua, yaitu:
1.     Qashr Haqiqi
Yaitu maqshur alaih ditakhshis penyebutannya sesuai dengan kebenaran dan kenyataan. Contoh:
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ
Artinya: Tiada tuhan selain Allah.
Ini adalah suatu kebenaran dan kenyataan bahwa Allah sajalah yang berhak untuk disembah. Selain-Nya tidak boleh disembah.
2.     Qashr Idhafi
Yaitu maqshur alaih ditakhshis penyebutannya sesuai dengan penyandaran kepada sesuatu yang tertentu tetapi tidak menutup kemungkinan bagi yang lain untuk ikut dalam penyandaran tersebut.
Contoh:
لَا عَالِـمَ اِلَّا زَيْدٌ
Artinya: Tiada yang pintar kecuali Zaid.
Contoh di atas menyatakan bahwa “yang pintar” ditakhshish oleh “Zaid” artinya yang paling pintar adalah Zaid tetapi bukan bermaksud bahwa tidak ada yang pintar selain Zaid karena dimungkinkan ada yang lebih pintar selain Zaid.
Berdasarkan keadaan mukhathab, qashr idhafi menjadi 3, yaitu:
a.      Qashr Ifrad
Apabila mukhathab meyakini kenyataan lebih satu. Contoh:
اِنَّمَا اللهُ اِلَهٌ وَاحِدٌ
Artinya: Sesungguhnya Allah adalah Tuhan yang Maha Esa
Ditujukan kepada mukhathab bahwa ada Tuhan selain Allah.
b.     Qashr Qalb
Apabila mukhathab meyakini keadaan yang sebaliknya dengan kenyataan atau agar mukhathab tidak meyakini hal yang berlawanan dengan kenyataan. Contoh:
أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُونَ وَلَكِنْ لَا يَشْعُرُونَ
Artinya: “Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar.” (QS. Al-Baqarah : 14)
Pada ayat sebelumnya, orang-orang munafik mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang mengadakan kebaikan di bumi. Ayat ini untuk menegaskan bahwa orang-orang munafiklah yang berbuat kerusakan.
c.      Qashr Ta’yin
Apabila mukhathab ragu-ragu. Contoh:
اَلْأَرْضُ متحرِّكةٌ لا ثَابِتَةٌ
Artinya: bumi itu bergerak tidaklah diam
Ditujukan kepada mukhathab yang ragu dengan keadaan bumi apakah terdiam atau bergerak.


Apabila menemukan kesalahan dalam artikel ini, silahkan kirim masukan di kolom komentar. Terima kasih.

Artikel keren lainnya:

Belum ada tanggapan untuk "Pengertian Qashr, Rukun, Dan Macamnya"

Post a Comment